• UAS : 13-23 Desember
• Diksar : 2-8 Januari
• Yudisium : 10 Januari
• Musyawarah anggota : 27-29 Januari
• Masuk kuliah : 6 FebruariErland mengintip catatan yang dibuat Wizar beberapa detik lalu. Tulisan tangan lelaki itu sangat bagus dan rapi, berbeda jauh dengan tulisan tangan Erland yang menulis semaunya, yang penting masih bisa dibaca, begitu prinsip Erland.
“Padat juga ya jadwalnya,” celetuk Yunike. Rupanya dia juga ikut membaca catatan Wizar. “Lan, lo mau balik tanggal berapa?” tanyanya kemudian.
“Habis yudisium mungkin.”
“Mau pesan tiket kapan?”
“Entaran aja. Masih lama ini.”
“Oke, kabar-kabar ya kalau mau pesen.”
Erland mengangguk. Sebenarnya awalnya dia sudah berencana mengajak Chiara pulang bersama, tetapi melihat dirinya masih ada kegiatan hingga bulan Januari Erland jadi ragu. Chiara pasti sudah pulang duluan.
Erland juga tak mengira pendidikan dasar (Diksar) Mapala akan dilaksanakan awal tahun depan, ia pikir bulan Desember nanti semua kegiatan sudah selesai. Ingin bolos, tapi tidak bisa karena Diksar adalah syarat wajib untuk menjadi anggota.
Jadi, di dalam organisasi Mapala yang ia ikuti ada serangkaian kegiatan untuk penerimaan anggota baru, dan prosesnya cukup panjang. Jika kebanyakan organisasi hanya di seleksi di awal, tidak dengan Mapala. Pertama-tama kita harus mengikuti pra pendidikan dasar, lalu Diksar dan terakhir pelantikan. Semua itu bisa memakan waktu satu tahun, dan kita tidak boleh melewati salah satunya atau kita tidak akan dianggap anggota.
Minggu lalu angkatan Erland sudah melaksanakan pra pendidikan dasar yang diadakan di kampus dan sekitarnya selama tiga hari, dan itu sangat menguras tenaga. Kebetulan kampus mereka tidak terletak di pusat kota. Masih banyak sawah, ladang, lembah, sungai yang bisa dijadikan rute pra pendidikan. Erland yang selama ini tak pernah mengikuti kegiatan alam, agak kaget dibuatnya.
Awal tahun depan mereka akan lanjut ke tahapan kedua, yaitu Diksar yang akan dilaksanakan selama tujuh hari di sekitar Gunung Ungaran. Begitu informasi yang tertulis dalam surat pemberitahuan yang tadi dibagikan.
Tahapan terakhir adalah pelantikan. Ini masih jauh karena sebelum itu katanya mereka harus melakukan pengabdian dulu berupa mengikuti kegiatan-kegiatan Mapala dan terlibat dalam kepanitiaannya. Biasanya pelantikan dilaksanakan di akhir semester 2, di atas puncak Gunung. Setiap angkatan bebas memilih gunung mana pun yang memiliki ketinggian minimal 3.000 Mdpl, tetapi tidak boleh sama dengan dua angkatan sebelumnya. Mungkin agar yang dipilih tidak gunung itu-itu saja.
Sejak awal mereka sudah diberitahu tentang serangkaian kegiatan itu, karenanya tak banyak yang bertahan. Pra pendidikan diksar kemarin hanya diikuti sembilan orang peserta dari sekitar dua puluhan yang mendaftar, dan dari sembilan orang itu sudah ada satu orang yang memutuskan untuk berhenti. Erland tidak akan kaget kalau nanti hanya dirinya, Wizar dan Yunike yang tersisa.
“Udah jam segini, kita mulai aja latihannya sebelum makin panas,” ujar salah satu seniornya sambil melirik jam di tangannya.
Pagi itu ada lima orang calon anggota yang datang untuk latihan navigasi. Hasil evaluasi pra pendidikan diksar kemarin, mereka semua masih banyak yang kurang mahir dalam materi tersebut, terutama tentang resection dan intersection.
Mereka semua kini sudah berada di lapangan. Lengkap membawa peta, kompas dan alat tulis.
“Nah coba sekarang bagi dua tim.”
Erland, Wizar dan Yunike secara otomatis berada di tim yang sama.
Setelah itu mereka disuruh berdiri di posisi yang berbeda dan melakukan resection. Masing-masing tim ditemani satu pemateri navigasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belamour
General FictionLevel terendah dari rasa insecure adalah merasa tak layak untuk siapa pun, itulah Chiara. Gadis pendiam yang keberadaannya sering diabaikan orang lain. Eksistensinya tak pernah dianggap penting. Ada atau tidak ada dirinya sama saja. Namun, sifatnya...