Nara bangun seperti biasa nya, namun ada perasaan dan keadaan yang berbeda saat Nara membuka mata.
Semua orang tengah berkumpul disekitarnya, terlihat ruangan ini adalah ruangan icu. Bukankah semalam ia sedang tertidur di kamar nya? Ketika Nara bangun orang pertama yang Nara lihat adalah Hazel. Bukannya Hazel sudah mati? ini yang menjadi pertanyaan pertama yang melintas di pikiran Nara.
"Zel, ini beneran lo?" kata Nara sambil memegang tangan Hazel.
"Iyalah, lo kenapa Ra kok kayak kaget gitu liat gue?" Nara tambah bingung, mengapa saat ia bangun keadaan menjadi seperti ini?
"Gue kenapa?" Nara bingung kenapa semua teman nya melihat nya dengan pandangan khawatir. dan tiba tiba Rara datang dengan muka yang begitu marah.
"KEBIASAAN BANGET SIH LO RA, KENAPA LO BAWA MOTOR GA PERNAH HATI-HATI" Rara paling tidak suka ketika Nara tidak memikirkan keselamatan nya.
"udah Ra, Nara baru sadar" ucap Nayara sambil berusaha menenangkan Rara. Sedangkan Nara sedari tadi tidak mendengarkan perkataan Rara, yang ia lakukan hanyalah terus memperhatikan Hazel 'apakah ini benar benar Hazel?' Nara terus bergumam seperti itu daritadi.
"ra, jangan bengong" ujar Hazel sambil menepuk tangannya di depan pandangan Nara. Namun Nara malah menangis dan langsung memeluk Hazel.
"Zel... lo beneran masih di sini? kita masih ada kesempatan buat bareng bareng? lo belum ninggalin gue kan? kita masih bisa berjuang bersama kan?" disela tangisnya Nara mengucap itu semua.
"Gue masih disini ra, gue selalu ada buat lo. gue ga pernah pergi. lo kenapa sih ra, kok jadi aneh gini? harus nya kita yang khawatir sama keadaan lo, gara gara jatuh dari motor sampe ga sadar berbulan bulan." Hazel terus berusaha menenangkan Nara yang masih menangis. Siapa sangka bahwa sebenarnya kejadian kemarin hanyalah sebuah kejadian yang terjadi di alam yang berbeda, kejadian itu terjadi karena khayalan Nara saat sedang koma. Kejadian itu berawal sejak Nara kecelakaan.
"Jangan tinggalin gue lagi" ucap Nara
"Gue ga pernah ninggalin lo, gue disini." balas Hazel.
"Alan dimana?" tanya Nara sambil melihat sekeliling.
"Alan di rumah nya lah, kenapa tiba tiba lo bahas Alan? lo suka ya sama Alan? yang bener aja lo baru bangun langsung nanyain Alan dimana"
"Suka? dia kan ngajakin gue ngelukis semalem?"
"Sejak kapan anjir, lo aja lagi terbaring lemah disini. Alan juga udah punya pacar masa iya dia ngajak lo ngelukis bareng, buat apa?"
"Hah, jadi semuanya cuma khayalan gue aja?"
"Ada apa ra? kenapa tiba tiba lo mikir begitu"
"Gue ngeliat Hazel dibunuh sama Abi dan gue juga tambah deket sama Alan"
"Itu semua ga mungkin ra. Hazel sama Abi aja bucin banget, lo lagi koma aja mereka malah makan bakso berduaan. Alan juga udah punya pacar Ra" setelah mendengar itu semua, Nara merasa senang karena Hazel masih hidup. Namun ia merasa terjebak dengan perasaan nya kepada Alan, sepertinya Nara telah terbawa perasaan karena kejadian itu.
"Berati gue masih tetep sendirian dong? padahal di khayalan gue dikit lagi gue punya pacar. ih kenapa sadar nya harus sebelum pacaran sih, kalo bisa di lanjutin kan status jomblo gue yang udah 3 tahun bakal bisa di hapus" ucap Nara dengan pandangan yang serius. Seisi ruangan itu langsung dipenuhi dengan suara tawa. Bagaimana mereka bisa menahan tawa ketika melihat mata Nara yang sembab dan berbicara sambil memasang muka lesu.
"Berati lo pengen ya pacaran sama Alan?" tanya Hazel
"e-enggak, Alan udah punya pacar kan?"
"kata siapa?" tiba tiba Alan datang
"aku belum punya pacar" lanjutnya.
"IH KALIAN BOHONGIN GUE YA?" tanya Nara dengan nada tinggi
"lah, trus itu yang suapin lo di kantin sampe peluk peluk lo kemarin siapa?" tanya Nayara
"temen gue" balas Alan dengan santai
"anjir, so sweet banget padahal cuma temen" Hazel lebih terkejut dengan topik mereka saat ini di bandingkan dengan khayalan Nara saat sedang koma.
"bisa gitu yaa, padahal cuma temen" sindir Nara
"kenapa? cemburu? atau mau juga?" tanya Alan yang langsung dihadiahi pukulan dari Nara.
"ih baru bangun aja pukulan nya udah sakit, gimana kalo udah bisa lari larian. kayak di kejar tirex yang mau makan mangsa nya kali ya" setelah berbicara seperti itu, Alan langsung pergi menjauh dari Nara karena takut mendapatkan pukulan yang kedua kalinya.
seisi ruangan hanya bisa geleng-geleng melihat mereka berdua. aneh, tapi lucu.
"mama di cuekin daritadi?" mama Nara muncul dari belakang
"mamaaaa, papa mana?" Nara langsung memeluk mamanya.
"papa lagi di jalan, sebentar lagi juga sampai"
"Nara kapan pulang ma? disini sedih banget, Nara jadi keinget Oma"
"kalo masalah pulang mama belum dapet kabar dari dokter, tapi kata dokter setelah kamu sadar nanti kamu bakal dipindahin ke ruangan biasa"
"tapi ma, kenapa hal yang ga terlalu berdampak buat kehidupan Nara harus masuk ke khayalan Nara, kenapa tentang Oma yang pergi ninggalin Nara selamanya ga dijadiin cuma sekedar khayalan Nara juga?"
"mama ga tau sayang, jangan pikirin itu dulu yaa"
"iya ma, miwo masih aman kan?"
"masih kok, dia ada dirumah"
jam kunjungan telah habis, teman teman Nara langsung berpamitan kepada keluarga Nara. keluarga Nara tidak ikut keluar, karena mereka sedang mengurus barang barang yang akan dipindahkan ke ruangan biasa.
-
Hallo, udah lama nih aku ga update chapter terbaru. kalo ga salah terakhir itu bulan Juli ya? Maaf ya lama banget, tadi nya aku mau berhenti nulis, tapi tiba tiba aku kepikiran sama kelanjutan cerita ini. Jadi aku mutusin buat trus lanjutin cerita ini sampai tamat!!
see you on the next chapter 🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
falling in love with waketos
Teen Fiction"Hallo kenalin nama gue Alan dari kelas 9d" Siapa yang tidak mengenal Edgar Alan Mavendra, seorang waketos di salah satu sekolah smp favorit di kota bandung. Ada adik kelas Alan yang bernama Nara yang sedang memendam perasaannya terhadap Alan, rasa...