Ali mendudukkan tubuhnya di sofa, helaan nafasnya terdengar berat. "Belum," ucapnya dengan suara yang sangat pelan. Selain masalah trauma Nabila, dia juga punya satu masalah lagi yang sama beratnya. Yaitu kedua orang tuanya.
Entah apa yang akan terjadi bila orang tuanya mengetahui kelakuan bejatnya dan melihat kondisi Nabila yang hancur karena ulahnya. Ali tak yakin mereka masih akan menganggapnya anak.
"Sebaiknya kamu beritahu mereka, bagaimanapun mereka berhak tahu bagaimana keadaan Nabila saat ini. Selain itu juga siapa tahu mereka bisa membantu memulihkan trauma Nabila, aku dengar orang yang mengalami trauma sangat membutuhkan dukungan keluarga untuk bisa bangkit kembali," tutur Nayla membuat Ali menatapnya dalam.
"Bagaimana aku bisa memberi tahu mereka. Apa yang harus aku katakan nantinya, mereka pasti akan marah besar dan bisa saji akan membenciku" Ali meremas rambutnya kasar. Dia benar-benar merasa buntu dan tak tahu harus melakukan apa.
"Tapi mereka berhak tahu, Li. Nabila juga butuh mereka. Jangan mengambil keputusan hanya karena pemikiran kamu saja, pikirkan keadaan Nabila," ucap Nayla dengan suara tinggi. Urat-urat di lehernya terlihat menandakan kalau wanita itu tengah menahan amarah.
"Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini? bukannya kamu sama sekali enggak peduli sama apa yang menimpa Nabila dan traumanya Nabila?" tanya Ali dengan tatapan yang memicing tajam membuat Nayla yang melihatnya mendengus kesal karena merasa dicurigai.
"Aku bukan tidak peduli, bagaimanapun aku juga perempuan. Menjadi korban pemerkosaan bukanlah suatu yang ringan, Li. Ya meskipun yang ngelakuin itu suami sendiri, tapi bukankah hukum di negara ini juga tetap melarang meski pemerkosaan itu dilakukan dalam ikatan yang telah sah?"
Ali mendengar ucapan Nayla dengan seksama, lelaki itu memusatkan seluruh atensinya pada sang istri. "Jadi, kenapa kamu bersikap seolah-olah kamu tidak peduli dengan trauma Nabila?"
Nayla menghela nafasnya dalam. "Aku cemburu. Sejak kejadian itu kamu selalu memusatkan perhatian kamu untuk Nabila, sedangkan aku diabaikan. Kamu bahkan selalu tidur di sana tanpa peduli kalau sikap kamu itu membuat aku merasa tersisih. Lagipula, apa kamu tidak sadar kalau keberadaan kamu yang terus ada di dekat Nabila itu justru semakin membuat Nabila mengingat kejadian itu? bagaimana dia bisa sembuh dari traumanya sedangkan orang yang membuatnya mengalami semua hal buruk itu saja selalu ada di sekitarnya." Nayla menatap Ali intens, dia ingin lelaki itu mengerti kalau tindakannya bukan hanya membuat dirinya yang memiliki posisi sebagai istri pertama merasa cemburu dan tersisih tetapi juga membuat trauma Nabila semakin memburuk.
Nabila mungkin tak lagi menjerit histeris setiap kali Ali ada di dekatnya atau menyentuhnya, namun siapa yang tahu kalau bisa saja dalam lubuk hatinya yang paling dalam, istri kedua suaminya itu memendam sendiri rasa takut dan sakitnya yang pada akhirnya membuat trauma itu semakin dalam.
"A-ku..." Ali mengusap wajahnya frustasi dan menghela nafasnya berat. "Aku hanya mencoba untuk bertanggung jawab dengan selalu ada untuknya. Aku ingin menemaninya agar dia tidak merasa sendiri dan kuat untuk melewati semua ini. Aku cuman berusaha untuk mengembalikannya seperti dulu."
"Enggak akan bisa, Li." Nayka menyela Ali dengan suara tegasnya. Terkadang dia tak mengerti dengan jalan pikiran Ali yang menurutnya sangat tak sesuai dengan yang seharusnya dilakukan.
"Bagi seorang penderita trauma, khususnya korban pemerkosaan. Meskipun dia bisa sembuh, dia tidak akan bisa kembali seperti semula karena memang segalanya tak lagi sama seperti dulu. Ada yang hilang dari dalam dirinya yang enggak akan bisa kembali lagi bagaimanapun kerasnya usaha yang dilakukan." Nabila menjeda ucapannya dan berjalan menghampiri Ali, duduk di samping lelaki itu dengan tubuh menyerong menghadap Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Jadi Madu
RomanceNabila pernah patah hati saat Ali, kakak angkat sekaligus lelaki yang dicintainya menolak perjodohan dengannya dan lebih memilih menikahi wanita lain. Meski sakit, Nabila pasrah dan memilih mengikhlaskan. Namun saat hatinya mulai pulih dari luka, or...