03 - Terbawa Arus

338 80 14
                                    

Assalamualaikum





Jangan lupa bershalawat

" allahuma shali 'ala Muhammad wa'ala Ali Muhammad "

~~~~~


Tak terasa Empat hari sudah mereka KKN di kampung tersebut dan tersisa dua hari lagi untuk mereka menghabiskan waktu di sana.

Hari-hari mereka di penuhi dengan bermain bersama anak-anak, mengadakan lomba serta membuat kerajinan dari dedaunan dan membuat makanan khas kampung tersebut.

Sekarang waktunya mereka berjalan-jalan keliling kampung, melihat semua pemandangan di sana lebih jelas, apalagi tujuan mereka selalu ingin melihat air terjun.

Air terjun itu memang di depan mata, namun jarak nya jauh sekali jika ingin melihat lebih dekat.

Jika di bayangkan kampung tersebut di sebrang air terjun nya dan jika ingin melihat nya lebih dekat mereka harus melewati sedikit hutan dan sungai yang mengalir dari air terjun itu.

Kini mereka tengah bersiap-siap membawa peralatan yang di butuh kan ketika di sana, seperti baju ganti, makanan dan lain-lain nya.

Mereka tidak membawa anak-anak di karnakan takut terjadi sesuatu, tanggung jawab besar saat menjaga anak orang, mereka takut ketika yang lain sibuk dengan urusan masing-masing justru anak kecil yang di ajak nya di abaikan, maka dari itu hanya mahasiswa saja yang melihat air terjun.

"Ciaa, diba capek banget, rasanya kaki aku mau copot," keluh Adiba dengan keringat yang membasahi di kening nya.

"Yaelah sama lah aku juga capek tau,"

Adrisia pun sama persis seperti Adiba yang sudah bercucuran keringat, kaki nya terasa lemas, tapi perjalanan masih sedikit jauh.

"Heh kalian baru segitu aja udah capek ,kayak gue dong, kuat kayak gini." tiba-tiba saja Amel berucap dengan pede nya.

Adrisia menatap sinis Amel,"Dih, Lo kok sewot sih Mel? Suka-suka gue dong,"

Gadis itu mendengus kesal. Amel memang selalu membuat nya kesal, apalagi gadis itu yang suka mengadu.

Amel pun memutarkan bola mata nya malas.

"Lah? Ya suka-suka gue juga dong, gue aduin Lo ke kak Farzan."

Adrisia tercengang, ia menutup mulut dengan telapak tangan nya, lalu drama seperti orang ketakutan.

"Busett main nya ngadu-ngaduan Dib,"

"Iihh takutt," ledek Adiba.

Lalu mereka berdua tertawa bersama dan meninggalkan Amel yang mencak-mencak menahan amarah nya.

"Jijik banget aku sama si Amel, apa-apa main aduin ke pacar nya, masalah spele aja dia ngadu, herman deh," gerutunya.

Adiba mengangguk."Tau gedek banget deh, pengen cemplungin dia ke sungai itu tuhh." tunjuk nya pada sungai yang sudah terlihat di depan matanya.

Yaa, Amel itu adalah kekasih nya farzan, mereka berpacaran tidak begitu lama, mungkin hubungan nya baru menginjak dua bulan.

Tetapi Adiba, sahabat nya justru malah menyukai modelan Farzan yang playboy cap kutil. ia heran dengan para gadis kenapa bisa-bisa nya mereka menyukai seorang lelaki yang sudah memiliki pacar di tambah lagi sifat frendly nya. Sungguh ia tidak tertarik sama sekali dengan Farzan, lebih baik ia menjomblo saja daripada harus menyukai lelaki modelan dia.

AFKA FIRDAUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang