“Berasa pink semua ya dunia kalau dilihat dari kacamata orang yang lagi kasmaran.” Sebuah sindiran untuk sahabatnya yang sejak tadi tak lepas menggenggam ponsel pintarnya.
“Makanya bro, lo nyari cewek juga sana biar dunia lo sedikit berwarna.” Samudra menepuk bahu Wizar sambil memasang wajah prihatin.
“Kaya dunia lo udah berwarna aja. Sama-sama jomblo juga belagu lo!” balas Wizar tak mau kalah. Sejatinya mereka berdua memang jomblo. Yang satu karena memang tidak punya gebetan, satunya lagi terjebak friendzone.
“Udah, sesama jomblo gak usah ribut.”
“Yeu!” Kompak Samudra dan Wizar menoyor kepala Erland.
“Gak boleh belagu lo Land, tar putus nangis!” kata Samudra.
Mereka bertiga kini sedang berada di kampus, menunggu anak-anak lain untuk rapat angkatan, karena di semester ini mereka akan pergi KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ke Yogyakarta selama 4 hari. Wizar ditunjuk jadi ketua oleh salah satu dosen. Karena tak mau menderita sendirian, ia pun menumbalkan teman-temannya dengan menjadikan Samudra sebagai koordinator lapangan (korlap), dan Erland sebagai seksi perlengkapan (perkap).
Satu susah, semua susah. Begitu kata Wizar yang seketika ingin Erland blacklist dari daftar teman. Padahal ia sedang sibuk-sibuknya mengurus acara hari bumi di Mapala. Kini jadilah Erland mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat). Dalam seminggu ia bisa beberapa kali pergi rapat.
Soal Erland yang sudah punya pacar, hanya sedikit orang yang tahu. Samudra dan Wizar jelas termasuk di antaranya. Selain mereka, hanya Sangga dan Rindu. Bukan bermaksud mau backstreet. Hanya saja Chiara merasa tak nyaman hubungannya diumbar-umbar, padahal Erland rasanya ingin pamer ke seluruh dunia kalau Chiara adalah kekasihnya.
“Yok mulai Zar, udah datang semua.”
Wizar membuka rapat malam itu. Dimulai dari laporan progres setiap seksi.
Selama rapat berlangsung Erland tak sepenuhnya fokus, ia malah sibuk betukar pesan dengan Chiara. Wizar beberapa kali melototinya, tetapi Erland jelas tak peduli.
“Maklumin aja Zar, lagi manis-manisnya,” kata Samudra menengahi. Mereka berdua jelas tahu dengan siapa Erland bertukar pesan. Sebab, satu-satunya orang yang bisa membuat seorang Erland terus terpaku pada layar ponsel hanyalah Chiara. Bagi yang lain, pesannya sudah Erland baca saja sudah patut bersyukur. Manusia minim ekspresi itu memang termasuk orang yang jarang membalas pesan jika menurutnya pesan itu tidak penting, super slow respon, dan membalasnya suka-suka. Teman-temannyanya sering kesal dengan kelakuannya yang satu itu.
Selesai rapat, Erland langsung pulang. Menolak ajakan Samudra mampir ke Burjo untuk mengerjakan tugas bersama. Ia mencuci muka, mengirimkan pesan selamat tidur pada sang kekasih dan pergi tidur diiringi mimpi indah.
☾☽☾☽☾☽
“Nyoh! Lunas ya utang gue.” Erland meletakkan dua kotak roti bakar di hadapan Yunike dan Melisa yang sedang mendiskusikan sesuatu perihal hari bumi. Kedua perempuan itu mendongkak bingung.
“Apaan nih?” tanya Melisa.
“Roti bakar.”
“Wah, dalam rangka apa lo beliin kita roti bakar?”
“Sedekah jariyah.”
“Anjir!”
Meski begitu, Melisa tetap membuka kedua kotak itu dan mencomot salah satu isinya dan langsung melahapnya begitu saja.
“Kok roti bakar sih? Perasaan kemarin gue pesennya richeese,” protes Yunike.
Ya, roti bakar ini adalah teraktiran dari Erland yang Yunike minta saat ulang tahunnya minggu lalu. Sebenarnya tak dibelikan pun tak masalah, tetapi Erland merasa memiliki utang. Karena itu malam ini ia akan melunasinya meski tak sesuai dengan permintaan gadis itu.
“Gak boleh kufur nikmat lo Cip. Syukuri aja apa yang ada.”
“Bener tuh!” Melisa menimpali sambil kembali mencomot potongan kedua. “Tapi kok bisa sih lo gak beli rasa keju? Padahal itu paling enak anjir!”
“Gak boleh kufur nikmat Ca, udah nikmati aja apa yang ada!” Yunike menirukan ucapan Erland beberapa saat lalu dan ikut mencomot roti bakar itu.
Kemarin rapat bersama anak jurusan, sekarang rapat Mapala. Begitu lah Erland menghabiskan malam-malamnya, bukannya ngapel ke tempat pacar meski hatinya ingin pergi ke sana.
“Surat undangan udah dikirim semua belum Ca?” tanya Erland kepada Melisa yang kini ia panggil Leunca.
Lain dengan Erland yang masih sibuk di kampus meski hari sudah gelap dan jarum jam menunjukkan angka delapan, Chiara sedang membaca sepenggal pesan yang Erland tuliskan di sebuah sticky note yang ia tempelkan di atas kotak roti bakar.
Masa roti bakarnya mau saingan sama kamu. Saingan mana yg paling manis :)
Begitu isi pesan Erland yang ditulis ala kadarnya. Rindu bahkan sampai mengejeknya seperti tulisan anak SD, dan melanjutkan, “Padahal mukanya cakep, kok tulisannya gak cakep juga ya? Emang Allah maha adil.” Diiringi gelengan kepala penuh pemakluman atas pertanyaan yang ia lontarkan sendiri.
“Dokter juga tulisannya nggak bagus,” bela Chiara. Ia menyelipkan stiky note itu pada sebuah buku yang terletak di atas meja.
“Iya iya.” Rindu tak mau debat. “Buka dong Chi, aku juga mau roti bakarnya.”
Chiara menurut. Ia membuka kotak roti bakar itu dan membiarkan Rindu memakannya duluan. Setengah jam yang lalu Erland mampir ke kosannya disaat Chiara sedang pergi keluar. Alhasil Rindu lah yang menemui Erland.
“Aku gak tau Erland bisa semenggelikan ini kalau pacaran. Kirain dia tuh cowok cool tau Chi.”
Chiara hanya tertawa. Apapun yang orang lain katakan, dia menyukai semua yang ada pada Erland—tak terkecuali tulisan jeleknya yang huruf a-nya saja lebih mirip huruf u. Dan tulisan anak SD bahkan bisa lebih bagus darinya. Harap dimaklumi, Chiara sedang mengalami musim semi pertamanya bersama seseorang yang sebelumnya tak pernah Chiara berani bayangkan akan menggenggam tangannya dan membisikkan kata-kata atau sebuah gombalan seperti yang tadi dia tulis, yang membuat hati Chiara menghangat dan kedua sudut bibirnya melengkung membentuk satu senyuman manis
Chiara tak pernah merasa sebegitu dicintai oleh seseorang, bahkan tidak oleh keluarganya sendiri. Erland adalah orang pertama yang membuat hatinya terasa penuh.
“Ada gak ya orang yang diputusin gara-gara tulisannya jelek?” celetuk Rindu. Kembali kepada topik awal. “Kalau gak ada, boleh tuh Chi kamu jadi yang pertama.”
“Ih, Rindu!” Chiara merengut sementara Rindu tergelak. Musim semi belum sempat mendatangi gadis itu. Bila saatnya tiba, entah bagaimana dia akan bersikap. Boleh jadi ia akan sama menggelikannya dengan Erland, atau jadi sering tersipu seperti Chiara. Setiap orang menjadi berbeda saat sedang jatuh cinta, begitulah kata orang-orang.
Bahkan seorang psikolog Amerika yang bernama Robert J. Sternberg menyebutkan bahwa cinta adalah bentuk perasaan manusia yang paling dalam dan paling diharapkan. Orang akan melakukan apa saja seperti menipu, berbohong, mencuri, bahkan membunuh demi cinta dan mungkin lebih baik mati daripada kehilangan cinta.
Intinya cinta bisa merubah seseorang, entah dalam artian baik atau buruk, tergantung pada pribadi masing-masing dan bagaimana cara setiap orang menyikapi perasaan yang sering kali datang tanpa peringatan itu.
Hai lama tak jumpa. Masih ada kah yg nungguin cerita ini? Maafin jarang update, soalnya gak sempet nulis. Lagi hectic banget di rl 😞
#Bandung, 23 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Belamour
Ficción GeneralLevel terendah dari rasa insecure adalah merasa tak layak untuk siapa pun, itulah Chiara. Gadis pendiam yang keberadaannya sering diabaikan orang lain. Eksistensinya tak pernah dianggap penting. Ada atau tidak ada dirinya sama saja. Namun, sifatnya...