22. regret?

301 20 5
                                    

Pria dengan wajah rupawan itu tidak datang ke rumah sakit, ia mendarat dengan cepat karena memilih untuk menggunakan jet pribadinya. Tidak ada ekspresi apapun di wajah pria itu, Jungkook pulang ke rumahnya dengan kekosongan.

Setelah Ibunya tadi mengatakan bahwa Hari sudah pergi Jungkook langsung pulang, dia meninggalkan semua pekerjaannya. Pria itu memilih pulang ke rumah daripada menemui semua orang yang ada di rumah sakit. Diam-diam Jungkook masuk ke dalam kamar putrinya, nuansa berbeda ia rasakan, tidak ada suara apapun, hening. Namun, sebelumnya keceriaan selalu terlihat bila ia memasuki kamar dengan warna menyala itu, tapi tidak dengan sekarang.

"Kenapa menyerah?" Gumam Jungkook menatap foto dengan ukuran A5 yang terpajang di dinding kamar itu.

Dimana Hari tersenyum lebar membawa satu boneka kelinci berwarna putih, kedua giginya terlihat, tangannya terangkat sembari memperlihatkan senyuman indah yang ia miliki. Jungkook mengarahkan pandangannya pada tempat tidur yang masih rapi itu, dia duduk lalu mulai berbaring. Jangan salah, kamar Hari sangat besar, Jungkook masih memberikan tempat tidur yang sangat nyaman bagi putrinya itu selama ini.

"Apa karena aku pergi? Aku pergi untuk bekerja, untukmu, bukan untuk orang lain," Gumam Jungkook lagi.

"Bukankah ingin bertemu ibumu? Dia sudah datang, kenapa malahan pergi?" Tanya Jungkook.

"Benci saja aku, tapi jangan pergi, bisa lakukan keajaiban agar bisa kembali lagi? Pulang... Pulang ke rumah ini, bukan ke tempat lain..."

Jungkook bangun lalu membuka lemari kecil yang ada di sudut ruangan, ia mencari baju kesayangan Hari yang pernah ia berikan atas pakasaan dari Yoona. Dan pria itu mendapatkan apa yang ia cari, dress dengan ukuran kecil yang dibeli Yoona di Paris, Yoona meminta Jungkook untuk memberikan itu pada Hari dan mengatakan bahwa dress itu dari Jungkook, bukan darinya.

"Bodoh sekali aku..."

Jungkook terkekeh pelan lalu kembali berbaring di tempat tidur milik anaknya. Tidak terlalu besar namun muat untuk satu orang dewasa. Ia juga mengambil boneka kelinci yang ada di atas meja nakas dan memeluknya erat. Bagaimana cara hati dingin pria itu untuk mengungkapkan perasaannya tidak ada yang tahu. Yang pasti, pria itu sangat hancur, berkali-kali lipat dibanding masa-masa sebelumnya.

"Jangan pergi, daddy akan benar-benar marah jika besok pagi tidak ada kabar baik dari rumah sakit, jangan menyerah, biar daddy yang menyerah karena terlalu naif selama ini..."

Air mata Jungkook yang sedari tadi membendung kini sudah mulai penuh, air matanya bersekjncur bebas merasakan sakitnya hati itu. Alira darah yang sembat sempat Jungkook rasakan, rasanya ia ingin terjun bebas dari atas jurang lalu merengkuh tubuh putrinya.

"Ingin aku peluk? Cium? Atau apapun itu, semuanya akan kamu dapatkan, asal datangkan keajaiban. Kau mau dunia? Akan aku berikan, semuanya, ingin semua harta dan warisan? Akan aku berikan, tapi tolong jangan pergi, daddy tidur, tidur disini, daddy loves you so much, my little girl."

*
*
*

Yoona datang bersama Haru, kemarin malam ia pulang ke rumahnya untuk mengabari Siwon dan meminta suaminya untuk menemani Lisa di rumah sakit sembari menunggu persetujuan Jungkook.

"Tolong bawa Haru masuk ke kamarnya dan temani dia, dimana putraku?" Tanya Yoona.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mencintaimu |•lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang