Jungkook berjalan dengan langkah tegasnya masuk ke dalam ruangan milik temannya. Pria itu menendang pintu dengan keras hingga membuat orang yang berada di dalamnya terkejut.
"Fuck!! Apa yang kau lakukan Jung!" Kesal Jimin, sekretaris pribadinya sekaligus teman dekatnya.
"Kau menipuku huh!!" Ucap Jungkook sembari menarik kerah pria di depannya dengan kasar, ketahuilah bahwa ia benar - benar ingin menghabisi lawannya itu sekarang juga.
"Tunggu, jelaskan dulu apa masalahmu? Dan kapan aku menipumu teman!"
"Kau masih berpura - pura rupanya! Bagaimana bisa kau menyuruhku menikah dengan anak Minho sialan itu untuk balas dendam? Bukannya balas dendam aku malah membantu perusahaannya bangkit sialan!" Kesal Jungkook lalu mendorong tubuh Jimin ke belakang.
"Hahaha yang itu rupanya" tawa Jimin dengan renyah mengingat kebodohan teman sekaligus atasannya itu.
"Bukan hanya itu saja bajingan! Kau mengatakan anak pria sialan itu sudah tidak perawan lagi, tapi aku malah menemukan noda merah saat terbangun tadi! Kau membuatku malu karena sudah menghinanya atas apa yang tidak benar-benar terjadi!" Seru Jungkook kemudian menatap Jimin tajam.
"Ouh maaf Jung, untuk hal itu aku memang bercanda, apa kau menganggap nya serius huh? Aku bahkan belum pernah bertemu dengan istrimu itu, saat pernikahan pun aku tidak datang karena pergi keluar negeri bukan?"
"Hmm jadi kenapa kau malah benar - benar mengirimkan uang ke rekening kantor keparat itu?" Tanya Jungkook.
"Ayah mertuamu? Itu semua agar kau bisa mempertahankan istrimu sampai dia hamil nanti kemudian memberi mu anak! Kenapa kau jadi bodoh seperti ini Jung? Memangnya kau mau mengembalikkan anaknya lagi karena kita tidak membantunya sesuai kesepakatan diantara kau dan pria tua itu?" Cecar Jimin
"Kau seharusnya memberi tahuku terlebih dahulu, kau juga tidak meminta persetujuan pengiriman dana besar itu ke pihak lain!"
"Hei aku sudah meminta ijin padamu, kenapa semenjak menikah kau tiba - tiba menjadi bodoh seperti? Apa begitu besar pengaruh yang wanita itu berikan padamu hingga kau ketularan bodohnya huh?"
"Diam kau, aku lupa sudah menandatangani surat itu, sudahlah lanjutkan kerjamu aku akan kembali ke ruanganku" Ujar Jungkook kemudian pergi dari ruangan sekertaris.
Di sepanjang lorong Jungkook merutuki kebodohannya itu, dia juga sulit untuk menenangkan dirinya akhir - akhir ini. Apalagi di rumah ada Lisa yang selalu membuat gejolak amarahnya meledak - ledak. Jungkook masih berpikir jika wanita itu berpura - pura dengan sikap baiknya padahal di awal mereka bertemu ia tampak seperti wanita liar dan bar - bar. Tapi belakangan ini wanita itu malah tampak polos dan lugu, padahal itulah karakter istrinya yang sebenarnya.
Jungkook berusaha menepis perasaan ragunya, seperti apapun wanita itu sebenarnya dia tetap tidak akan pernah mencintai wanita selain ibunya sendiri.
Jungkook memiliki pola pikir yang berbeda tentang wanita, jika teman - temannya itu gila wanita maka tidak dengan dirinya. Dia menganggap semua wanita diluaran sana seperti pelacur yang menjual tubuhnya pada kekasih mereka padahal itu hal yang biasa saja bagi Jimin dan teman Jungkook yang lainnya. Bahkan Jungkook pernah di beritakan menjadi seorang gay karena dirinya terlalu dengan dengan teman prianya. Alhasil perusahaan berita itu pada akhirnya bangkrut karena ulah Jungkook sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu |•lizkook
FanfictionDi saat perusahaan keluarga Lisa mulai goyah, dari sana lah kehidupan baru mulai ia rasakan. Terpaksa menikah dengan pria yang baru saja bercerai satu hari dengan mantan istrinya, dinikahkan hanya karena uang membua dirinya merasa tidak dihargai. P...