Pagi itu Naurra dan Runa sedang bersiap untuk sarapan. Ponsel Naurra tiba-tiba saja berdering. Pa Dafka tertulis di layar. Kenapa Dafka selalu merusak suasana dan menghubunginya di waktu yang tidak tepat. Naurra meraih ponselnya yang tergeletak di samping piring sarapannya. Runa menatap Naurra sambil mengunyah sarapannya.
"selamat pagi, Pa"
"maaf atas kencan pertama kita yang batal tempo hari, sekarang aku tunggu kamu di lobby kantor pukul 8"
tuuut tuuut tuuut panggilan terputus. Naurra ternganga atas apa yang di bicarakan Dafka. Memang, lunch mereka tempo hari batal karena Dafka sibuk. Naurra sebenarnya amat sangat lega dan berharap Dafka tidak akan menghubunginya lagi, namun sekarang Dafka kembali menghubunginya. Oh shit !! Umpat Naurra dalam hati.
"kenapa?"
Runa menatap heran Naurra yang terlihat begitu terkejut di hadapannya. Naurra segera bergusaha mengendalikan ekspresi wajahnya yang kadang sulit di kontrol.
"teleponnya mati, Pa Dafka ga sempat menyelesaikan kalimatnya. Entah apa yang mau dia sampaikan sama aku"
"apa bos kamu itu masih muda?"
"of course, dia berusia sekitar 27 atau 28 tahun"
"apa dia menarik perhatian kamu? Apa kamu menyukai dia?"
"no sayang, aku tidak mungkin melakukan itu pada pria lain, oke?"
"apa dia sering menggoda kamu? Atau bertindak kurang ajar?"
"no, dia seorang bos yang....suka mengintimidasi, ketus dan agak menyebalkan. Tapi dia cukup bijaksana. Kamu tidak perlu terlalu khawatir, jika dia mulai bersikap aneh, aku akan beri tahu kamu"
"oke"
"apa kamu percaya aku?"
"one hundred percent, baby"
"me too" Runa meraih tangan Naurra dan mengusap punggung tangannya. Runa tersenyum sambil menatap mata Naurra.
"tolong jaga kepercayaan aku Naurra"
"sure, kamu juga"
"ya"
***
"Queen...."
Naurra menengokkan kepalanya ke asal suara. Dafka menarik tangan Naurra menuju mobil mewahnya yang sudah siap di lobby. Naurra terkejut.
"maaf, Pa Dafka, saya tidak suka anda menarik saya seperti ini"
Naurra berusaha melepaskan tangan Dafka. Dafka tidak mendengarnya. Dafka langsung melarikan mobilnya menuju jalanan.
"well, morning Queen" Dafka tersenyum, senyum khas nya seperti anak-anak.
"m...mor...ning" Naurra menjawab gugup. Naurra mencoba mengendalikan dirinya agar tidak marah pada bos nya ini.
"kenapa kamu terlihat gugup? Apa karena ini kencan pertama kita?"
"stop membahas masalah kencan Pa Dafka" Naurra mengedarkan pandangan ke jalanan
"oh, please Naurra, jangan panggil aku Pa Dafka. Kita tidak sedang di kantor"
"jadi mau kamu apa Daf?" Naurra memandang Dafka tajam. Naurra mulai merasa risih. Dafka terdiam enggan menjawab pertanyaan Naurra.
"Dafka, please jawab. Daf..Dafka !!!"
"kenapa kamu begitu menyebalkan Queen? Dulu kamu selalu menurut dan tidak pernah membantah seperti ini"
"saya bukan Queen yang dulu, oke? Tolong katakan kita akan kemana sebelum saya teriak !"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You
RomanceMenikah di usia muda dan keduanya berada di puncak karir bukan hal yang mudah. Arruna Anindyo, seorang selebritis papan atas yang selalu menjadi pusat perhatian dan Queenaurra Misshella, seorang dewan direksi disebuah perusahaan bertaraf internasio...