07 - Di Buat Gila

325 78 38
                                    

Assalamualaikum





Jangan lupa shalawat

" allahuma shali 'ala Muhammad wa'ala Ali Muhammad "


~~~~~


Demam Adrisia sudah turun sedari malam, sehingga Aina tak lagi mengkhawatirkan nya. Tetapi ia di buat heran dengan tingkah putrinya yang senyam-senyum sendiri.

Bahkan dari bangun tidur hingga sekarang ia melihat putrinya itu sedang melipat baju di lemarinya yang sedikit berantakan.

Jujur saja, selama ini Adrisia tak pernah menceritakan lelaki manapun, tetapi kali ini, putrinya itu menceritakan sosok laki-laki yang membuat nya penasaran, siapa lelaki yang berhasil memikat hati Putrinya.

Aina pun berjalan ke arah Adrisia yang asik melipat pakaian sembari sesekali tertawa sendiri, membuat Aina gemas.

"Cia, ibu kerja dulu ya,kamu hati-hati di rumah." ujar nya mengusap pelan rambut panjang Adrisia.

Gadis itu pun menoleh sembari tersenyum manis.

"Iyaa, ibu hati-hati ya, lain kali biar cia aja yang jaga toko ibu."

Aina mengangguk, "iya boleh sayang, ya udah ibu pamit dulu ya, kamu hati-hati di rumah, kalo ada apa-apa tinggal telfon ibu."

Gadis itu pun mengangguk patuh lalu menyalimi tangan sang ibu yang sudah keriput, ia jadi merasa bersalah, ibu nya itu memang hebat. Menafkahi dirinya selama ini tanpa mengeluh sekalipun, mungkin dengan uang sebesar apapun itu tak akan menggantikan semua jasa nya.

Setelah ayah nya meninggal, Aina begitu semangat membuka toko kue untuk kebutuhan sehari-hari nya, dengan izin Allah, toko kue itu selalu ramai pengunjung bahkan Aina begitu banyak mempunyai pengunjung langganan yang setiap bulan nya itu selalu memesan banyak kue.

****

Sedangkan di dalam mobil, Aina termenung memikirkan perkataan tetangga nya kemarin malam di kajian, ia merasa khawatir dengan Adrisia. Bukan apa-apa, hanya saja ia khawatir jika umur nya tidak panjang dan Adrisia belum mempunyai pendamping yang bisa menjaga nya ketika ia tidak ada.

Perkataan tetangga nya begitu menusuk, warga di sana selalu mengurusi hidup orang-orang, sedangkan hidup mereka sendiri saja tidak begitu baik.

FLASHBACK

"Ehh jeng kamu kapan punya menantu?" tanya seorang wanita dengan make-up tebal di wajah yang sedikit keriput.

Aina pun sedikit menoleh dan tersenyum," doakan saja semoga cia cepet dapet jodoh nya,"

"Heleh doain doain ,kami juga sudah doain anak jeng tapi kayak nya jodoh anak jeng itu susah deh," cibir wanita di samping Aina.

"Mungkin belum waktu yang tepat bu,"

Aina hanya menanggapi nya dengan senyuman ,toh yang menentukan jodoh anak nya Allah bukan ibu-ibu itu.

"Kasian tuh si cia udah perawan tua,"

Bukan nya mendoakan, ibu-ibu itu justru mengompori nya, membuat Aina menahan emosi, kenapa ibu-ibu di sini selalu mengurusi hidup orang?

AFKA FIRDAUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang