Circumstances #15.

702 58 13
                                    

waktu menunjukan pukul 8 malam, dimana seharus nya haruto sudah pulang dari kantor nya dan sedang berada dirumah. Namun, haruto malah pergi dulu ke suatu tempat, tepat nya suatu tempat itu adalah hotel.

Haruto pergi ke hotel tanpa mengabari junkyu terlebih dahulu, padahal sudah dari satu jam yang lalu junkyu menelfon dan mencoba mengechat haruto namun sama sekali tidak ada jawaban apa pun dari haruto.

Haruto sendiri sudah ada di sebuah kamar hotel yang semua interior nya tertata dengan rapih dan sangat ideal, identik dengan warna ruangannya cream, putih dan juga abu abu.

Sebenar nya haruto kesini karena inggin menemui seseorang.

" Permisi... "

" Masuk saja, pintu nya saya tidak kunci kok. Silahkan, kim. " Dan ya, yang haruto temui adalah doyoung, teman junkyu.

" Ehm? Kakak? Kok? " Doyoung kaget setengah mati karena ada haruto disana, sebenar nya, haruto ini sedang membooking.

" Iya, ini gue. " Haruto tertawa, berdiri dan jalan menuju doyoung yang masih mematung di belakang pintu kamar hotel itu.

" Kakak? Kakak engga... Kaget sama aku yang kaya gini? " Haruto hanya tertawa, saat di villa, doyoung sama sekali tidak memberi tau haruto tentang diri nya yang di jual secara paksa, ia hanya menceritakan bahwa keluarga nya benar benar sedang berada di kesusahan ekonomi.

" Gua udah tau, ngapain kaget? " Doyoung masih benar benar mematung, dirinya sama sekali tidak tau haruto bisa tau dari mana jika dirinya bekerja seperti ini.

" Kemarin, dirumah asahi. Gua liat di handphone lo banyak notif, bahkan telfon. Dan maaf untuk itu, gua lancang ngebuka handphone lo dan ngebaca semua nya saat lo lagi ada di dapur. "

" Kak? Maaf, kakak jadi ngeliat aku yang kotor kaya gini kak. " Doyoung menudukkan kepala nya malu dan menangis.

" Ngapain malu? Gua tau kok, lo kaya gini bukan murni kemauan lo, tapi lo di paksa. " Haruto semakin mendekatkan dirinya kepada doyoung dan memeluk nya mencoba menenangkan doyoung.

" Hiks... Tapi aku malu kakak udah tau. " Doyoung terus menangis.

" Ngapain nangis? Ngapain malu juga? Ga penting, gua mau ngobrol sama lo. " Doyoung langsung menatap haruto sejenak dan mengelap air matanya. Haruto mengajak doyoung untuk duduk sebentar di pinggiran kasur yang ada disana itu.

" Kenapa lo ga cerita hal yang kaya gini ke gua? lo bohong kan berati sama gua? Kenapa harus lo tutup tutupin? "

" Aku malu, lagian kita baru kenal beberapa bulan lalu dari acara pernikahan kamu sama junkyu, iya kan? "

" Temen temen lo yang lain gaada yang tau? " Doyoung mengelengkan kepala nya, memberi jawaban bahwa teman temannya sama sekali tidak ada yang tau.

" Udah dari kapan lo kaya gini hah? " Doyoung sedikit gemetar, ia sebenar nya tidak inggin menjawab karna takut.

Dengan takut dan gemetar doyoung pun menjawab nya. " Udah mau setahun kak. " Haruto menatap nya kaget, kalau hal semacam ini sudah pasti dirinya kaget, kenapa tidak? Yang pasti, diri doyoung sudah banyak pengguna nya.

" Sesusah itu? lo jual diri lo sendiri? " Doyoung mengeleng, " Orang tua lo? " Dan, doyoung mengangguk.

" Mulai hari ini, masalah lo jadi masalah gue juga. Gua engga nerima penolakan. "

Doyoung membulatkan kedua matanya kaget dengan ucapan haruto barusan yang hampir saja ia tidak bisa cerna.

" Untuk biaya semua nya, gua yang urusin. "

" Kak? Kakak gasalah? Junkyu gimana kak? "

" Kenapa? Uang bulanan nya lebih tinggi dari pada lo doy. "

" Tapi tetep aja kak, itu gabaik. Aku bukan siapa siapa kakak. Aku gamau. "

" Kalau gitu, lo jadi pacar gue. " Doyoung benar benar kaget setengah mati, ia hingga memundurkan dirinya beberapa jarak menjauh dari haruto.

" Junkyu gimana kak? "

" Selagi kita berdua kalau ketemuan bersikap biasa aja gamasalah, jangan terlalu menonjol. Ngerti? "

Doyoung mengangguk, " So? Kita pacaran? " Haruto menatap doyoung penuh yakin, meyakinkan bahwa mereka sekarang sudah resmi berpacaran.

Haruto mendekatkan dirinya ke arah doyoung, doyoung hanya diam meski beberapa kali reflek memundurkan dirinya.

Doyoung bangkit dari duduk nya bersamaan dengan haruto, saat itu lah terjadi adegan panas yang pertama kali nya untuk kedua pasangan baru yang baru saja beberapa menit lalu meresmikan hubungan mereka.









" Duh, kak haruto kemana ya? Ini udah jam satu malam tapi belum pulang, biasa nya pulang paling malam jam sebelas... " Disisi lain, junkyu sudah khawatir dengan haruto yang tak kunjung batang hidung nya sedikit pun di hadapannya itu.

Sejak terakhir kali haruto sama sekali belum membaca atau mengangkat telfon dari junkyu, yang sebenar nya handphone haruto sengaja di matikan agar tidak ada notif yang menggangu nya.

" Apa coba telfon temennya kak haru aja ya? " Pada akhir nya haruto mencoba menelfon salah satu teman haruto yang paling berpengaruh, yaitu jeongwoo.

" Halo kak jeo, apa kyu menggangu kak jeo malam malam seperti ini heung? "

" Ah, engga kok kyu, gua masih ngejar tugas kuliah juga, ada apa? "

" Kak haru lagi sama kak jeo ga ya? "

" Hah? Engga, jangan ke rumah gua kyu, pesan gua yang tadi aja sekitar jam sembilan pagian belum dibaca sama sekali. "

" Loh? Terus kak haru kemana ya? Aku juga dari siang pesannya belum di bales bales. "

" Haruto engga ngasih tau lo mau kemana gitu kyu? Masih ada urusan kali di kantor. "

" Kak haru selalu ngehubungin gimana pun keadaannya kak, ini ga biasa. "

" Terus lo mau gimana? Kantor nya masih buka, apa mau gua coba liat dia di kantor? "

" Aku udah duluan telfon, tapi kata sekertaris nya kak haru udah pulang dari jam lima sore kak. Tapi sejak dari tadi pagi handphone nya sama sekali ga aktif. "

" Fuck? Haruto sebener nya kemana sih anjing?! Lo disana gapapa kan? "

" Aku khawatir sama kak haru, ini bener bener engga biasa nya. "

" Gua otw dari sekarang kerumah lo, tunggu in gue. Kalau udah sampe gua chat lo aja ya. "

" Gausah kak gapapa, takut ngerepotin kakak. "

" Gapapa. Jangan telfon anak anak yang lain, cukup kita berdua dulu aja. "

" Kakak beneran gapapa? Gausah kesini, palingan nanti kak haru pulang. Ini bibi juga bangun kok. "

" Gue kesana. Gua mau manasin motor dulu tapi, stay handphone juga kyu. "

Telfon pun mati dari arah jeongwoo, sebenar nya jeongwoo tidak perlu serepot ini batin junkyu.

Junkyu menjelaskannya kepada sang bibi, namun ke khawatiran junkyu malah semakin menjadi jadi. Meski pun perilaku haruto sangat buruk terhadap junkyu, junkyu tetap khawatir kalau di saat keadaan seperti sekarang ini pastinya.

" Semoga kak haru gapapa, semoga kak haru cepat pulang juga. Aku khawatir banget sama kamu kak, kamu dimana sih sebener nya? Bener bener ga aktif dari pagi, astaga. "




























setelah beberapa hari, akhir nya aku menghilangkan rasa malas untuk nulis cerita ini sekaligus up 😭😭 sebener nya aku lagi males banget, ditambah lagi banyak urusan sekolah juga wkwk

Tapi semoga dengan update ini membuat kalian senang haha, yaudah udah dulu ya untuk cerita kali ini, SEMOGAA SUKA! ❤

; MAAF UPDATE NYA MALEM MALEM, LAGI GABUT JUGA SOAL NYA HEHEHE, BUT, GOOD NIGHT GUYS! SWEET DREAMS UNTUK KALIAN SEMUAA! ❤❤

Circumstances | Harukyu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang