Bab 18 : The Loose Decision

10.2K 556 1
                                    

           

Runa terduduk di kursi depan piano setelah sepanjang hari jemarinya menari di atas tuts hitam putih ini, mencoba menyelesaikan lagu terbarunya, namun pikiran Runa sangat kacau. Tak ada satupun nada yang pas untuk lagunya. Dipikiran Runa masih melayang pada pertemuannya dengan Naurra tempo hari. Bodohnya, kenapa dirinya bertemu dengan Naurra saat sedang bersama Dhiva dan merangkul Dhiva mesra. Runa yakin, Naurra pasti mengira bahwa dirinya telah kembali pada Dhiva dan melupakannya. Itu tidak mungkin !!

Belakangan Runa cukup merasa gila tanpa Naurra, sayangnya Naurra tidak tahu tentang itu. Runa benar-benar merasa semakin terpuruk, tekadnya semakin besar untuk mengembalikan Naurra ke pelukannya. Namun, sepertinya Runa membutuhkan orang lain untuk mengatakan ini pada Naurra tapi entah siapa yang bisa membantunya. Risya? Tidak mungkin !! Dirinya sama sekali tidak mood mendengar omelannya. Neyna? Tidak mungkin !! Neyna sudah lama kembali ke Melbourne, mana mungkin Runa memintanya pulang hanya untuk membantunya menyelesaikan masalah. Runa diam memutar otaknya. Mengacak rambutnya frustrasi.

Sejak selesai tour Asia 2 minggu yang lalu, Runa meminta off pada mas Ditto karena ingin berkonsentrasi pada proses perceraiannya. Runa harus bisa mengembalikan Naurra sebelum sidang ke 2 nya di gelar. Mediasi tinggal 10 hari lagi. Runa yang awalnya tidak akan menghadiri proses ini mengurungkan niatnya. Runa harus menjalani ini demi memperbaiki hubungannya dengan Naurra. Tetapi Runa bertekad untuk bertemu dengan Naurra sebelum mediasi di laksanakan.

"Far, lo dimana? I need your help"

Runa berkata datar. Setelah mendapat jawaban Winna, Runa langsung beranjak untuk menemui Jafar. Runa melajukan SUV nya secepat kilat menuju apartement Jafar.

"masuk"

Jafar membuka pintu. Apartement Jafar kini beraroma minyak telon bercampur baby talc. Anak kedua Jafar baru saja lahir 2 minggu yang lalu. Bahkan Runa belum sempat menjenguk karena sibuk bergelut dengan permasalahannya.

"Om Runaaaaa"

Gaffa, anak pertama Jafar yang berusia 4 tahun berlari menghampiri Runa. Runa menggendong lalu memeluknya erat. Runa mengecup pipi Gaffa.

"how are you boy?"

"fine Om"

"hai moody, long time no see"

Winna menyambut kedatangan sahabatnya ini sambil menggendong bayi nya. Runa langsung memeluk Winna.

"sorry belum menjenguk lo Win"

Runa mencium kening bayi Winna dengan hidung mancungnya.

"no problem Run, mau gendong?"

Winna menawarkan Runa untuk menggendong bayi perempuannya. Runa mengangguk excited.

"sure"

Runa mengulurkan lengannya. Mendekap erat bayi Winna dan Jafar.

"calon Ayah harus pintar menggendong bayi"

Jafar mendekat sambil menyimpan minuman kaleng untuk Runa di meja. Runa tersenyum getir mendengar perkataan Jafar. Bahkan dirinya belum bisa bertemu Naurra, sekedar menyentuh perut Naurra untuk merasakan tendangan pertama anaknya.

"well, lo katakan membutuhkan bantuan gue, bantuan apa?"

"gue ingin lo yakinkan Naurra kalau gue tidak menginginkan perceraian"

"terakhir gue dengar lo malah menginginkan ini dan lo kembali dekat dengan Dhiva?"

"gue merasa terdesak karena Naurra benar-benar menginginkan ini, tapi belakangan gue merasa kacau"

It's Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang