☾19☽ New Year

542 55 10
                                    

Chiara nyaris tidak tidur semalam suntuk akibat pengakuan Erland yang tiba-tiba. Rindu sempat bertanya ketika Chiara pulang, dan Chiara menjawab kalau mereka hanya makan sambil menonton kembang api. Bukannya Chiara mau berbohong, dia hanya belum siap untuk menceritakannya. Dia perlu menenangkan diri terlebih dahulu.

Chiara baru bisa tidur setelah solat subuh dan bangun ketika matahari sudah bersinar terang sekali dan jarum jam menunjukkan angka 10 lebih. Tak ada yang spesial hari itu selain pikiran Chiara yang dipenuhi Erland seperti apa yang lelaki itu harapkan.

Bengong dikit pikiran Chiara akan kembali pada kejadian tadi malam. Suara Erland pun menggema di dalam kepalanya, terus berulang membuat sang pemilik tubuh salah tingkah sendiri.

“Aku besok mau pulang,” kata Rindu siang itu. Gadis berambut pendek itu baru selesai mandi. Sebuah handuk masih menutupi kepalanya yang basah. “Kamu mau ikut gak Chi?”

“Nggak dulu Rin.”

Rindu menguap. Jelas sekali kalau dia masih mengantuk meski sekujur tubuhnya sudah diguyur air, sementara Chiara sibuk menggosok pakaian.

“Hari ini enaknya ngapain ya Chi? Apa kita main aja ke bawah? Tapi pasti rame banget, males.”

“Nonton film aja yuk? Aku udah download beberapa film, tapi belum sempat nonton.”

Tolong maafkan Chiara yang masih download film di situs ilegal. Kalau sudah punya uang Chiara akan berlangganan di platform resmi, Chiara janji. Namun, saat ini keuangannya benar-benar pas-pasan. Mau jajan saja Chiara masih mikir-mikir.

“Film apa?”

“Pride and Prejudice kamu udah nonton?”

“Malah baru denger.”

“Kita nonton itu aja, aku udah lama penasaran sama film itu. Dulu sempet baca novelnya di perpus sekolah.”

“Bukan horor ya?”

“Romance sih, gapapa kan?”

“Ehm, oke deh. Kita awali tahun ini sama yang manis-manis. Aku beli jajanan dulu kalau gitu.”

“Oke.”

Rindu melepas handuk dari kepalanya dan mulai menyisir rambutnya. Tanpa perlu dikeringkan pun dia yakin rambutnya akan kering sendiri setelah beberapa menit terpapar sinar matahari Semarang. Kebetulan cuaca sedang cerah sekali.

“Btw hari ini kamu gak akan pergi sama Erland kan?”

Mendengar nama Erland, tubuh Chiara bagai tersengat listrik. Dia berdehem pelan untuk mengusir rasa canggung yang tiba-tiba menderanya, kemudian ia menggeleng.

“Erland kayanya sibuk nyiapin buat diksar Mapala.”

“Oh ya? Diksarnya kapan emang?”

“Tanggal 3.”

“Hapal banget ya sama jadwalnya,” ujar Rindu iseng sebelum keluar dari kamar, menyisakan Chiara yang salah tingkah. Padahal mereka belum pacaran, Chiara juga belum tahu seperti apa perasaannya pada Erland, tetapi kenapa sekarang setiap dia mendengar nama Erland atau mengingatnya, terasa ada sesuatu yang menggelitik, sesuatu yang belum pernah Chiara rasakan sebelumnya.

☾☽☾☽☾☽

Erland malas sekali ketika mendengar suara Wizar yang pagi-pagi sudah merusuhinya sambil mengguncang-guncang tubuhnya. Seharusnya tadi malam ia mengunci pintu agar lelaki itu tidak bisa masuk.

“Woy bangun udah siang!” Wizar mebangunkannya dengan brutal. Ia bahkan sudah membuka jendela kamar Erland agar cahaya matahari bisa masuk dan membuatnya silau.

BelamourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang