08 - Muhammad Afka Firdaus

294 69 24
                                    

Assalamualaikum





Jangan lupa shalawat

” allahuma shali 'ala Muhammad wa'ala Ali Muhammad ”

~~~~~

Sesuai dengan perkataan sang ibu waktu itu, kini kedua nya berniat mengunjungi rumah pemuda yang telah menyelamatkan putri nya.

Beruntung Adrisia mengingat jalan ke kampung serta jalan menuju rumah nya, sehingga ia tidak harus menanyakan jalan kepada orang-orang di kampung.

Setelah lama di perjalanan kini mobil yang di tumpangi keduanya berhenti di depan rumah sederhana, rumah pemuda yang berhasil membuat Adrisia sedikit gila.

Lalu ibu dan anak itu turun dari mobil dan berjalan ke arah rumah itu, sepertinya rumah itu terlihat sepi, apakah yang punya rumah sedang tidak ada.

Tidak ingin berasumsi dulu, lebih baik Adrisia mengetuk nya terlebih dahulu.

Tokk ... Tokk ...

Dua kali mengetuk pintu, namun tak ada sahutan apapun dari dalam sana. Membuat Aina dan Adrisia saling tatap, saling bertanya lewat tatapan.

Sampai akhirnya Aina memberi salam,"Assalamu'alaikum,"

Tak ada juga sahutan dari sana, dengan perasaan kepo Adrisia melihat sekeliling rumah. Sepi, seperti tak ada orang.

"Mungkin pemuda nya lagi shalat Jum'at ci?" tebak Aina, lagipula hari ini hari Jum'at jam pun sudah menunjukkan pukul 11 siang.

"Iya kayak nya Bu," balas nya mengangguk.

"Kita tunggu di sini aja Bu." lanjut nya lalu mendudukan bokong nya di kursi yang tersedia di sana.

"Iya sayang," Aina pun ikut mengikuti Adrisia yang sudah duduk sambil memainkan Handphone nya.

****

Sedangkan di teras masjid terlihat pemuda sedang membereskan sandal-sandal para jama'ah shalat Jum'at.

Sampai akhirnya seorang pria paruh baya yang sudah memasuki kepala empat itu tersenyum hangat melihat pemuda yang begitu rajin, setiap shalat Jum'at pemuda itu pasti akan rutin membereskan sandal.

Ia pun menghampiri nya lalu menepuk pelan punggung pemuda itu.

"Maa yaa Allah, nak Afka ini shalih sekali," puji nya, sebut saja pak damar.

Pemuda itu Afka, ia sedikit terkejut saat punggung nya di tepuk pelan, lalu setelah nya ia tersenyum malu,"Saya hanya membereskan nya pak," jawab nya.

Pak damar mengangguk,"Beruntung yang menjadi pendamping mu kelak Afka,"

"Bapak ini, justru saya yang beruntung mendapatkan dia nanti," balas Afka tertawa pelan.

Pak damar pun ikut tertawa ketika mendengar penuturan Afka.

"Ya sudah, kapan atuh kamu dapat pendamping?" tanya pak damar membuat Afka tersenyum kecil.

"Jika sudah ada jodoh nya pak," jawab Afka pelan,lalu menunduk dalam,malu.

"Anak bapak masih gadis nak," bisik nya dengan nada bercanda, tetapi sepertinya Afka menganggap nya serius.

Ia pun hanya tersenyum sebagai jawaban, karna Afka bingung harus menjawab bagaimana, sedangkan ia hanya menganggap putri pak damar itu sebagai teman, tak lebih.

AFKA FIRDAUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang