23. Anger

335 34 1
                                    

Jungkook mendekat ke arah pelayan yang teridam seribu bahasa menatap temannya yang dengan polosnya menyebut namanya tanpa beban dan perasaan kasihan. Hana menggeleng pelan sembari menatap temannya itu karena merasa dikhianati. Namun bagaimana pun juga tindakan Hana tidak bisa dibenarkan karena mencoba melakukan paraktik pembunuhan pada keluarga Jungkook.

Jungkook menarik dagu wanita itu dan melayangkan tamparan yang sangat keras hingga tubuh wanita itu tersungkur ke atas tanah. Pandangan pria itu semakin menggelap kala mengingat bayangan Hari yang tertidur di atas ranjang rumah sakit.

"Kau akan menerima konsekuensinya karena telah bermain-main denganku, ingat ini. Jika sampai besok Hari tidak sadar maka kematian siap menantimu, aku tidak perlu mengotori tanganku untuk membunuh wanita berhati busuk sepertimu, satu suntikan cairan mungkin bisa mencabut nyawamu itu!" Tegas pria itu lalu memerintahkan anak buahnya untuk membawa Hana ke ruangan khusus agar wanita itu tidak berbuat yang macam-macam.

Jungkook beralih menuju tangga untuk pergi ke kamarnya menemui Lisa. Pelayan bilang wanita itu enggan keluar sedari tadi, bahkan hanya untuk makan saja Lisa tidak mau.

Cklek

Jungkook menatap Lisa yang sedang berbaring membelakanginya, tubuh wanita itu terselimuti selimut tebal yanga da di atas ranjang. Jungkook tahu wanita itu belum tidur, namun ia juga tidak tahu harus memulai dari mana untuk mengawali percakapan mereka setelah banyak luka yang sudah Lisa berikan hanya untuknya.

"Aku menemukan pelaku nya, semuanya akan selesai besok, Dokter sudah memeberikan keterangan, Hari masih hidup."

Lisa yang sedari tadi memejamkan matanya sontak langsung terbangun, ia menatap kedua mata Jungkook berharap menemukan kebohongan yang akan Jungkook ciptakan lagi untuknya. Namun ia sama sekali tidak menemukannya, Lisa bangun dan mendekat ke arah Jungkook dengan wajah yang penuh tanya. Dia berharap apa yang Jungkook katakan tadi memeanglah kenyataan, namun ia tidak mau berekspetasi tinggi untuk keinginannya terlebih dahulu sebelum mengetahui kebenarannya.

"Kau berbohong," Desis wanita pelan dengan wajah kecewanya.

"I'm not"

"Dokter bilang Hari pergi! Apa sekarang giliranmu yang berhalusinasi?!"

"Hari masih hidup, perlu aku buktikan? Ayo datang ke rumah akit dan temui anak kita, sayang"

"Sayang? Apa sekarang kau ingin aku makan bujuk rayuan mu itu agar kita bisa hidup kembali sedangkan Hari menderita sendirian? Tidak akan!"

"Ck, ikut aku ke rumah sakit sekarang mana akan aku buktikan ucapanku!" Seru Jungkook kemudian membawa Lisa ikut bersamanya keluar dari kamar mereka menuju mobil.

Lisa hanya mengikuti langkah Jungkook yang semakin lebar, ia akan pergi ke rumah sakit dan berharap apa yang dikatakan Jungkook adalah kenyataan. Tapi dia takut, dia takut jika sebenarnya anaknya itu memang sudah pergi.

*
*
*

Lisa menatap gedung tinggi di depannya, hatinya berdenyut nyeri saat menyadari bahwa anaknya saat ini ada di dalam gedung itu sendirian. Lisa mulai melangkahkan kakinya perlahan-lahan mengimbangi langkah kaki Jungkook yang sedari tadi terus menggenggam tangannya. Sumpah Demi apa pun Lisa akan marah besar jika sampai Jungkook membohinhinya kali ini. Meski mustahil namun Lisa berharap apa yang dikatakan Jungkook adalah sebuah kebenaran.

Hanya kali ini kesempatannya untuk menebus kesalahannya pada Hari. Lisa benar-benar menyesal karena meninggalkan anak itu dan baru kembali saat situasi seperti ini. Dia ingin Hari mendengar kata maaf yang tulus ia keluarkan dari mulutnya, Hari harus tahu bahwa ibunya itu sangat-sangat menyayangi dirinya.

Mencintaimu |•lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang