Hari ini adalah hari terakhir mereka liburan di villa. Karna sebenar nya mereka sudah harus pulang kemarin, di karenakan teman temannya junkyu yang masih sekolah, namun mereka izin secara bersamaan.
Toh, mereka tidak sekelas.
Akhir nya mereka memutuskan untuk pulang di hari Selasa, karna menurut mereka dari hari Sabtu sampai Minggu sama sekali tidak ada rasa nya, seperti bukan menginap dan healing, lebih tepat nya hanya menumpang untuk berteduh.
Sedari subuh mereka semua sudah di sibukkan oleh urusan masing masing, mereka harus merapihkan baju mereka, bahkan barang barang mereka agar tidak ada yang tertinggal sama sekali, bahkan setiap sudut pun mereka akan cek secara bersamaan juga.
Beda nya dengan jeongwoo dan junghwan, mereka hanya bersantai di dalam kamar sambil menyetel musik yang begitu kencang, bahkan musik nya sampai ke halaman belakang.
" Woo! Dari pada lu sama junghwan diem ngerem doang di kamar kaya lagi mau nelor, mending bantuin kita dulu! "
Teriak jaehyuk dari depan pintu, jeongwoo sama junghwan belum ngeh kalau ada jaehyuk yang sedang memangil mereka. Mereka terus bernyanyi bersama hingga jaehyuk melemparkan sapu ke arah mereka dan mereka berdua pun berhenti meski beberapa menit mereka habiskan untuk ribut, dan adu mulut.
" Hahaha! Kak haruto! Jangan di ambilin dong! Kakak beresin yang sebelah sana aja ish! " Teriak doyoung di halaman belakang.
Sekarang adalah tugas nya haruto dan doyoung yang akan membereskan halaman belakang, namun tak disangka mereka berdua malah bercanda hingga pekerjaan mereka selesai dengan setengah setengah.
Sebenar nya yang merencanakan haruto dan doyoung kerja bersamaan adalah jeongwoo, ntah apa maksud nya namun perkataannya itu di angguki oleh yang lainnya, bahkan junkyu sendiri pun.
" Haha! Gapapa dong gua ambilin bunga nya? Cantik ini kan? Kaya orang yang lagi bercanda sama gue. " Doyoung terkekeh dan tersipu malu saat haruto mengucapkan kalimat nya barusan.
Sangking sibuk nya bermain, haruto dan doyoung sama sekali tidak menyadari bahwa ada junkyu dari pintu halaman belakang yang sedang melihat ke arah mereka berdua.
" Belakangan ini kak haru sama Doy terus?— ah! Engga engga! Palingan mereka kan cuman main aja! Lagian kalau temen sama temen itu wajar. "
—Semua sudah merapihkan barang barang mereka sendiri dan memastikan lagi bahwa sudah tidak akan ada yang tertinggal nantinya, setelah semua siap mereka pun memulai perjalanan untuk pulang kerumah.
Posisi mereka sama saat berangkat beberapa hari yang lalu di dalam mobil.
Ribut.
Baru saja masuk mobil, mobil yang di tumpangi oleh haruto, junkyu, doyoung, jeongwoo dan juga jihoon sudah di isi dengan teriakan maut dari jeongwoo, yang pasti nya inggin mencari gara gara terhadap jihoon.
Jihoon sendiri yang memang tipe orang tidak bisa menahan diri, apalagi saat sedang marah pun membalas jeongwoo dengan bogem nya, namun bogem jihoon dapat dihindari oleh jeongwoo, atau lebih tepat nya jihoon memang sengaja juga untuk sedikit mengelak agar tidak beneran terkena oleh jeongwoo. Yang ada nanti mereka akan adu jotos di dalam mobil dan mati dengan begitu konyol.
" Eh lu pada nyadar gasi? " Ucap jeongwoo begitu saja, saat yang tadi nya aura di sana hening tanpa suara sedikit pun kecuali musik, kini jeongwoo kembali berbicara.
" Apaan? Mau nyari gara gara? Mati bareng bareng sini kita. " Balas jihoon
" Ga dulu deh. Gua belum ngerasain desahan dari pasangan gua pas nikah nanti nya, jadi jangan dulu. " Jawab jeongwoo, jihoon dan yang lainnya pun tertawa saat mendengar ucapan dari jeongwoo yang menurut nya begitu lawak.
" Ih beneran! Tapi langsung aja ke point nya anjing?! "
" Yaudah sih, lu mau ngomong apaan emang nya? Lama banget. "
" Lu pada ga nyadar di belakang ruangan yang kita pake tempat buat nonton kan? Di samping ruangannya ada tempat kecil, kaya gang gitu, nah pas gua liat, di sebelah kiri nya ada pintu lagi. Tapi pas gua perhatiin diruangannya sama sekali gaada tembusan buat itu pintu. " Di dalam mobil itu kembali hening beberapa detik dan mencoba mencerna ucapan dari jeongwoo.
" Huh? Bukannya pintu nya ada di tembok paling ujung ya? " Ucap doyoung
Mereka berlima pun malah menjadi kebingungan, jadi yang benar itu yang mana? Doyoung atau jeongwoo.
" Gimana kalau kita bicara in aja nanti sama yang lain? Siapa tau ada yang liat kan? "
" Ih udah lah... Mereka tuh pasti cape pas udah sampe, jadi mendingan gausah di bahas. Kalau mereka tau dan mau ngasih tau pasti nanti ngomong kok. Lagian kan ini cuman masalah pintu aja ngapain di bahas nya sampai kaya gini? Mungkin pintu nya ada di dua tempat. " Ucap junkyu, suasana disana pun mencair.
Jihoon pun mengangguk dengan cepat, ia setuju bahkan sangat setuju dengan ucapan junkyu. " Bener juga sih kata junkyu, udah lah ngapain di bahas? Masalah pintu doang kan? Siapa tau itu tempat nya gaboleh kita ketahui? Atau tempat yang emang sakral di villa nya? "
Haruto pun yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka pun ikut membuka mulut. " Lagian lu pada nanti kalau masih mau bahas ini terus di kondisi yang lain lagi pada cape, apa engga kebawa pikiran nantinya? Udah lah. "
" Yowes, mungkin mata Doy butek. "
" Eh?! Kok jadi aku?! Apa apaan deh?! "
" Ngalah Doy sama yang tua. "
" Justru yang tua ngalah sama yang muda. "
" Loh emang nya bisa kaya gitu? "
" Bisa dong! "
" Apalah apalah, dimana mana yang muda harus lebih SOPAN dan peduli sama yang lebih TUA " ucapan jeongwoo seakan akan menyindir park jihoon yang ada di sebelah nya itu.
Jihoon juga yang merasa tersindir pun menoleh ke arah jeongwoo, jadilah mereka adu tatapan.
—Setelah menempuh perjalan lebih dari lima jam, mereka pun akhir nya sampai. Namun mereka inggin langsung pulang kerumah nya masing masing, jadilah ada acara antar mengantar.
Junkyu dan haruto sendiri sudah mulai sedikit berberes peralatan dan yang lainnya di dalam mobil untuk di pindahkan kedalam rumah, di bantu dengan bibi dan pembantu yang lainnya.
" Makasih ya bibi udah di bantu.. "
Bibi seo pun mengganguk dan tersenyum tulus terhadap junkyu, " gapapa non, udah tanggung jawab saya juga bantu bantu non. "
Junkyu pun membalas senyuman bibi, bibi pun langsung izin pergi untuk membuatkan minum dirinya dengan haruto.
" Kak haru liat handphone terus, bahkan ga bantu bantu beres barang. Mana senyum senyum. Yaudah lah gausah di pikirin. "
Sementara itu di tempat yang sudah lumayan jauh dari jarak rumah mereka.
" Doy, lu kenapa senyum senyum terus sih dari tadi pegang handphone? "
" Huh? Gaada apa apa kok, cuman apa ini nama nya? Ada video lucu aja kok. "
" Makin curiga aja gue sama Doy meski udah empat puluh persen tau kebenarannya tentang dia sama haruto. "
Hahaha halo! Aku kembali up nih, kira kira kalian suka engga ya sama kelanjutannya ini? 🤔🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
Circumstances | Harukyu.
Rastgeleabout a forced marriage, without the knowledge of both parties who were married. commotion, anger, feelings of dislike became mixed in the household. in the gap again came a third person from their relationship which made their relationship even mor...