09 - Kambuh

286 63 32
                                    

Assalamualaikum





Jangan lupa shalawat

” allahuma shali 'ala Muhammad wa'ala Ali Muhammad


~~~~~

Satu Minggu sudah dari kejadian ia mengajak Afka berpacaran, tetapi di tolak mentah-mentah oleh lelaki itu, membuat ia terus berpikir selama seminggu ini. Bahkan Adrisia menjadi sedikit pendiam.

Hari-harinya hanya di lengkapi dengan perasaan sedih, kesal, malu dan campur aduk, itu yang Adrisia rasakan.

Ternyata mencintai tak semudah yang ia bayangkan, maklum saja ini pertama untuk dirinya,tetapi sudah langsung di ulti. Sepertinya Afka itu pemuda Alim, terbukti lelaki itu menolak ajakan nya.

Tetapi tak munafik, Adrisia sungguh mencintai lelaki itu bahkan di hari ia bertemu dengan Afka, perasaan itu sudah ada karna kebaikan hati lelaki itu.

Keterdiaman nya selama ini berhasil membuat Aina bingung, sehabis pulang dari rumah Afka, Adrisia terlihat sedikit sekali berbicara seperti kehilangan semangat hidup nya.

Pagi ini Adrisia memaksakan diri berangkat ke kampus, meski mood nya sudah rusak seminggu ini ia tetap harus semangat.

Kini di meja makan Adrisia terlihat tidak selera memakan sarapan nya, hingga Aina bertanya.

"kamu beneran gak papa?"

Adrisia menoleh, tatapan nya begitu malas,"iya beneran kok Bu," jawab nya berusaha terlihat baik-baik saja.

Aina hanya mengangguk. Setelah selesai dengan sarapan, adrisia berpamitan berangkat ke kampus.

Tetapi Aina tiba-tiba merasakan sakit di kepala nya, pandangan nya pun seketika remang-remang.

"Shhh ... Sakit ya Allah, tolong jangan sekarang," lirihnya seakan-akan ini pernah terjadi sebelumnya.

BRUKH!

Aina terjatuh begitu saja di lantai, setelah pandangan nya menggelap dan sakit di kepala nya seperti di tusuk-tusuk.

****

Di satu sisi, Adrisia kini tengah di bujuk oleh Adiba yang ingin memakan gorengan Mak Inah, tetapi sang empu tak ingin beranjak dari tempat nya.

"Ayo ciiiii," rengek Adiba seperti anak kecil.

"Ck! Gak mau ahk, kamu aja sana." decak Adrisia membuat Adiba menghela nafas.

"Kamu kenapa sih? Cerita kalo apa-apa tuh, jangan di Pendem sendirian ntar meledak tau rasa,"

Plakk

"Ihhh ... "

Bukan nya meminta maaf setelah memukul teman nya, Adrisia justru menatap nya tajam, lalu membuka suara,"Pacaran itu haram?" tanya Adrisia tiba-tiba.

Adiba terlihat berpikir,"Gak tau sih," jawab Adiba seadanya.

"Kenapa gitu? lanjut nya bertanya.

Adrisia menggeleng lesu.

Letoy banget sih ciii

"Cerita aja kali, aku dengerin kokk," pinta Adiba, memang benar ia pasti akan mendengar nya.

AFKA FIRDAUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang