Circumstances #19.

882 72 5
                                    

Brak!

Prang!

Junkyu terjatuh dan menghantam lemari, beberapa barang pun ikut terjatuh karena benturan dari lemari itu dengan tubuh junkyu, Haruto yang melihat itu pun langsung berlari ke arah junkyu.

" Junkyu! " Haruto langsung mengendong junkyu dan di bawa ke sofa.

" Bi! Bibi! " Haruto memangil sang bibi.

Sang bibi pun yang merasa terpanggil langsung lari terburu buru.

" Eh iya kenapa? Astaga non junkyu, ini non junkyu kenapa? " Haruto menggeleng tida tau.

" BI titip dulu, haru mau ke kamar buat ambil kuncil mobil yang ada di bagasi! " Haruto langsung berlari secepat mungkin untuk menuju ke kamar nya lebih cepat.

" Astaga non, Kenapa non bisa kaya gini sih? "

Haruto pun sudah balik lagi dengan begitu cepat, ia langsung mengendong junkyu dan memberikan kunci pintu kepada bibi untuk membantu nya membuka kunci pintu nya itu.

Haruto langsung memasukan junkyu ke dalam mobil dan pamit kepada sang bibi untuk membawa nya kerumah sakit.

" Semoga non junkyu tida apa apa, kenapa dia bisa pingsan ya? Astaga... "

Disisi lain, haruto menaruh juniyu di tempat duduk penumpang mobil agar bisa ia tidur kan, sedang kan haruto terus menerus mengemudi mobil nya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.

Hingga akhir nya haruto dengan cepat sampai rumah sakit, haruto memarkirkan mobil nya terlebih dahulu sebelum kembali mengendong junkyu dan di bawa ke dalam rumah sakit.

" Dok! Haah~ haah " dengan nafas yang terengah engah karena ia berlari sambil mengendong junkyu, ia mencoba teriak untuk memanggil dokter atau suster yang ada disana, untung di sana ada suster pun yang sedang berjalan di lorong dan segera menolong haruto.

Suster itu menyuruh haruto untuk duduk dulu dengan junkyu di ruang tunggu hingga suster itu kembali lagi membawa dokter dan suster lain bersama nya.

Junkyu langsung di bawa masuk kedalam satu ruangan untuk segera di periksa. Tidak berselang itu, junkyu di keluarkan kembali dari ruangan itu ntah inggin di pindahkan kemana.

Haruto hanya mengikuti dari belakang dengan berjalan cepat mengiringi suster dan dokter dokter itu, namun langkah haruto segera di berhentikan oleh salah satu suster perempuan.

" Loh kenapa? " Tanya haruto dengan kebingungan.

" Maaf ya pak, anda tidak bisa masuk kedalam sini selagi masih dalam penanganan dokter. " Setelah itu suster itu izin masuk kedalam dan menutup pintu nya.

Haruto pun duduk dengan rasa kekhawatiran di dalam diri nya, ia hanya memikirkan jika dokter sudah bertindak seperti itu tidak mungkin kalau junkyu tidak mendapatkan luka serius.

Haruto benar benar binggung sekarang apa yang akan dia lakukan, dia inggin menelfon kedua orang tua nya tapi menurut dia itu akan terlalu mustahil, apalagi untuk menelfon kedua orang tua nya junkyu. Yang sudah pasti kedua orang tua mereka akan benar benar sibuk, bahkan setelah mereka berdua menikah, kedua orang tua haruto dan junkyu sama sekali sudah tidak menghubungi apa pun lagi. Terlebih kedua orang tua junkyu, haruto mengingat bahwa saat acara pernikahan mereka berdua, kedua orang tua junkyu sama sekali tidak datang, menghubungi lewat telfon atau pun chat sama sekali tidak ada.

Hal itu benar benar sekarang membuat haruto pusing, khawatir, binggung sekaligus berantakan semua pikiran yang ada di benak nya. Tidak mungkin jika dia menelfon teman temannya lagi untuk datang, baru saja mereka berpisah.

Circumstances | Harukyu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang