“Nih, webbing punya kalian!” Yunike yang baru saja tiba langsung menyerahkan dua gulungan tali webbing kepada Erland dan Wizar yang duduk sebelahan di pelataran kampus. Selain mereka bertiga, ada dua orang lainnya yang sedang mengobrol bersama salah satu senior Mapala.
“Thanks Yun,” ucap Wizar. Yunike hanya mengangguk sebagai jawaban.
Sambil menunggu kedatangan yang lain, Yunike ikut duduk di samping Erland. Perempuan itu berdehem pelan ketika teringat percakapannya dengan Silma dan Gita semalam. Tiba-tiba ia merasa berdebar hanya karena melirik Erland sekilas. Harusnya kemarin dia mengabaikan pertanyaan teman-temannya.
“Heh, ditanya malah bengong!”
Yunike mengerjap kaget ketika Erland tiba-tiba menjentikkan jari di depan wajahnya.
“Apaan?”
“Lo udah baca materi yang semalem dishare di grup belum?”
“Materi apa?” Yunike malah balik bertanya, membuat Erland geleng-geleng sambil berdecak.
Buru-buru Yunike mengeluarkan ponsel dan membuka grup calon anggota Mapala. Ternyata sudah ada puluhan pesan yang belum dia baca. Yunike terus menggulir layar sampai menemukan PDF berisi materi yang barusan Erland bahas. Judul filenya 'Materi Dasar Mountaineering'. Isinya tentang pengertian, sejarah dan klasifikasi atau tingkatan meountaineering.
Intinya mountaineering adalah serangkaian aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan pendakian, berasal dari kata mountain yang berarti gunung. Ada tiga klasifikasi di dalam mountaineering, yakni hill climbing atau yang lebih dikenal dengan hiking, scrambling, dan climbing, yang membedakan ketiganya adalah keterjalan medan yang dilalui. Hal itu sangat berpengaruh pada peralatan yang harus disiapkan.
Yunike mengangguk-angguk karena baru mengetahuinya. Kalau boleh jujur, sebenarnya perempuan itu belum pernah sekali pun pergi mendaki atau bahkan sekedar hiking. Dulu dia dan teman-temannya pernah berencana main ke puncak, tetapi gagal karena salah satu temannya tak mendapatkan ijin. Akhirnya mereka pergi ke Pantai Sawarna.
“Kalian kenapa tertarik daftar Mapala?” tanya Yunike tiba-tiba.
Wizar dan Erland menoleh serempak ke arahnya.
“Gue dulu ikut pramuka terus emang suka sama kegiatan di alam jadinya milih Mapala.”
“Kenapa gak lanjut pramuka aja?” tanya Yunike lagi. Seingatnya kampus mereka juga memiliki UKM Pramuka.
“Bosen dari SD Pramuja terus.”
“Anjir, bocah Lima Elang,” kata Yunike seketika teringat sebuah film tentang anak pramuka yang dulu pernah ditontonnya. “Kalau lo kenapa Lan?”
“Gue kayanya udah pernah bilang.”
“Lo cuma bilang kayanya gue cocok jadi anak Mapala.” Yunike menirukan suara Erland kala itu, dan dengan bodohnya dia refleks menyahut 'lho, kok sama?' Padahal Yunike tak pernah sedikit pun berpikir untuk mendaftar di organisasi pencinta alam. Saat itu dia hanya berpikir bagaimana caranya agar dia bisa tetap sering menghabiskan waktu bersama Erland mengingat mereka sekarang beda jurusan, dan karena Erland tak tertarik dengan organisasi lain, mau tidak mau Yunike pun benar-benar mendaftar.
Walau Yunike tahu kalau Erland bukan tipe orang yang akan melupakan teman lama begitu saja, tetapi tetap saja ia takut ketika nantinya Erland punya dunia sendiri bersama teman-teman barunya lalu pada akhirnya tak tersisa cukup ruang untuk dirinya.
“Emang iya,” sahut Erland tanpa ekspresi.
“Masa itu alasannya?” Yunike masih tak terima.
“Lo sendiri kenapa daftar Mapala? Lebih aneh lo dari pada gue.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Belamour
Ficción GeneralLevel terendah dari rasa insecure adalah merasa tak layak untuk siapa pun, itulah Chiara. Gadis pendiam yang keberadaannya sering diabaikan orang lain. Eksistensinya tak pernah dianggap penting. Ada atau tidak ada dirinya sama saja. Namun, sifatnya...