17. 2-H

304 28 3
                                    

Dua tahun berlalu—

"Tidak mau makan, Hali tidak mau!"

"Nona, sedikit saja ya? Jangan sampai nanti sakit karena tidak mau makan, Nona tidak mau sakit bukan?" Tanya Mona.

"Tidak mau Bibi, Hali kenyang, Hali mau tunggu Daddy. Bibi, ini sudah jam empat kan?" Tanya Hari menatap jam dinding besar di ruang tengah, anak itu kebingungan dengan angka-angka yang tertera disana.

Matanya memicing, dahinya mengkerut karena tak bisa membaca jam yang ada di depannya itu. Hari mengambil tangan Mona dan membawanya mendekat ke arah jam dinding besar itu sembari meminta Mona untuk melihatnya.

"Jam belapa? Daddy pulangnya jam empat, ini jam belapa?"

"Sebentar lagi jam empat, jadi Nona harus habiskan makanan ini, jika tidak Tuan akan marah pada Nona karena tidak mau makan," Ujar Mona meyakinkan Hari.

"Daddy malah? Daddy selalu malah, tapi Hali sayang, apa Daddynya Hali sayang Bi?"

"Ha? Tentu saja Nona."

"Tapi Hali sedih...."

"Nona? Ayo makan, sekali lagi ya?"

"Tidak mau, Bibi ayo kejal Hali!"

Anak itu berlari mengelilingi ruang tengah, cukup lama mereka berputar-putar disana hingga Hari memutuskan untuk masuk ke ruang kerja Ayahnya yang terbuka. Pintunya terbuka sedikit, yang sepertinya Jungkook lupa untuk menguncinya.

Hari masuk ke dalam sana tanpa tahu masalah apa yang akan ia hadapi karena sudah sembarangan masuk ke ruangan penting milik ayahnya. Mona sendiri ikut panik saat melihat Hari yang kini sudah duduk di bangku kebesaran milik sang Ayah. Anak itu begitu ceria dengan senyumannya yang lebar, persis seperti ibunya, Lisa.

"Nona, ayo turun, kita harus keluar sebelum Tuan marah."

"Bibi, lihat aku tinggi!!"

Hari naik ke atas meja, anak itu melompat-lompat kegirangan disana. Hingga akhirnya ia turun sendiri saat mendengar suara mobil Jungkook dari luar.

"Yeay Daddy pulang!"

Hari mengambil dua boneka yang ada di atas sofa lalu berlari keluar dari ruang tengah ke halaman depan parkiran. Senyuman lebar menyambit kedatangan Ayahnya ia lemparkan, namun tidak dengan Jungkook yang baru saja keluar dari mobil dengan wajah datarnya.

"Daddy! Ayo main, lihat ini hadiah dali Oma, bonekanya bagus kan Dad? Ada 2, Hali suka boneka, ayo main Daddy. Daddy Viona kemalin belmain boneka belsama Viona, Hali juga mau main—"

"HARI! Berhenti berteriak, masuk ke kamar sekarang, berhenti bermain!"

Hari yang mendengar bentakan dari ayahnya itu hanya menundukkan pansnagannya, selalu saja begitu. Setiap pulang kerja Hari selalu berusaha membujuk Jungkook dengan senyumannya agar ayahnya itu mau bermain bersama, atau hanya sekedar menemani, Hari tidak masalah akan hal itu. Jangankan menemani, melihat Hari duduk menghampirinya di ruang keluarga, taman, ruang kerja, atau dimana pun itu Jungkook langsung pergi meninggalkan Hari.

"MASUK!"

"Mau main..."

Jungkook menggeram pelan, ia mengambil dua boneka yang ada ditangan Har lalu berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Hari berlari kecil mengikuti ayahnya dari belakang, anak itu berusaha menggapai tangan Jungkook yang membawa dua boneka baru yang sudah menjadi kesayangannya.

"Dad, Hali mau bonekanya, Daddy..."

Jungkook masuk ke dalam ruang kerjanya, ia terkejut saat melihat beberapa kertas yang berserakan di atas lantai ruangan itu.

Mencintaimu |•lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang