Sarah mengamati Beth yang dengan berhati-hati memotong kue ulang tahun berlapis cokelat mengkilap di hadapannya. Minimalis, tapi elegan.
Hari itu adalah hari ulang tahun Hans. Dia menyewa satu ruang Suite berkapasitas 20 orang di sebuah beach club di Canggu. Sarah menerka Hans sangat suka dengan kolam karena memilih Suite dengan fasilitas kolam renang pribadi. Hanya untuk pesta ulang tahun. Padahal, vila mereka juga punya kolam dan masing-masing kamar juga dilengkapi bathub. Jelas Suite dengan kolam dipilih bukan karena Hans suka main air.
Malam itu ia juga mengundang beberapa kenalannya di Bali. Meski kebanyakan bule, ada pula beberapa orang Indonesia, walaupun Sarah tak punya kesempatan untuk mengajak mereka ngobrol di sela pesta.
Halaman ruang Suite itu menghadap langsung ke lapangan rumput dengan panggung di satu sudut. Panggung itu tak setiap hari digunakan, hanya jika ada acara-acara khusus. Malam ini, panggung itu tak bakal kosong. Kabarnya Hans sudah menyewa DJ favoritnya untuk menghibur seisi beach club.
Beth lalu menaruh potongan kue tadi ke sebuah piring kecil dan menyodorkannya pada Hans.
"Kue pertama!" sahut beberapa orang dalam ruangan. Beth senyum-senyum sambil mengunci pandangannya pada kekasihnya itu. Sarah menduga kue pertama itu pastilah untuk Beth. Ia juga yakin orang-orang berpikiran sama.
"Kue pertama..." Hans memandang balik Beth, tapi kemudian menyapukan pandangannya ke seisi ruangan. Ruangan hening sejenak.
"Untuk... Alex!"
Alex terkejut, begitu pun teman-temannya yang lain, seperti Isak, Lukas, Viktor, Sarah, dan bahkan Beth. Lalu seisi ruangan riuh, disusul dengan tepuk tangan dan tawa.
Hans mengangkat tangannya, memberi sinyal agar teman-temannya kondusif. Ia mendekatkan mulutnya ke pengeras suara.
"Aku punya beberapa sahabat luar biasa dan sangat mensyukuri itu. Tapi Alex salah satu sahabat terbaikku. Kami sudah berteman lumayan lama. Ini sedikit apresiasi saja buatmu," katanya sambil menyerahkan piring kue tadi dan merangkul Alex. Ruangan kembali hening sejenak. Alex hanya mengangguk sebagai pengganti ucapan terima kasih. Menggelengkan kepala sambil tertawa kecil.
Hans lalu melirik seisi ruangan. Semua mata tertuju padanya, raja malam ini. Sarah merasakan aura luar biasa Hans yang rasanya bikin semua orang di ruangan tunduk.
"Aku....bercanda. Kalian semua yang ada di ruangan ini juga luar biasa spesial! Kue ini buat Alex supaya si super sehat ini kita paksa makan banyak gula hari ini!"
Seisi ruangan riuh kembali dan tawa kian pecah, meskipun mungkin hanya segelintir yang mengenal Alex.
Viktor dan Isak yang tertawa paling puas, sampai terbahak-bahak. Viktor, terutama, memang sering mengeluh karena pola hidup "terlalu sehat" Alex, yang membuatnya selalu tidur paling cepat dan sulit diajak keluar malam. Alex cukup kaku dengan jam tidurnya. Pergi tidur jam 10 malam, bangun jam 5 pagi untuk lari.
"Silakan dinikmati makanan dan minum yang sudah tersedia," sambung Hans kepada semua orang di ruangan, lalu sekilas melirik ke arah meja makan penuh food platter dan berbagai jenis bir.
Setelah jeda sejenak, Hans berdeham dan memanggil khalayaknya. "Teman-teman. Malam ini aku juga mengundang seseorang yang spesial, khusus untuk kita semua bersenang-senang sampai pagi! ini dia.. DJ paling terkenal di Bali, DJ Avoooo!"
Ruangan semakin pecah meski diisi tak sampai 20 orang. Lalu seorang laki-laki berwajah oriental dengan pakaian serba kebesaran dan topi dibalik muncul dari balik pintu. Tak butuh waktu lama untuk Sarah meyakini dialah DJ Avo itu. Sang DJ disambut begitu meriah oleh para tamu yang antusias.
![](https://img.wattpad.com/cover/351781649-288-k80959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommates for 30 Days
Romantizm[21+] (PREKUEL "My Client is My Ex-FWB] Di sela jeda kuliahnya, Sarah menghabiskan waktu selama 30 hari tinggal bersama Alex, laki-laki yang dikenalnya di dunia maya, serta lima orang teman Alex yang lain di sebuah vila di Bali. Tanpa ikatan apapun...