10. Wanita lain

348 23 3
                                    

1 bulan kemudian

Terpaan angin malam lewat begitu saja membuat senyilir desiran aneh menimpa wajah cantik wanita itu. Lisa sudah sejam lebih berdiam diri di taman belakang, menikmati pemandangan kolam kecil dan hamparan rerumputan hijau di tengah gelapnya langit malam. Dia duduk sendiri ditemani kesedihan hatinya, entah apa yang kali ini membuat perasaannya begitu kacau. Tak ingin berlarut - larut dalam keterdiaman, Lisa mulai mendonggakkan kepalanya menatap langit.

"Kenapa dia belum juga pulang? Apa pekerjaannya begitu banyak hari ini? Aku ingin menghubunginya namun itu bukanlah hak ku, dia pasti akan marah jika aku kembali mengganggunya lagi" Gumam Lisa

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Lisa sama sekali belum menyantap makan malamnya yang sudah disiapkan oleh para pelayan sedari tadi. Dia ingin makan bersama suaminya, karena Lisa tahu bahwa hal ini tidak akan pernah ia rasakan lagi jika nanti anaknya sudah lahir ke dunia ini. Lisa hanya berharap pria itu dalam keadaan yang baik - baik saja saat ini.

Seseorang datang mengganggu Lisa yang saat itu tengah duduk di sisi kolam. Orang itu adalah Mona, wanita paruh baya itu datang dengan wajah masamnya namun menyiratkan kekhawatiran yang dalam.

"Bibi? Ada apa?" Tanya Lisa

"Nyonya, anda harus segera menuju ruang makan untuk memulai makan malam anda. Tuan menghubungi saya, dia meminta saya untuk menemani Nyonya makan malam hari ini. Tuan juga mengatakan jika anda harus mengonsumsi obat - obatan yang ia berikan kepada anda. Malam ini Tuan tidak akan pulang, untuk alasannya saya sama sekali tidak diberi tahukan" Ujar kepala pelayan itu dengan halus

Seketika itu juga wajah lisa lagsung muram, padahal dia berharap banyak pada malam itu. Ia ingin makan malam bersama seperti kemarin - kemarin, bagi Lisa satu hari itu sangatlah berharga. Karena setiap kenangan dan memori akan selalu bersarang di ingatannya kelak.

"Apa sekarang aku akan makan sendiri?" Gumam Lisa dengan nada yang menyedihkan

"Nyonya, ingat bahwa saat ini ada janin di dalam perut anda, jangan pernah merasa sendiri lagi. Ada saya, ada pelayan - pelayan lainnya, ada calon tuan muda juga di dalam diri anda nyonya" Ujar wanita itu

Lisa tersenyum getir mendengar ucapan Mona, ia mengelus perutnya yang kini masih rata itu. Sungguh dia tidak pernah berpikir bahwa anaknya akan menjadi seorang pemimpin juga nantinya, sama seperti Jungkook. Sedangkan dirinya akan menjadi ibu yang buruk karena meninggalkan anaknya untuk Jungkook. Jika boleh merancang segalanya, Lisa tidak akan mau meninggalkan anaknya nanti.

"Bibi, ayo temani aku makan sebentar, setelah itu bibi bisa beristirahat"

"Mari"

"Bibi masak apa? Apakah ada ayam? Aku mau ayam panggang sebenarnya, tapi jika tidak ada juga tidak apa - apa" Ujar Lisa

"Eum? Ayam panggang? Kebetulan sekali saya dan para pelayan yang lainnya memang menyiapkan ayam panggang sebagai salah satu menu makanan malam ini Nyonya" Sahut Mona

"Benarkah? Aku senang sekali, Terima kasih"

"Sama - sama Nyonya"

******

Bau alkohol yang begitu menyengat dimana - mana, bahkan beberapa botol minuman itu berserakan tak berbentuk di lantai marmer itu. Ruangan yang berantakan dan tidak enak untuk dipandang siapa pun itu. Namun, disanalah Jungkook berada saat ini. Di sebuah ruangan yang dulunya menjadi ruangan favorit dirinya.

Seorang wanita cantik terbaring di atas ranjang dengan rambut acak - acak kan. Belum lagi beberapa ruam yang begitu terlihat di kulitnya membuat orang - orang akan menyadari bahwa wanita itu terluka.

Mencintaimu |•lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang