"lupain aja, sekarang ke kelas" Reygan berdiri dan menatap Alana.
"Umm, iya kak" Alana ikut berdiri dan mengikuti Reygan yang telah melangkahkan kakinya terlebih dahulu.
Alana menatap punggung Reygan dari jarak dekat, dia merasa sangat nyaman bersama Reygan, padahal bisa dikatakan Reygan itu orang baru.
Saat asik menatap punggung Reygan, tiba-tiba saja Reygan berhenti, alhasil kening Alana menghantam punggungnya.
"Shhh, keras banget punggungnya ya Allah" Alana memegang keningnya.
"Kamu ga mau minta ma-" ucapan Alana terhenti ketika mendengar sebuah suara yang ia kenali.
"Reygan!"
Alana tidak melihat siapa yang berteriak itu, badan Reygan menutupi pandangannya.
Tapi yang pasti, Alana mendengar suara derap langkah kaki yang cepat menuju ke arah mereka."Kamu dari mana? Maaf aku agak telat tadi, nih! Aku bawa bekal sesuai permintaan kamu"
'suara itu...' Alana sangat familiar dengan suara wanita itu, halus tapi tegas.
Alana menggelengkan kepalanya.
"Ga mungkin, kan dia di Jerman" Alana bergumam."Makasih Runa, kamu yang buat ini hmm? Gadis pintar" Reygan mengelus kepala wanita itu.
"Runa?" Alana mengucapkan nama itu agak keras lantaran terkejut.
Runa yang merasa dipanggil memiringkan kepalanya ke samping, Reygan pun menggeser posisinya.
Deg!
Air mata Alana langsung luruh seketika, tangannya gemetar dan seluruh tubuhnya menjadi panas dingin.
Alana menggelengkan kepalanya.
"Jangan mendekat!" Alana menutup mulutnya menahan isak tangis yang sebentar lagi pecah, kemudian memundurkan tubuhnya secara perlahan kemudian menjauhi mereka berdua.Reygan yang terkejut melihat perubahan ekspresi Alana langsung saja mengambil ancang-ancang untuk mengejar Alana.
"Alana!"
Belum sempat Reygan melangkahkan kakinya, tangannya dicekal oleh Runa.
"R-rey, ke kelas yuk, a-aku belum sarapan nanti mag ku kambuh" Runa memegang tangan Reygan gemetar.
Reygan yang melihat wajah pucat Runa dan merasakan tangan Runa bergetar, langsung menyimpulkan bahwa mag Runa kambuh, tanpa ia ketahui bukan itu alasan Runa pucat dan gemetar, melainkan rasa bersalah, benci dan takut ketika melihat Alana, korban bullying pada saat SD, dan pelaku bullying itu adalah dirinya.
"Astagfirullah Runa, tangan kamu gemetar gini, berapa kali aku bilang sarapan! Ayo ke kelas" Reygan menarik tangan Runa.
'maaf na...'
.
.
.
.
.Alana berlari menuju belakang gedung kedua, dan bersimpuh di bawah pohon yang jaraknya agak jauh dari gedung.
"Enggak, gak mungkin! Dia di Jerman! Itu bukan dia! Enggak, ENGGAK!" Alana berteriak kemudian menangis.
Alana menangis selama setengah jam, karena tempat Alana jauh dari gedung, jadi tidak ada yang mendengar teriakannya.
Alana terus menangis dan mengucapkan kata yang sama.
"Itu bukan dia, dia di Jerman, itu bukan dia, dia di Jerman..." Begitu seterusnya sampai suara derap langkah kaki seseorang membuat ia berhenti."Alana? Kamu ngapain disini sayang? Kenapa nangis? Ya Allah, sini-sini bang Teo peluk"
Alana yang memang butuh pelukan langsung saja menubruk dada Teo dan memeluknya erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY WAY
RandomAlana Alexander Logan, gadis cantik berusia 16 tahun, anak bungsu William Alexander Logan dan Eliana Alexander Logan. Alana memang gadis penurut, apapun yang di minta sang bunda akan selalu di turuti. Bunda Alana memang selalu protektif terhadap Ala...