ADDICTED | Sunsun ABO Universe

Chapter 4

Sunoo sudah siap dengan bajunya yang dipilihkan oleh Gaeul. Dirinya turun untuk sarapan bersama keluarganya. Ayah Sunoo mengingatkan lagi mengenai acara makan malam nanti malam, dan Gaeul yang mengeluh sambil cemberut. Sunoo tertawa melihat nuna nya tidak suka dijodohkan.

Sunoo berangkat menuju Arion cafe dengan sepedanya. Sebelumnya dia sudah mengabari Yuna, Seongmin dan Jungwon kalau dia akan tiba lebih dulu disana untuk bekerja. Sedangkan Jungwon akan bekerja setelah acara launching selesai.

"Selamat pagi, Jake hyung." sapa Sunoo setelah sampai dan melihat Jake di depan konter.

Jake membalas sapaan Sunoo, dan kembali melanjutkan pekerjaan nya mempersiapkan beberapa peralatan dan biji kopi. Sunoo sendiri mengambil apron dan ikut membantu Jake. Beberapa pelanggan sudah ada yang masuk ke cafe, ada pejalan kaki yang lewat maupun orang-orang yang sudah berkumpul di depan Park Company.

Sunghoon sedang memantau persiapan launching di depan halaman perusahaan. Dia memerintahkan berbagai intruksi kepada para pekerja untuk mengatur lokasi sedemikian rupa. Sunghoon rasanya ingin minum secangkir latte sekarang, dicari nya Jiheon untuk diperintahkan membelinya. Sunghoon tidak menemukan Jiheon di luar, mungkin sekretarisnya itu masih mengurus berkas-berkas di dalam.

Sunghoon memilih pergi sendiri ke cafe di seberang perusahaan nya, yang bertuliskan Arion Cafe. Sunghoon cukup nyaman dengan interior cafe yaitu gaya vintage sederhana tapi terlihat mewah ini. Sunghoon akan melangkah menuju konter ketika tiba-tiba dirinya mencium bau manis yang kemarin malam pernah dia cium. Bau manis dedaunan musim gugur favorit Sunghoon, dengan sedikit bau susu segar seperti campuran pada latte.

Sunoo tiba-tiba merasakan kembali sakit kram di perutnya yang muncul beberapa detik lalu menghilang, dan akan muncul lagi beberapa detik kemudian. Dia mencoba menahan sakit nya sambil melayani pelanggan di depan konter. Apa ada yang salah dengan perut/rahimku? batin Sunoo bingung. Sunoo menunduk mencoba menahan nyeri di perutnya.

"Permisi, aku ingin pesan satu gelas latte."

Suara seorang pria memesan sesuatu membuat Sunoo menengadah. Matanya bertatapan dengan mata tajam seperti es di musim dingin. Anehnya Sunoo tidak merasa takut tetapi malah tertarik dengan ketajaman mata itu. Perutnya yang semula nyeri tiba-tiba menghangat dan dia merasa nyaman.

Sunghoon menatap mata bulat yang berkilau di depannya. Indra penciumannya semakin tajam mencium bau favoritnya itu. Sunghoon tertarik dengan seseorang yang sepertinya adalah pegawai di cafe itu. Mata yang cantik dengan bulu mata panjang itu masih terus menatapnya. Sunghoon sendiri seperti tersihir dan enggan untuk mengalihkan pandangannya.

Sunoo sadar dia terlalu lama menatap pria itu, dengan deheman ringan Sunoo kembali menjawab, "Panas atau dingin, tuan?"

"Dingin." jawab Sunghoon singkat.

Sunoo mengangguk kemudian mencatat pesanan pada layar komputer untuk melanjutkan proses pembayaran. Sunghoon menyerahkan kartu atm nya sambil masih tetap menatap si pegawai cafe. Di bacanya name tag kecil yang terpasang pada apron, "Sunoo" batin Sunghoon.

"Silahkan ditunggu pesanannya, tuan." ucap Sunoo sambil menyerahkan kembali kartu atm.

Sunghoon memilih untuk duduk di dekat konter sambil menunggu minumannya. Disini dia bisa leluasa memandangi pegawai bernama Sunoo itu. Sunghoon mabuk mencium bau feromon Sunoo padahal hanya bau samar-samar yang tercium. Sunghoon terus memandangi Sunoo yang sedang bekerja, tiba-tiba gairahnya naik dan penisnya mulai berkedut. Sial, apa aku terangsang?

Jake telah selesai membuat satu gelas ice latte, dan Sunoo mengambilnya untuk diserahkan kepada pelanggan pria tadi. Sunoo melihatnya duduk di dekat konter dan menyerahkan minuman tersebut. Sunoo ingin sekali lagi menatap mata pria itu, tapi sayang dia sedang menunduk. Sunoo segera kembali ke konter untuk melayani pelanggan lagi.