Naurra mengetukkan jari pada stir mobilnya. Hari ini sidang pertamanya akan di gelar. Naurra benar-benar merasa nervous. Hari ini dirinya akan bertemu dengan Runa, benar-benar akan bertemu dengan Runa. Naurra tak sabar, pasalnya Naurra sangat merindukan Runa. At least, hari ini Naurra akan bertemu Runa walaupun hanya bertatapan saja.
"ready?"
Firna mengejutkan Naurra, Naurra hanya mengangguk sambil tersenyum.
"ya Fir"
"ini tidak seburuk yang kamu fikirkan Naurra, jangan terlalu over thinking"
"aku hanya merasa nervous"
Firna mengangguk mengerti lalu menggenggam tangan Naurra sambil menepuknya pelan.
"everything is fine"
Firna menatap Naurra dalam-dalam sambil menyunggingkan senyumnya. Naurra mengangguk. Mereka akhirnya turun menuju ruang sidang. Tim keamanan telah memblock wartawan hingga Naurra bebas bergerak. Baru saja Naurra membuka pintu SUV nya, blitz camera sudah menyerang. Naurra mendengar wartawan meneriakkan namanya, meminta Naurra menyapa mereka. Naurra hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya dan melengos masuk ke ruang sidang bersama Firna.
Naurra di persilahkan untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Naurra duduk dengan sedikit gugup. Naurra kini menunggu kedatangan Runa. Tak lama, Om Damara Majusi yang merupakan Ayah Firna masuk ke dalam ruangan bersama 2 orang staff nya. Om Damara Majusi adalah pengacara Runa. Naurra tidak menyangka bahwa akan ada perdebatan antara ayah dan anak yang akan membela klien nya masing-masing.
"apa kabar Naurra?"
Om Damara bertanya sambil mengulurkan tangannya.
"baik Om"
Naurra tersenyum simpul, membalas jabatan tangan Om Damara.
"bagaimana kehamilan kamu? Apa anak kamu sehat?"
"baik-baik saja Om, anak aku sehat"
"Runa menitipkan salam untuk kamu"
menitip salam? Apa Runa sengaja tidak datang??? belum sempat bertanya Runa kemana, hakim sudah memulai sidang ini. Sidang yang berlangsung selama 2 jam ini membahas kelengkapan berkas Naurra dan Runa serta menentukan rencana mediasi. Naurra sangat tidak berkonsentrasi karena sebenarnya Naurra sangat ingin bertemu Runa walau hanya bertatap wajah dengan orang yang akan menjadi mantan suaminya itu. Sidang yang berlangsung kurang lebih hampir 2 jam itu akhirnya selesai. Naurra merasa lega meskipun hatinya kini sangat tidak karuan.
"Naurra, Runa mengatakan pada saya bahwa dia akan mempermudah semuanya jika kamu benar-benar menginginkan perceraian ini"
Om Damara berkata pelan, Naurra hanya tersenyum sambil mengangguk.
"saya memang menginginkan ini Om"
"sudah 1 bulan ini Runa sedang melaksanakan tour Asia. Hari ini Runa sedang di Singapore karena nanti sore harus menyelenggarakan konsernya disana sehingga hari ini tidak dapat hadir. Jika kamu ingin prosesnya cepat, Runa mengatakan pada saya bahwa dia tidak akan pernah hadir di persidangan"
"ya, oke Om"
Naurra merasa hatinya teriris, benar-benar hancur. Dirinya tidak akan bertemu Runa lagi? Good !! Dirinya harus benar-benar mempersiapkan diri untuk menjadi widower. Naurra tidak perlu lagi mengharapkan Runa untuk kembali padanya apalagi bersedia mengakui bahkan menjadi ayah bagi anak-anaknya kelak. Naurra harus benar-benar mulai menata hidupnya, mengubah masa depannya..
"Naurra..."
"ehm?"
"kamu yakin akan melakukan ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You
RomantizmMenikah di usia muda dan keduanya berada di puncak karir bukan hal yang mudah. Arruna Anindyo, seorang selebritis papan atas yang selalu menjadi pusat perhatian dan Queenaurra Misshella, seorang dewan direksi disebuah perusahaan bertaraf internasio...