Di ruang tunggu rumah sakit, tepatnya di depan ruangan Karina, beberapa orang hanya saling lempar pandang dan terdiam. Mereka sedang menunggu kedatangan Dokter yang memeriksa keadaan Karina.
Beberapa menit kemudian, Dokter keluar dari ruangannya dan membuat tatapan orang-orang di sana teralihkan. Dengan cepat, Galang berdiri dan menghampiri Dokter tersebut.
"Dokter, gimana keadaan adik saya Dok?" Tanya Galang.
Dokter sejenak terdiam kemudian menatap Galang.
"Saya tidak bisa banyak memberikan keterangan, tapi ini belum pernah saya temui pada pasien yang koma sebelumnya. Pasien bisa dikatakan telah pulih, tapi masih memerlukan perawatan sekitar satu minggu untuk pemulihan total." Jelas Dokter.
"B-baik Dok, m-makasih" ucap Galang yang diangguki oleh Dokter.
"Silahkan, saya permisi dulu." Balas Dokter yang mengerti akan situasi keluarga Karina saat ini.
Setelah Dokter pergi, mereka pun langsung masuk ke ruangan Karina. Lilly langsung memeluk gadis itu dan menangis karena Karina menyambut mereka dengan senyuman di wajahnya.
"Karin, syukurlah Nak." Ucap Lilly yang masih memeluk anak gadisnya itu.
"Karin" panggil Galang yang mengalihkan tatapan gadis itu.
"Kakak ... " lirih Karina yang membuat air mata gadis itu tidak bisa lagi ditahan olehnya.
Lilly melepaskan pelukannya dan digantikan oleh Galang yang langsung memeluk erat gadis itu seolah tidak ingin melepaskannya. Dirinya pun menangkup wajah Karina dan mencium kedua pipi gadis itu, terakhir dirinya mengecup lama kening Karina.
"Maafin kakak ya, Rin." Ucapnya yang menatap kedua mata Karina.
"Jangan minta maaf," Balas Karina yang mengusap air mata Galang. "Nggak ada yang perlu disesalkan, semuanya udah terjadi dan nggak perlu nyimpan dendam lagi." Ucapnya.
Sedih dan bahagia dirasakan bersama oleh keluarga itu, bukan hanya mereka, hal itu juga dirasakan oleh Aluna, Angkasa dan Nolan.
Pandangan Karina tertuju tepat pada Angkasa. Gadis itu menunjuk ke arahnya yang membuat tatapan Galang ikut tertuju kepada Angkasa.
Karina menatap sejenak Galang yang membuatnya mengangguk paham dengan tatapan Karina.
"Asa ... " ucap Karina yang mengulurkan tangannya kepada lelaki itu.
Tanpa ragu lagi, Angkasa langsung menghampiri gadis itu dan memeluknya. Karina memeluk Angkasa dengan erat untuk melepaskan rasa rindunya pada Angkasa setelah sekian lama gadis itu hanya bisa melihat Angkasa tanpa bisa menyentuhnya.
"Makasih ya," ucap Karina yang masih memeluk Angkasa. "Makasih karena selalu ada buat Karin dalam keadaan apapun, dan selalu jagain Kakak meskipun secara diam-diam." Lanjutnya.
Angkasa perlahan melepaskan pelukannya dan menatap dalam-dalam gadis itu. "Karin, nggak ada alasan buat Aku ninggalin kamu, terserah anggapan mereka mau kaya gimana, karena Aku sayang sama kamu." Ucapnya yang mengecup singkat kening Karina.
Lilly mendekati Angkasa dan mengusap punggung lelaki itu. Galang dan Aryan pun ikut menghampiri keduanya, mereka sama-sama memeluk Karina untuk menyambut kembali gadis itu.
Sementara dengan Aluna dan Nolan, keduanya hanya bisa saling tatap dan memandang punggung mereka yang sedang mengerumuni Karina. Aluna pun berbalik mengambil langkah keluar dari ruangan itu karena urusannya untuk membantu Karina sadar kembali sudah selesai.
Setelah berada di luar, Aluna menghela nafasnya perlahan. "Udah?" Tanyanya yang membuat Nolan mengerutkan dahinya bingung.
"Udah? Apa?" Tanya Nolan kembali kepada Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]
Teen FictionGevania Rovaline, seorang gadis yang dijuluki Ice Princess karena raut wajahnya yang tidak pernah berekspresi dalam keadaan apapun, gadis itu terkenal menakutkan oleh seantero sekolah karena sifatnya tersebut. Tidak ada yang berani mendekat karena t...