kembali sekolah

27 16 0
                                        

Sudah 5 hari Alana berada di rumah sakit dan 2 hari berada di rumah akhirnya Alana diperbolehkan kembali bersekolah.

"Nanti kalau sakit kepalanya kambuh, langsung telpon ayah ya sayang" kata William sambil mengelus kepala Alana.

Alana hanya mengangguk.
"Aku sekolah dulu yah, assalamualaikum" Alana menyalami tangan ayahnya dan keluar dari mobil.

"Waalaikumussalam" William menjawab Salam dan melambaikan tangannya pada Alana sebelum menutup kaca mobil dan melajukan mobilnya ke arah jalanan.

Alana berbalik badan dan berjalan memasuki sekolah.

"ANJ*NG LU"

Alana memutar bola matanya malas, baru saja dia berjalan sejauh lima langkah memasuki sekolah sudah disambut olah ucapan manis Gesya.

Gesya yang sedang bertengkar dengan Rasya mengalihkan pandangannya ke arah depan.

"WOY BOCIL!" Dia langsung saja melepas tangannya dari kepala Rasya.

"Ni anak tantrum kalau ngejambak ngak main-main anjir, botak pala gua" Rasya memegang kepalanya dan menatap sendu rambutnya yang copot karena jambakan Gesya.

Alara tertawa melihat wajah Rasya "lu sih, udah tau tu anak tantrum malah cari gara gara, udahlah ayo samperin Alana" Alara menarik pergelangan tangan Rasya, Gesya sendiri sudah lebih dulu menghampiri Alana dan merangkul pundak gadis itu.

"Na, kalau gua liat-liat kok lu makin pendek yah, kek botol Yakult" Gesya yang sedang merangkul Alana menatap Alana dengan tatapan polos-polos bab* nya itu.

Plakk

"LU NGAPA ANJ*NG?" Gesya menatap kesal Rasya yang memukul kepalanya.

Alara dan Rasya tertawa "lu yang ngapa, bocil baru siap sembuh malah lu body shaming, mana muka lu sok polos lagi"Alara menyambung polos-polos bab*" kemudian mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

"Tau ah, ngambek gua. Ayo na! Ga usah sama dua manusia durjana ini" Gesya menarik Alana menjauhi Rasya dan Alara dan berjalan menuju ke arah gedung satu, tentunya ke kantin.

Alana hanya tersenyum melihat tingkah laku Gesya 'muka doang sangar, kelakuan kayak anak-anak' ujar Alana dalam hati.

"NGAMBEK KOK KE KANTIN, WOEEE" Alara dan Rasya menyoraki Gesya.
Gesya berbalik dan "Fu*k you" mengacungkan jari tengahnya.

Para siswa yang sedang berada di taman sekolah tertawa melihat tingkah 4 sekawan itu.

Saat Gesya dan Alana memasuki kantin gedung satu, semua pandangan para siswa yang ada di sana langsung beralih menatap mereka.

Alana dengan baby face, maka Gesya dengan mafia facenya.
Jika ada kaum pelangi di sana, mungkin mereka mengira Alana dan Gesya memiliki hubungan spesial.

Gesya itu cantik, blasteran Indonesia-Rusia, wajahnya tegas dan berwibawa cuman perilakunya tidak sesuai dengan wajahnya.

"Apa lu liat-liat?" Gesya memicingkan matanya ke arah satu cowok yang tersenyum padanya.
Kan... Baru juga di bilang.
.
.
.
.
.
"Lu jangan berantem mulu bisa ngak sih?! Masih pagi udah buat masalah, lu sama Reygan kenapa hah? Lu ga kasian liat mommy lu nangis tiap kali lu pulang sekolah muka babak belur? Capek gua ngurusin lu land!"

Erland menundukkan kepalanya.
Dia sangat takut jika melihat Rasya marah, apalagi dia memang salah.

Tadi dia memang sempat adu jotos dengan Reygan di lapangan outdoor, namun ketika mendengar suara Rasya, Erland langsung berhenti.

Walaupun perkelahian itu sebentar, ternyata cukup efektif untuk menjadi alasan masuk ruang BK.

"Maaf ras..."

"Sekarang lu bilang maaf, paling besok pagi adu jotos lagi, iya kan?" Rasya bertanya sinis.

Erland menggelengkan kepalanya "enggak ra, janji deh".

"Janji buat ngulangi lagi, iya?"

"Engga..." Lirih Erland dengan mata berkaca-kaca.

"Gausah nangis lu disini! Tadi aja adu jotos lu sampai salto belakang, sekarang mewek lu kayak anak kecil ga dikasih permen"

Ucapan Rasya membuat guru BK hampir tertawa, tidak hanya guru BK, Reygan, Liam dan juga Dian yang berada disana juga sudah senyum-senyum kampret.

"Udah-udah, kalian kembali aja ke kelas kalian masing-masing, bapak maafkan kalian berdua hari ini, soalnya pagi ini guru ada rapat, jadi bapak ga bisa ngasih kalian hukuman" ucap pak Wendi selaku guru BK.

"Baik pak"

Jawab mereka bersamaan, kemudian keluar satu-persatu.
Alara, Gesya dan juga Alana yang memang sedari tadi berada di depan ruang BK menoleh ketika melihat mereka keluar.

Gesya tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Erland.

"Muka lu kek kodok nahan berak bjirr, bwahahaha..."

"Diem lu!" Erland memasang wajah masam dan berbalik melihat Rasya "Ras...." Berjalan kearah Rasya dan mengandeng tangan wanita itu.

"Pftt bocil mommy" ucap Dani.
Dani yang baru nyadar ketika ia mengatakan itu bukan di dalam hati melainkan secara langsung, langsung saja memukul bibirnya "astagfirullah, keceplosan".

"Dani sialan" desis Erland.

"Psstt sayang!" Liam yang berada di samping Reygan memanggil Alara yang berada di belakangnya dengan berbisik.

"Hmm" jawab Alara.

Liam berbalik dan berjalan menuju Alara, sesampainya di samping Alara , Liam merangkul pundak kekasihnya itu "tadi kata pak Wendi guru rapat, kencan dadakan yok" ajak Liam dengan wajah berseri.

"Iyaa, ayok" Alara mengelus rambut Liam.

"Ekhemm!! Keselek batu astagfirullah" Alana yang memang di samping Alara pura-pura keselek karena merasa dirinya menjadi nyamuk.

Gesya yang sedari tadi tidak berhenti tertawa makin terbahak mendengar Alana.

Reygan tersenyum melihat tingkah Alana.

'imut'

"Sono dah lu pada kalau mau pacaran, jangan disini, hargai kami yang jomblo, ya ngak na?" Ucap Dani sambil mendekat ke arah Alana.

Alana menganggukkan kepalanya dan membuat gerakan tangan mengusir ke arah Liam dan Alara.

Reygan yang risih melihat Dani dekat-dekat dengan Alana, langsung saja menarik tangan Alana pelan dan membawanya menjauhi para manusia disana.

"Ehh kak mau kemana?" Alana yang heran langsung saja memberhentikan langkahnya.

"Ikut gua, ada yang mau gua omongin" Reygan kembali menarik tangan Alana ke arah taman sekolah.
.
.
.
.
.
"Lu beneran lupa sama gua?"

"Aku gatau kak, aku ngerasa ngak asing sama kakak tapi aku lupa pernah ketemu dimana"

"Beneran? Gapapa, gua paham" Reygan menatap Alana.

"Emangnya kenapa kak? Nanya kaya gitu?" Alana menatap Reygan.

'lu nanya kenapa na? Jawabannya karena gua kangen banget sama lu, tapi gua tau lu pernah amnesia, gua sayang sama lu, gua cinta sama lu, gua pengen dekat lagi sama lu, tapi gua nga mungkin tiba-tiba ngaku-ngaku kalau gua itu teman kecil lu, bisa-bisa lu ilfeel liat gua'
Salahnya, kata itu hanya tertera di hati Reygan, tidak terucap di bibirnya.



MY WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang