☾30☽ The Best Gift

882 84 21
                                    

Chiara berpapasan dengan Rindu di depan kosan, perempuan itu juga baru pulang entah dari mana. Rindu menyapa Erland sekilas sebelum melemparkan senyum menggoda pada Chiara. Kedua alisnya ia naik turunkan dan tatapan penasarannya membuat Chiara salah tingkah.

“Hati-hati Lan,” ujar Chiara pelan lalu buru-buru masuk ke dalam tanpa menunggu jawaban Erland terlebih dahulu.

Rindu memarkirkan motornya dan ikut masuk bersama Chiara. Ia meletakkan kunci motor di atas meja, melepas jaket dan menggantungkannya di belakang pintu lalu menghujani Chiara dengan berbagai pertanyaan.

“Kamu habis main dari mana sama Erland?”

“Telomoyo.”

“Berdua aja?”

Chiara mengangguk.

“Udahan diem-diemannya?”

Kali ini Chiara terdiam sambil mengerjap bingung.

“Aku tau kok kamu akhir-akhir ini menghindari Erland kan?”

“Kok kamu bisa tau Rin? Emang kelihatan sejelas itu ya?”

“Iya.”

Chiara langsung menelan ludahnya sendiri. Seingatnya dulu teman-temannya pernah bilang kalau Chiara itu sulit dimengerti karena jarang berbicara, tetapi kenapa kini justru tingkahnya mudah sekali dibaca oleh orang lain? Tak hanya Wizar, tapi Rindu juga. Apa karena kini ia sudah berubah, atau karena teman-temannya yang dulu tak begitu mengenalnya?

“Jadi ....” Rindu kembali menatapnya dengan tatapan penasaran.

“Jadi apa?”

“Kalian udah baikan?”

“Kita nggak pernah musuhan kok.”

“Tapi kamu menghindari Erland.”

“I-iya.”

“Kamu marah sepihak sama dia?”

“Bukan.”

“Terus?” Rindu gemas sendiri jadinya karena Chiara tak berterus terang padanya.

“Kemarin-kemarin aku cuma lagi menenangkan diri.”

“Karena?”

Demi apa pun Rindu sedang sangat berusaha menjaga kesabarannya karena lawan bicaranya adalah Chiara. Kalau saja itu orang lain, mungkin sudah dia pukul sedari tadi saking gemasnya dengan cerita yang setengah-setengah. Rindu sebenarnya tipe orang yang tak suka mencampuri urusan orang lain, tetapi sekalinya merasa penasaran, ia merasa akan mati kalau rasa penasarannya tidak terpuaskan.

“Aku bingung sama perasaanku.” Chiara terlihat salah tingkah. Awalnya ia tak berniat untuk menceritakannya pada Rindu, tetapi pada akhirnya dia ceritakan juga semuanya. Dari Erland mengutarakannya perasaannya, rasa bimbang dan cemburu yang sempat menggerogotinya, sampai keputusannya untuk mencoba menjalin hubungan dengan Erland.

Usai Chiara bercerita, Rindu menganga sambil memukul pelan lengan Chiara beberapa kali. “Jadi sekarang kalian udah resmi pacaran?”

Chiara mengangguk malu-malu. Rindu seketika heboh sendiri.

“Ciee Chiara punya pacar. Uhuk uhuk PJ bisa kali uhuk,” goda Rindu sambil pura-pura batuk.

“Sssttt. Jangan bilang siapa-siapa, aku malu.”

“Oke oke, tapi PJ bisa kan? Mie ayam di kantin aja deh gapapa.”

“Iya besok aku beliin,” kata Chiara pasrah. Sementara Rindu bersorak gembira.

So sweet banget kalian jadiannya di gunung pas lagi sunset anjay gue iri gue bilang! Tuhan jodohku kapan datang.” Rindu pura-pura meratapi nasib sambil memasang wajah sedih. “Tanggal berapa sih ini?” tanyanya kemudian.

BelamourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang