05 - Pulang

299 79 9
                                    

Assalamualaikum





Jangan lupa shalawat

allahuma shali 'ala Muhammad wa'ala Ali Muhammad ”

~~~~~

Setelah kepergian pemuda itu satu jam lalu, Adrisia merasa bosan hanya berduduk diri di dalam rumah sendirian. Walaupun kaki nya masih terasa sakit, gadis itu berusaha untuk berjalan keluar rumah.

Berniat mencari angin segar, namun langkah nya terhenti ketika ia ingat jika dirinya tak mempunyai sandal. Lalu pandangan nya jatuh pada sandal hitam yang lumayan cukup besar, mungkin nomor sandal nya sekitar 40.

"Ini pasti punya dia,"

Ingin meminta izin namun sang pemilik tak ada di rumah, tanpa berlama-lama gadis itu langsung memakai nya, namun seketika ia tertawa pelan saat kaki nya yang kecil menggunakan sandal besar milik pemuda itu. Sandal nya seperti raksasa.

Kemudian ia melangkah kan kaki nya keluar dari halaman rumah. Ternyata rumah pemuda itu sedikit jauh dari rumah-rumah warga yang lainnya.

Sepanjang jalan hanya terlihat pepohonan dan juga kebun-kebun warga.

Di tengah-tengah perjalanan ia melihat pemuda itu sedang di tengah-tengah kebun, entah sedang apa.

Rasa penasaran pun muncul, lalu ia berniat menyusul pemuda yang tengah membungkuk sembari menancapkan sesuatu ke dalam lubang tanah.

"Kaka lagi apa?"

"Astagfirullah."

Pemuda itu terkejut karna kehadiran Adrisia, gadis itu meringis merasa bersalah.

"Maaf aku gak sengaja kak,"

"Iya, tidak apa-apa."

"Sedang apa di sini?" tanya lelaki itu balik.

Adrisia menggaruk kepalanya,"Emm, itu. Anu, lagi cari angin, iya lagi angin, hehe."

Pemuda itu hanya ber'ohria, lalu melanjutkan kegiatannya, ternyata dia sedang menanam sesuatu.

beberapa menit Adrisia hanya melihat semua yang pemuda itu lakukan, karna ia pun tak tahu harus berbuat apa.

Sampai pemuda itu kembali menghampirinya,"Ayo pulang, sebentar lagi teman-temanmu menjemput."

Adrisia tengah fokus menatap pemuda itu yang berjalan ke arah nya, sampai suara berat itupun tak ia dengar.

"Hah? E-eh iya, ayo."

Lalu keduanya berjalan dengan posisi pemuda itu di depan dan Adrisia yang di belakang. Setiap kali gadis itu ingin menyamakan langkah kaki nya, pemuda itu selalu berjalan cepat dan meninggalkan nya.

"Cepet banget jalan nya," gumam Adrisia.

Sesampainya di rumah, pemuda itu kembali meninggalkan nya. Terlihat seperti menghindar, Adrisia pun mengedikan bahu nya, ia pun tidak tahu kenapa pemuda itu menghindar.

AFKA FIRDAUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang