Akhir-akhir ini Erland merasa kalau Chiara menghindarinya. Dia tak sesering dulu dalam membalas pesannya, terkadang pesannya dibalas lama sekali dan isinya pun singkat. Beberapa kali Erland mengajaknya bertemu yang berujung penolakan dengan berbagai macam alasan. Entah jadwal mereka yang memang tidak cocok, atau Chiara punya alasan sendiri yang membuatnya enggan bertemu. Namun, mengingat Chiara bukan tipe orang yang suka berbohong dan mencari-cari alasan, Erland segera meyakinkan diri kalau gadis itu sibuk seperti dirinya.
Maka dari itu ketika Erland mengirim pesan pada Chiara di suatu sore dan mengajaknya jalan-jalan ke Gunung Telomoyo, Erland tak terlalu berharap. Ia pikir Chiara akan menolaknya lagi, tetapi gadis itu justru menerima ajakannya. Erland sampai memastikan sekali lagi kalau Chiara benar-benar mau ikut pergi dengannya.
Erland :
Beneran kamu mau ikut?Chiara :
Iya Erland 😊Diberi emoji senyum oleh Chiara, Erland seketika ikut tersenyum dan bersorak gembira dalam hati. Malam itu ia habiskan dengan mood yang luar biasa bagus. Bahkan ia tak mengeluh ketika Samudra dan Wizar datang merusuh ke kamarnya. Ia biarkan saja mereka berbuat sesuka hati.
“Anjay wangi bener, mau kemana lu?” tanya Samudra keesokan harinya ketika Erland keluar dari kamar dan mendapati kedua temannya sedang makan ayam geprek sambil nonton Upin Ipin.
“Mau jalan sama cewek ya?” Wizar memicingkan matanya curiga. Sebenarnya ia ingin menyebut nama Chiara, tetapi tak berani karena ada Samudra di sana.
Erland hanya tersenyum simpul dan melengos tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Kepala Samudra dan Wizar mengikuti setiap langkahnya hingga sosok Erland menghilang menuruni tangga.
“Dia sama Chiara udah jadian apa gimana? Cerah bener mukanya hari ini, gak kaya kemarin-kemarin yang kelihatan sepet mulu,” celetuk Samudra yang hanya dijawab Wizar dengan mengangkat bahu sekilas. Sedetik kemudian dia melotot ke arah Samudra.
“Kok lo tau?”
“Tau apa?” balas Samudra bingung. Ia kembali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
“Erland sama Chiara.”
“Lah, emang itu rahasia?”
Wizar bingung bagaimana harus menanggapi. Selama ini ia diam saja walau mengetahui soal perasaan Erland pada Chiara karena yang bersangkutan tak pernah membicarakannya, dan ia tak menyangka kalau Samudra juga menyadarinya. Ia pikir ia satu-satunya yang tahu.
“Kapan lo tau soal mereka?”
“Udah lama kayanya. Gue pernah mergokin dia cengar cengir sambil sibuk main hp, pas gue intip ternyata lagi chatan sama Chiara. Mana kontaknya disematkan.”
Wizar speechless. “Erland tau kalau lo tau?”
“Kayanya, tapi dia kan sok cuek orangnya.”
“Gue kira lo gak tau.”
“Pura-pura aja gue. Lagian kalau diingat-ingat kelakuan Erland lumayan nunjukin kalau dia naksir Chiara.”
Samudra dan Wizar menghabiskan sisa makan siangnya sembari membicarakan temannya yang kini sedang duduk manis di atas motornya, menunggu sang pujaan hati keluar dari kos.
“Maaf ya Erland kamu jadi nunggu lama, barusan aku gak sengaja numpahin air, jadi aku beresin dulu.”
“Iya gak apa-apa Chi, santai aja.” Erland tersenyum dan menyuruh Chiara naik ke atas boncengannya.
Motor pun melaju membelah jalanan dengan kecepatan sedang. Langit tampak cerah siang itu, dan Erland berharap akan terus cerah karena tujuan mereka kali ini adalah menikmati sunset di Gunung Telomoyo. Akan sangat disayangkan jika mereka sampai di sana dan hujan turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belamour
Fiksi UmumLevel terendah dari rasa insecure adalah merasa tak layak untuk siapa pun, itulah Chiara. Gadis pendiam yang keberadaannya sering diabaikan orang lain. Eksistensinya tak pernah dianggap penting. Ada atau tidak ada dirinya sama saja. Namun, sifatnya...