Chapter 25

809 71 7
                                    

Seorang perempuan terlihat gelisah di kamarnya, dia menggigit kukunya dan kadang mengacak rambutnya sendiri. Daritadi dirinya hanya berjalan bolak-balik di kamarnya.

"SIAL! Kenapa selalu saja gagal!" teriaknya sedikit frustasi.

"Aku harus memikirkan rencana lain untuk menyingkirkan omega sialan itu!"

***

Niki kembali mencari informasi mengenai orang yang berusaha mencelakai Sunoo. Dia meneliti kembali buku siswa dan mencurigai satu orang. Di potretnya foto mahasiswa itu dengan ponsel karena Niki tidak mungkin melepas foto tersebut. Setelah itu dia menulis pesan kepada Sunghoon meminta untuk bertemu di Cafe tempat Sunoo bekerja dulu. Hari ini dirinya tidak ada kelas, jadi Niki memiliki banyak waktu luang.

Setelah mengantarkan Sunoo ke kampus, Sunghoon kembali berkutat dengan dokumen pekerjaan yang cukup banyak. Semalam setelah sampai di rumah Sunoo, omeganya tidak mau berpisah dan meminta Sunghoon untuk menginap. Sepertinya Sunoo sedang ingin bermanja. Sunghoon tentu saja senang dan tidak keberatan. Alhasil dirinya tidak sempat berganti pakaian di rumah dan langsung menuju kantor pagi ini.

Ponsel Sunghoon berbunyi beberapa kali menandakan ada beberapa pesan yang masuk sekaligus. Sunghoon menghentikan sejenak pekerjaannya dan membuka pesan yang masuk.

"Bisakah kita bertemu di Cafe Arion? Aku sudah menemukan orang yang kucurigai."

Pesan itu dari Niki. Semalam mereka betukar nomor supaya lebih mudah berkomunikasi. Sunghoon cukup senang mendengar kabar tersebut dari Niki. Sunghoon membalas pesan Niki dan meminta bertemu saat jam makan siang.

"Bos, kami sudah menemukan pelakunya. Kami jamin informasi ini akurat!"

Pesan kedua Sunghoon dapatkan dari anak buahnya. Kabar baik datang bertubi-tubi membuat Sunghoon senang. Tapi dia tidak bisa lengah, dirinya harus tetap waspada karena belum menangkap orang yang membahayakan Sunoo.

"Sunghoon, jangan lupa segera tentukan tanggal pertunanganmu dengan Sunoo. Biar ibu dan Winter yang akan menyiapkan semuanya."

Pesan terakhir datang dari ibunya. Sunghoon membalas akan membicarakan lagi mengenai tanggal dengan Sunoo. Dirinya berterimakasih bahwa sang ibu sudah mau direpotkan untuk mengurus semua keperluan.

***

Jungwon tengah sibuk mengerjakan tugasnya di perpustakaan ketika tiba-tiba ada seseorang yang duduk di depannya. Wonyoung melambaikan tangannya sambil tersenyum. Jungwon mengabaikannya dan melanjutkan tugasnya. Secarik kertas kemudian diletakkan di atas bukunya yang bertuliskan "Maafkan perkataanku sebelumnya. Bisakah kita berbaikan?"

Jungwon hanya melirik Wonyoung dan meremas kertas itu, tidak merespon lagi. Secarik kertas datang lagi dengan tulisan "Aku sungguh menyesal. Kumohon maafkan aku. Aku juga ingin minta maaf pada temanmu."

Kali ini Jungwon menatap Wonyoung yang memasang wajah sedih dengan mengatupkan kedua tangannya. Jungwon sedikit luluh dan membalik kertas tadi, kemudian menulis balasan untuk Wonyoung "Ayo kita bicarakan di luar."

Keduanya meninggalkan perpustakaan bersama dan mencari bangku di taman untuk mengobrol. Untungnya tidak banyak mahasiswa di taman saat ini, jadi pembicaraan mereka tidak akan mengganggu orang lain.

"Kau serius dengan perkataanmu?" tanya Jungwon pada Wonyoung.

Wonyoung mengangguk dan membalas, "Tentu saja! Maafkan aku, Jungwon. Ucapanku salah dan aku ingin meminta maaf pada temanmu. Bisakah aku bertemu dengannya?"

Jungwon tidak langsung menerima permintaan Wonyoung untuk menemui Sunoo. Dia terlebih dahulu menghubungi hyung kesayangannya itu melalui pesan singkat. Tak lama jawaban datang dan Jungwon menghela napas dengan lega.

"Baiklah, mari kita temui Sunoo hyung. Syukurlah dia tidak masalah bertemu denganmu lagi." ucap Jungwon dan keduanya pergi meninggalkan taman.

***

Sunoo menunggu kedatangan Jungwon di kantin karena dirinya menyanggupi bertemu saat makan siang. Setelah ini dirinya tidak ada jadwal kelas lagi, tetapi Yuna dan Seongmin terpaksa pergi karena ada urusan lain jadi mereka berdua tidak bisa menemani Sunoo makan siang. Jungwon mengiriminya pesan bahwa temannya Wonyoung ingin bertemu dengan Sunoo.

Sunoo sebenarnya tidak membenci Wonyoung, dia hanya tidak suka Wonyoung masih menganggap Sunghoon sebagai tunangannya saat itu. Setelah kejadian tersebut pun Sunoo sudah tidak pernah melihat Wonyoung mendekati Sunghoon. Jadi dirinya tidak masalah jika orang itu meminta bertemu dengan Sunoo, entah akan membicarakan apa.

Terlihat dari jauh Jungwon datang dan Sunoo melambaikan tangannya, bermaksud untuk memanggil dan memberitahukan tempat duduknya. Jungwon membalas lambaian tangan Sunoo sambil tersenyum, dia dan Wonyoung berjalan mendekat ke tempat dimana Sunoo duduk.

"Hai Sunoo hyung, apa kabar?" sapa Jungwon dengan ceria. Pasalnya dia sudah lama tidak bertemu dengan Sunoo setelah di rumah sakit waktu itu.

"Aku baik dan sehat. Kalian mau makan atau minum sesuatu dulu?" tanya Sunoo pada Jungwon dan Wonyoung.

"Hmm... Kalau begitu aku akan membeli sesuatu dulu." Jungwon bangkit kemudian dia membungkuk sedikit ke arah Wonyoung, "Kau berbincang dulu dengan Sunoo hyung. Jangan lupa apa yang kau katakan tadi." bisik Jungwon.

Jungwon pergi meninggalkan Wonyoung dan Sunoo. Keduanya terlihat canggung dan belum ada yang memulai pembicaraan. Wonyoung diam-diam memperhatikan Sunoo yang terlihat sedikit gemuk dan berisi. Dia berdeham pelan untuk menarik perhatian Sunoo.

"Umm... Hai," ucap Wonyoung lirih. Sunoo menjawab sapaan Wonyoung sama lirihnya.

"Jadi..... aku ingin minta maaf soal kejadian saat pertama kali kita bertemu. Lalu aku juga mengatakan sesuatu yang buruk tentangmu di depan Jungwon, aku minta maaf soal itu. Setelah itu Sunghoon benar-benar telah memutus pertunangan kami, jadi aku tidak pernah menghubunginya lagi." jelas Wonyoung dengan nada bersalah.

Sunoo memperhatikan permintaan maaf Wonyoung dan mencoba menerimanya. Dia tidak tahu perihal perkataan buruk Wonyoung mengenai dirinya pada Jungwon, tapi Sunoo tidak ingin bertanya apa itu. Biarlah yang sudah berlalu tidak perlu di ungkit lagi. Sunoo mengangguk pelan dan tersenyum ramah pada Wonyoung.

"Sudahlah, lupakan masalah yang lalu. Aku juga minta maaf jika mungkin menyinggung perasaanmu, tapi aku benar-benar mencintai Sunghoon hyung dan tidak ingin melepaskannya. Mungkin sekarang kita bisa mulai berteman, karena kau juga teman Jungwon." ucap Sunoo.

Suasana keduanya terlihat menjadi lebih baik, tak lama Jungwon datang membawa makanan dan minuman. Ketiganya berakhir dengan mengobrol bersama untuk mengakrabkan diri.

***

Sunghoon membuka pintu cafe Arion dan mencari seseorang, terlihat Niki sudah duduk di meja pojok yang cukup privasi. Jake yang melihat Sunghoon datang langsung bertanya ada apa, tapi Sunghoon memilih tidak menjelaskan dan hanya memesan minuman langsung.

"Kau sudah menunggu lama?" tanya Sunghoon pada Niki, yang di jawab dengan gelengan.

"Aku ingin segera memberitahumu." Niki mengeluarkan ponselnya dan mencari di galeri, "Kecurigaanku cukup besar untuk orang ini dan sepertinya memang dia pelakunya."

Niki meletakkan ponselnya diatas meja supaya dapat dilihat Sunghoon, terlihat foto seorang perempuan berambut panjang disana. Sunghoon mengernyitkan alisnya dan mendecakkan lidahnya. Dia membuka dokumen yang dikirim anak buahnya sebelumnya.

"Jadi memang benar perempuan itu pelakunya." geram Sunghoon setelah mencocokkan dengan dokumen dari anak buahnya.

"Kau mengenalnya?" tanya Niki dan mengambil kembali ponselnya.

Sunghoon mengangguk, "Orang yang sempat dijodohkan denganku, Jang Wonyoung. Beraninya dia melukai Sunoo. Aku tidak akan membiarkannya."

Tiba-tiba ponsel Sunghoon berbunyi dan terlihat nama Jay di layar. Diangkatnya panggilan tersebut dan terdengar suara panik Jay di seberang telepon.

"APA?! SUNOO DICULIK?!" teriak Sunghoon.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADDICTED | Sunsun ABO UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang