20. tanpa judul

322 34 1
                                    

"Apa yang kamu pikirkan Jungkook?! Cepat bawa periksa keadaan Hari!" Kesal Siwon yang berlari ke depan dengan tergesa-gesa.

Jungkook mengambil alih Hari yang terkulai lemah dengan keadaan masih sasaran diri. Jungkook mengangkat tubuh anaknya itu lalu mulai memeriksa keadaannya.

"Sialan, apa yang sebenarnya terjadi?" Gumam Jungkook.

"Sakit dad...."

"Jangan tutup matamu!" Geram Jungkook di saat Hari secara perlahan-lahan mulai menutup kedua matanya. Napasnya juga melemah, anak itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Tanpa berpikir panjang lagi, Jungkook bangkit dan membawa Hari keluar dari rumah menuju garasi depan untuk ia bawa ke rumah sakit.

Pikirannya berkecamuk ke segala arah, tak ada yang Jungkook mau pikirkan namun ia tak bisa mengendalikan pikiran. Hari masih dalam keadaan tidak sadarkan diri di pangkuannya, dari arah belakang, Lisa datang lalu masuk ke mobil dengan wajah yang panik.

"Dia kenapa Jungkook? Ada apa dengan anak kita? A-apa dia punya riwayat penyakit tertentu?"

Jungkook bungkam, dia tidak tahu menahu tentang hal itu, selama ini jika Hari sakit maka para pelayan yang akan mengurusnya, jika tidak maka kedua orang tuanya lah yang datang karena informasi dari para pelayan. Meski diberitahu bahwa Hari tengah sakit, Jungkook tak pernah bergeming.

"Apa dia punya riwayat penyakit?"

"Kurasa tidak, berhenti bertanya dalam situasi seperti ini!"

"B-baiklah"

Setibanya di rumah sakit mereka semua langsung disambut oleh para pekerja yang sudah siap siaga di depan menunggu kedatangan mereka. Hari pun segera dibawa menuju ruangan untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter.

"Daddy?" Hari membuka kedua matanya, dan orang pertama yang ia lihat adalah ayahnya yang berdiri disamping ranjang.

"Kita perlu bicara tentang kesehatan da keadaan anak anda di ruangan saya Tuan," Ujar dokter yang memeriksa keadaan Hari.

Jungkook hendak pergi saat itu, namun Hari menahannya, "Daddy jangan..."

Siwon maju untuk membela Hari, "Biar daddy yang bicara dengan dokter itu, kamu diam disini dan temani Hari!" Setelah mengucapkan itu semua Siwon keluar menuju ruangan dokter itu.

"Daddy, Hali mau peluk," Ujar Hari dengan wajah sendunya, entah mengapa Jungkook merasa ada yang berbeda pada anknya itu. Tidak ada senyuman lebar dan wajah menjengkelkan yang kerap kali Hari tunjukkan padanya.

Seolah semua harapan anak itu telah terkubur hidup-hidup bersama dengan lukanya. Mata itu tak bercahaya lagi, hanya ada keteduhan disana. Hari merentangkan kedua tangannya setelah bangun dan duduk di atas brankar rumah sakit.

"Hari mau peluk mommy?" Tanya Lisa yang merasa bersalah atas semua keadaan ini meski sebenarnya dia tidak bersalah.

"Mau..."

Lisa tersenyum hangat, Hari masuk ke dekapan Lisa, anak itu mengutarakan perasaannya saat itu juga.

"Mommy kenapa balu pulang? Hali lindu, Hali sayang mommy, daddy, kakak juga..."

"Kakak? Kita ketemu sama kakak nanti mau? Tapi Hari harus sembuh dulu, oke?"

"Halus sembuh? Kalau Hali ndak sembuh gimana mommy?"

"Katanya mau ketemu sama kakak, harus sembuh dong," Ujar Lisa mencairkan suasana.

"Tapi Hali nakal, Hali cubit tangannya waktu itu mommy, apa kakak masih malah?"

"Cubit?"

"Iya, daddy malah karena Hali nakal, maap ya..."

"Tidak apa-apa, lain kali jangan seperti itu lagi hmm?" Ujar Lisa.

Mencintaimu |•lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang