15. twins

544 40 6
                                    

2 bulan berlalu-

Lisa sedang mengamati beberapa tanaman bungan yang tumbuh di halaman depan, dia juga mengambil satu tangkai bunga mawar yang tumbuh sangat sempurna. Wanita itu hendak mengambil watering can yang ada di gudang belakang, namun tiba - tiba Mona datang ke arahnya membawa amplop kecil yang tidak lisa ketahui isinya apa.

"Bibi? Kenapa?" Tanya Lisa saat wanita itu berjalan cepat ke arahnya.

"Ini, ada orang yang menitipkan undangan pernikahan katanya untuk Nyonya dan Tuan Jungkook," Jawab Mona seraya menyerahkan amplop coklat dengan hiasan pita di setiap sisinya.

Lisa menerima amplop itu dengan baik, "Terima kasih Bi, nanti aku akan berikan pada Jungkook," Ucap Lisa

"Iya, kalau begitu Bibi kembali ke belakang ya," Ucap Mona

"Iya Bi"

Lisa berjalan masuk menuju ruang tamu, dia duduk di sofa lalu membolak - balikkan amplop yang ada di tangannya. Dia membaca nama yang tertera dengan huruf kaligrafi di atas amplop itu. Ia menyerngit pelan sekalugus heran saat membaca nama itu.

"Jin dan Jisoo? Jadi mereka akan menikah?!" Ucap Lisa kaget

"B-bagaimana ceritanya? Ini benar - benar akan berlalu? Aish, seharusnya aku senang bukan?" Kesal Lisa kemudian membuka surat itu perlahan - lahan.

"Bagus - bagus sekali fotonya, Jisoo itu juga cantik, wajahnya mendukung sekali difoto ini, memang lebih cocok jika dia disandingkan dengan Kak Jin," Gumam Lisa

"Apa itu?"

Lisa terdiam bak patung dengan matanya yang melotot menatap gambar dengan gugup. Dia mengangkat pansnagannya dan mendapati keberadaan suaminya di depannya.

"Mmm ini-"

Jungkook mengambil paksa kertas yang ada di tangan Lisa, pria itu memicingkan matanya seolah tengah mencari suatu petunjuk dalam undangan yang mereka dapatkan. Tak lama kemudian pria itu menghela napasnya kasar, terdehgar dari cara Jungkook mengatur napasnya ia terlihat sangat frustasi.

"Ternyata dia, tidak usah datang ke acaranya lagi, katakan saja kita sibuk jika mereka bertanya, kau mengerti Lisa?"

Lisa mengangguk dengan cepat, dia langsung saja mengambil undangan yang ada di tangan Jungkook saat itu juga.

"Buang itu Lisa, jangan meletakkan benda ataupun barang tidak berguna di dalam rumahku, itu sama saja dengan sampah bagi ku! " Peringat Jungkook pada Lisa.

"Emm baiklah, aku akan membuangnya segera"

"Siang ini kita pergi ke rumah sakit, kita akan melakukan pemeriksaan terhadap bayimu itu,"

Lisa menggeleng dengan cepat, ia takut jika Jungkook akan menyuruhnya untuk melakukan USG saat berada di rumah sakit. Lisa tidak mau jantungan saat itu juga, dia tidak mau masalah datang karena ekspektasi Jungkook yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Kenapa tidak mau?!"

"Aku mau kalau cuman buat diperiksa terus ambil vitamin, kalau di USG aku ngga mau," Ujar Lisa ketakutan

"Ck, bilang saja kau takut jika anak itu perempuan" Kesal Jungkook

"Iya, biarkan ini nanti menjadi kejutan,"

"Tidak perlu kejutan apapun itu, aku perlu tahu jenis kelamin anakku dengan cepat, agar aku bisa memastikan bahwa penerus ku sudah siap untuk datng ke dunia ini,"

Lisa lagi - lagi menggeleng, "Apa nanti jika anak kita laki - laki aku juga harus tetap pergi?"

Jungkook mengangkat satu alisnya, "Lalu untuk apa juga kau masih tinggal disini?" Tanya Jungkook

Mencintaimu |•lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang