Reygan memberhentikan motornya di depan gerbang sebuah rumah, rumah yang tidak jauh dari rumahnya dan rumah yang dulu sering ia kunjungi.
Seorang satpam membukakan gerbang untuk mereka.
Reygan menoleh ke samping menatap Dian dan Gesya bergantian, sejak kapan dua manusia ini dekat? Pikirnya.
"Dian, lu masuk duluan" ucap Reygan sambil menatap ke depan, lebih tepatnya menatap ke arah lantai dua rumah itu, gadisnya sedang bersama Alara.
Dian hanya menganggukkan kepalanya, dia sedikit malu saat Reygan menatapnya seperti tadi.
Setelah Dian dan Gesya masuk, barulah Reygan dan Liam menyusul, sedari tadi Liam tidak henti-hentinya berkaca menggunakan handphonenya, maklum mau ketemu ayang.
Setelah masuk, langsung saja satpam mengarahkan mereka ke arah garasi untuk memarkirkan motor, bahaya jika di luar, kawasan ini rawan pencurian.
Setelah memarkirkan motornya masing-masing, mereka keluar dari garasi dan berjalan ke arah pintu rumah.
Sesampainya di depan pintu rumah, Gesya langsung masuk tanpa mengetuk pintu ataupun memencet bel, gadis ramah.
"ASSALAMUALAIKUM" teriak Gesya ketika telah berhasil membuka pintu.
Eliana yang berada di ruang tamu tertawa melihat tingkah teman anaknya ini.
"Waalaikumussalam, masuk Gesya" jawab Eliana lembut sambil tersenyum, dia sudah terbiasa dengan sikap Gesya.
Gesya berjalan ke arah Eliana, diikuti oleh Dian, Liam dan juga Reygan yang paling terakhir masuk.
"Duduk aja, anggap rumah sendiri" ucap Eliana sambil tersenyum.
Eliana terkejut ketika melihat Reygan ternyata ikut datang bersama Gesya, sudah lama anak itu tidak berkunjung dirumahnya."Gara kan?" Tanya Eliana dengan wajah penasaran.
"Iya bun" jawab Reygan sambil menganggukkan kepalanya.Eliana terkejut karena itu bener Reygan yaitu teman kecil anaknya sekaligus anak sahabat lamanya, sedangkan Gesya, Liam dan Dian terkejut karena Reygan memanggil Eliana dengan sebutan "Bun".
"Bentar, lu manggil bundanya Alana apa tadi?" Tanya Dian membalikkan badannya ke arah Reygan.
Belum sempat Reygan menjawab, dirinya terkejut karena Eliana tiba-tiba memeluknya dan menangis.
"Ya ampun nak, kamu selama ini kemana? Kalian tinggal di mana? Bunda kamu gimana? Kok ga pernah datang lagi" ucap Eliana sendu sambil melepaskan pelukannya.
"Aku pindah ke Jerman bun, rumahku disekitar sini, maaf ga ngasih tau, bunda aku baik-baik aja kok" jawab Reygan pelan sambil tersenyum tipis.
Alara dan Alana yang mendengar kegaduhan di lantai bawah langsung saja turun untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Saat sudah di lantai bawah, Alana terkejut bukan main ketika melihat Reygan dan juga bundanya sedang berbincang, dirinya semakin terkejut ketika bundanya itu mengatakan sesuatu.
"Ana, sini! Gara udah datang lagi" ucap Eliana antusias sambil tersenyum pada Alana.
"Gara?"
.
.
.
.
.
Dian menatap cengo pemandangan di depannya, Reygan memeluk Alana sambil menangis.Saat Alana baru turun dari tangga, Reygan langsung menghampirinya dan memeluknya sambil sesekali mengucapkan kata yang sama 'i mis you' begitu seterusnya sampai 5 menit telah berlalu.
"Udah-udah jangan nangis, mending kalian berdua ke sini, bunda mau dengerin alasan kenapa Gara ga muncul selama bertahun-tahun ini" ucap Eliana menatap lembut Reygan dan juga Alana.
Alana yang memang sedang terkejut karena tiba-tiba Reygan memeluknya hanya diam saja saat tangannya ditarik pelan oleh Reygan menuju sofa ruang tamu, tempat semua orang berkumpul.
"Bentarrrr! Ini maksudnya gimana nih Tan? Bingung aku" tanya Dian sambil menatap wajah Eliana dengan ekspresi minta penjelasan.
"Gua sama Alana dulu sahabat" ucap Reygan dengan suara serak karena dia baru saja menangis.
"WHAT?!" Teriak Gesya sambil memukul lengan Dian.
Serentak saja mereka semua yang ada di sana menutup telinga mereka masing-masing, suara gadis ini seperti toa.
"Iya, kalian ga salah dengar, gua sama Alana udah sahabatan dari umur 5 tahun. Tapi, pas kelas 5 SD gua pindah ke Jerman ngikut bunda gua, pas itu bunda sama ayah gua baru cerai, bunda gua gamau ketemu sama ayah gua, jadi kita mutusin tinggal di Jerman, di Jerman ada bibi gua, kami tinggal sama mereka. Waktu mau masuk SMA, gua sama bunda gua milih buat tinggal di Indonesia, gua daftar ke Harsa Jaya karena gua tau itu sekolah punya kakek Alana, gua kira Alana juga sekolah disitu, ternyata enggak. Gua sempat nanya ke bang Teo, katanya Alana homeschooling." Jelas Reygan panjang kali lebar agar mereka semua paham.
Mulut Dian yang semula terbuka makin terbuka ketika mendengar penjelasan Reygan.
Tak hanya Dian, Alara, Liam, Gesya dan begitu juga Alana tak kalah terkejutnya dari Dian.
Bahkan Alana sudah meneteskan air matanya, benar, dia memang punya teman yang pergi ke Jerman karena ibu dan ayahnya bercerai, tapi yang mengejutkan adalah teman yang selama ini ia rindukan ada di sekitarnya, tetapi dia tidak mengatakan apapun pada Alana, apa temannya ini sudah tidak mau berteman dengannya lagi?
"Kenapa kamu ga bilang?" Tanya Alana dengan suara tertahan menahan tangis.
"Maaf, maafin Gara" ucap Reygan dengan suara pelan sambil menundukkan kepalanya.
.
.
.
.
.
Ketika semua orang sibuk mendengar cerita tentang Reygan dan Alana, Liam malah sibuk mengelus punggung tangan Alara.Sebentar lagi mereka tamat SMA, Liam berencana melamar Alara setelah sekolah menengah atasnya selesai.
Liam tidak akan kuliah, dirinya akan fokus mengelola bisnis kulinernya.
Selama ini papanya yang mengelolanya, tapi mengingat papanya itu sudah tidak muda lagi, Liam berencana setelah selesai SMA, dia akan langsung mengambil alih bisnisnya itu.Alara yang menyadari tangannya di elus oleh Liam hanya tersenyum kemudian mengucapkan sebuah kalimat dengan suara yang pelan.
"Jangan manja disini, nanti diejek" bisiknya pada Liam tanpa melihat wajah pria itu.
Liam langsung saja menarik kembali tangannya dan bersedekap dada dengan wajah cemberut seperti bayi tidak di beri mainan.
"Nape lu?" Tanya Dani heran melihat Liam yang tiba-tiba cemberut.
"Gapapa" jawab Liam singkat sambil pura-pura membenarkan lengan bajunya.
"Kaga usah cemberut lu, muka lu kek jeruk purut kalau cemberut" sahut Gesya santai tapi pedas, dirinya merasa terganggu soalnya dia sedang fokus pada cerita Alana dan Reygan.
Ucapan Gesya membuat mereka tertawa, tak terkecuali Alana.
Reygan tersenyum melihat tawa gadisnya itu.Liam yang kesal karena dibuat bahan tertawaan langsung saja mengalihkan topik pembicaraan, dia sangat malu, bahkan telinganya sudah memerah.
"Oh iya tan, kami kesini mau lihat keadaan Alana. Kalau boleh tau, Alana ga sekolah kenapa ya Tan?" Tanya Liam dengan wajah serius.
Ini topik yang sangat bagus pikirnya, dan benar saja, semua orang langsung terdiam.
Eliana melirik Alana dengan maksud meminta izin untuk menceritakan semuanya.
Alana yang paham maksud bundanya langsung mengangguk, disana hanya ada teman-teman dekatnya saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan.
"Jadi begini, orang yang dulu ngebully Alana ternyata pindah sekolah ke Harsa Jaya, anak itu baru pindah, Tante gatau pasti kapan" ucap Eliana sambil menatap mereka satu persatu.
"Orang yang pernah ngebully Alana ada di Harsa Jaya dan murid pindahan baru? Siapa..."
Ucapan Liam terhenti, diikuti oleh matanya yang membulat sempurna.
"Jangan bilang kalau itu dia!"
"Dia siapa?" Tanya Reygan
![](https://img.wattpad.com/cover/353403265-288-k665663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WAY
De TodoAlana Alexander Logan, gadis cantik berusia 16 tahun, anak bungsu William Alexander Logan dan Eliana Alexander Logan. Alana memang gadis penurut, apapun yang di minta sang bunda akan selalu di turuti. Bunda Alana memang selalu protektif terhadap Ala...