Jungkook turun terlebih dahulu setelah mereka sampai di tempat tujuan. Di sepanjang perjalanan tadi mereka hanya ditemani kesunyian di dalam mobil, Lisa sibuk dengan perasaannya yang kalang kabut sedangkan Jungkook sibuk dengan pemikirannya yang primitif. Mereka berdua sama - sama keras kepala dan enggan untuk memulai pembicaraan satu sama lain. Hingga akhirnya mereka tiba di tempat itu, sebuah gedung yang terlihat sangat mewah dengan arsitektur yang tidak main - main.
Jungkook menatap Lisa yang masih ada di mobil, wanita itu sedih tapi dia akan berusaha untuk menutupi kesedihannya. Dia tidak mau orang - orang bertanya - tanya tentang ditnya nanti.
"Keluar" Perintah Jungkook, Lisa masih berusaha menenangkan hatinya yang kacau tapi suara Jungkook lagi - lagi membuatnya terganggu.
"Keluar Lisa! Jangan kekanak - kanakkan seperti ini, apa yang aku katakan tadi adalah fakta, jadi cobalah untuk menerima kenyataan pahit di hidupmu ini!" Geram Jungkook saat Lisa sama sekali tidak berkutik
"Sialan wanita ini! Jangan menguras emosiku, aku sudah berbaik hati ini untukmu!"
Lisa menghela napasnya sekali lagi, ia berusaha mentralkan mimik wajahnya tanpa memperdulikan Jungkook yang semakin naik darah diluar sana. Dia mengatur napasnya pelan lalu mulai membuka pintu mobil di sampingnya.
"Sudah, kita akan masuk sekarang?" Tanya Lisa
"Ck, membuang - buang waktu saja! Bedsikaplah seolah kita adalah pasangan suami istri yang serasi nantinya, aku tidak mau ada pandangan buruk yang mengarah padaku!"
"Baiklah"
Lisa akan mengikuti alur yang sudah Jungkook siapkan, mereka mulai berjalan menuju gedung mewah itu. Jungkook menyuruh lisa untuk bergandengan dengannya, Lisa sangat kesal akan hal itu, namun ia juga senang. Lisa kesal karena Jungkook seolah sedang mempermainkan hatinya melalui sikap yang pria itu tunjukkan padanya. Jika seperti ini ceritanya, maka Lisa akan semakin jatuh dalam pesona pria yang ia cintai itu.
Mereka sudah sampai di pintu besar itu, mereka mulai masuk ke dalam hingga berasa di sebuah ruangan yang ukurannya lumayan besar dengan berbagai dekorasi bunga yang menghiasi ruangan itu.
"Apakah itu Jisoo?" Gumam Lisa
Jungkook sedikit melirik ke arah Lisa, ia tidak tahu jika Lisa sudah sejauh ini untuk mengenal wajah Jisoo.
"Kau mengetahuinya? Sejauh mana kau melangkah Lisa? Bukan kah sudah aku katakan jangan mencampuri urusan suami mu ini hmm?" Geram Jungkook dengan suara yang sangat pelan di samping Lisa
Lisa merutuki ucapannya tadi, ia spontan berkata seperti itu karena ia tidak sengaja. "Aku tidak mencampuri urusanmu, aku— aku juga punya urusan dengan wanita yang bernama Jisoo itu," Sahut Lisa
Jungkook mengangkat satu alisnya tak percaya, "Oh ya? Bukan karena kau mengetahui aku mencintai nama di balik tatoku itu? Kau mencari tahunya bukan?"
Lisa terpojok saat itu juga, "Maaf"
"Ternyata kau bukan wanita polos seperti yang aku ketahui, kau sama saja dengan wanita - wanita diluar sana yang haus akan gossip tentang diriku, padahal kau sendiri adalah istriku," Ujar Jungkook memicingkan matanya
"Aku hanya ingin tahu, siapa dan bagaimana karakter wanita yang akan menjadi ibu pengganti untuk anakku nanti. Bukankah nanti kita akan bercerai setelah anak ini lahir?" Tanya Lisa
Jungkook terdiam, dia melupakan semua hal itu, sekarang wanita yang ia cintai sudah tidak dapat ia harapkan. Jungkook membawa pandangannya ke arah lain, ia enggan untuk memikirkan hal ini untuk beberapa saat, nanti akan ia pikirkan hal ini di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu |•lizkook
FanfictionDi saat perusahaan keluarga Lisa mulai goyah, dari sana lah kehidupan baru mulai ia rasakan. Terpaksa menikah dengan pria yang baru saja bercerai satu hari dengan mantan istrinya, dinikahkan hanya karena uang membua dirinya merasa tidak dihargai. P...