Lisa menatap ranjang yang ada di depannya, ia seakan kembali masuk ke dalam dunia Jungkook setelah sekian lama pergi. Dia tidak bisa membantah, anggap saja dirinya adalah pengecut, berdiri dan bertahan untuk anak-anaknya. Jungkook menjanjikan banyak hal padanya setelah pembicaraan panjang yang mereka lalui beberapa saat yang lalu.
Namun, Lisa yakin bahwa Jungkook tidak benar-benar serius dengan apa yang ia bicarakan. Lisa tahu, yang Jungkook inginkan hanyalah Haru. Berbicara masalah anak, Lisa sama sekali belum bertemu dengan Hari. Bukan tanpa alasan, itu semua karena Jungkook yang tidak mengizinkannya. Lisa merasa dirinyalah pecundang yang sebenarnya, tidak mampu melawan atau pun menentang pernyataan Jungkook yang selama ini sudah menghancurkan segalanya.
"Berdirilah disana sampai pagi, kuda liar," desis Jungkook pada Lisa yang sedari tadi enggan naik ke atas tempat tidur padahal Jungkook sudah memberi jarak diantara mereka.
"A-aku akan naik."
Jungkook tersenyum sinis, begitu lugu wanita di depannya ini. Pantas saja keluarganya melepas Lisa dan menjualnya pada Jungkook, namun tak apa, ini adalah nilai plus yang Jungkook dapatkan. Pria itu lebih suka wanita penurut dan mudah diatur daripada wanita klub diluar sana.
"Bisa pertemukan aku dengan Hari besok? Aku sudah melakukan semua yang kau inginkan, jadi ijinkan aku bertemu dengan putriku. Aku tidak akan membuat masalah baru di kehidupanmu, seperti katamu kemarin malam, kita adalah sepasang suami istri, di depan anak-anak," Ujar Lisa.
"Jangan bertemu dengannya tanpa seijin ku, mengerti?"
"Kenapa begitu?"
"Berhenti bertanya! Tentu saja aku tidak mau Hari terkejut mengetahui bahwa ibunya adalah wanita gila yang membawa kabur putraku."
"Jungkook?"
"Memang benar begitu bukan? Aku tidak butuh kesempatan kedua darimu Lisa, aku tidak butuh! Semua yang aku inginkan bisa aku dapatkan, berhenti memerintah dan mengancamku, karena semua ancaman itu akan kembali padamu!"
"Aku benci diriku karena sampai sekarang tidak bisa melawanmu," Gumam Lisa yang bisa di dengar oleh Jungkook.
Jungkook yang mendengar gurauan lisa tersenyum kecut samar, kedua matanya memanas seakan memancarkan jiwanya yang sudah kalang kabut selama dua tahun terakhir. Tanpa banyak bicara lagi Jungkook berbalik dan memejamkan kedua matanya, ketahuilah bahwa di pikirannya pria itu sedang berkelana. Sepertinya dia akan merubah prinsip hidupnya setelah melihat perubahan lisa kali ini, wanita itu benar-benar semakin panas di mata Jungkook. Biarlah semua orang mengatainya, penjilat ludah sendiri.
Masa bodoh dengan keluarga Lisa, yang jelas semua kendali ada padanya kali ini. Tidak ada lagi penyesalan yang di dapat Jungkook karena sudah menghamburkan uangnya untuk mendapatkan Lisa dari Minho dan keluarga wanita itu.
*
*
*Mona membawa Hari keluar dari rumah di pagi-pagi buta, bukan karena alasan, itu semua karena perintah Jungkook yang menyuruhnya untuk segera membawa Hari keluar saat itu juga. Jungkook masih sama seperti dulu, pria itu tidak menyukai anak-anak, kecuali anaknya, namun tidak dengan Hari. Ada secuil rasa tidak suka di benak pria matang itu, karena selama ini ia hanya menginginkan anak laki-laki. Bukan tanpa alasan, itu semua karena pemikiran pria itu yang berbeda mengenai anak perempuan.
"Bibi, kita mau pelgi kemana? Hali mau beltemu Daddy dulu, Hali tidak mau Daddy main sama anak itu lagi Bibi," Celoteh anak itu di tengah jalan.
"Kita tinggal di rumah samping ya?"
"Kenapa Bibi? Hali tidak mau, mainan Hali semua dilumah," Cecar anak itu sembari menatap kedua boneka yang ia bawa dan terus berjalan mengikuti langkah pelan Mona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu |•lizkook
FanfictionDi saat perusahaan keluarga Lisa mulai goyah, dari sana lah kehidupan baru mulai ia rasakan. Terpaksa menikah dengan pria yang baru saja bercerai satu hari dengan mantan istrinya, dinikahkan hanya karena uang membua dirinya merasa tidak dihargai. P...