“Gue lebih percaya gajah bisa terbang ketimbang temen yang ngajak jogging pagi.” Itu adalah kalimat yang dilontarkan Gita ketika tadi malam Yunike tiba-tiba mengajaknya jogging pagi di lapang atletik, tetapi Yunike bersikeras kalau dia bakal menepati ucapannya.
Nyatanya jangankan jogging, Yunike saja baru bangun pukul delapan lebih dimana matahari sudah sangat bersinar terang di langit Semarang. Niat untuk jogging seketika menguap habis. Yunike dengan sangat menyesal langsung meminta maaf pada Gita. Pagi itu setelah bangun tidur ia buru-buru mandi dan bergegas ke kosan Gita, tak lupa ia juga membeli sarapan di jalan. Sebagai permintaan maaf, ia membelikan kue cubit untuk Gita.
“Sumpah Kak sori banget, gue tuh habis subuhan tadi cuma mau merem sebentar, eh malah kebablasan.”
“Udah gak kaget. Lagian lo yang biasanya kuliah pagi aja berangkatnya mepet-mepet tiba-tiba ngajak jogging aja udah aneh.”
Yunike tertawa hambar. Padahal tadi malam dia memang berniat untuk jogging karena seniornya di Mapala telah memberi menu latihan fisik untuk persiapan pendidikan dasar (Diksar) bulan depan, dan jogging termasuk salah satu di dalamnya.
“Ganti nanti sore aja gimana Kak?”
“Lihat entar deh.”
Gita selesai beres-beres. Lantas ia ikut duduk lesehan bersama Yunike yang sedang menyantap sarapannya. Agenda mahasiswa di minggu pagi kalau nggak ada kegiatan apa-apa ya malas-malasan.
“Kak Git, lo dulu pas matkul KWU disuruh bikin proposal PKM juga nggak?”
“Nggak. Lo disuruh?”
Yunike mengangguk dengan wajah melas. Tadi saat beli sarapan salah satu temannya memasukkan Yunike ke dalam grup obrolan yang baru khusus untuk teman satu kelompoknya di mata kuliah kewirausahaan. Mereka mulai membahas produk apa yang akan mereka buat dan dijadikan bahan pembahasan di dalam proposal, tapi tak satu pun ide bagus yang terlontar.
“Kalau gak salah dulu gue disuruh bikin sesuatu buat dijualin terus nanti bikin laporannya dari mulai persiapannya sampai nanti itung-itungan penghasilannya gitu dah gak tau lupa gue.”
“Gue juga gitu Kak, tapi outputnya nanti bukan laporan, langsung disuruh bikin bentuk karya tulis biar bisa diajuin ke fakultas.”
“Widih ngeri baru maba udah disuruh bikin PKM.” Gita menyahuti. PKM adalah Program Kreativitas Mahasiswa dimana di dalamnya ada beberapa bidang yang bisa diikuti, salah satunya PKM-K atau kewirausahaan. Dulu Gita pernah dijelaskan juga oleh salah satu dosennya, tetapi ia lupa karena tak tertarik dan yakin seratus persen tidak akan mengikutinya.
“Nggak paham gue Kak bikin begituan. Lagian kenapa harus ada matkul kwu sih? Bukan anak ekonomi juga. Mana dosennya super resek.”
Gita tertawa. Kalau sudah memasuki pembahasan soal dosen, dijamin obrolan mereka bakal awet karena membicarakan dosen adalah salah satu cara pelepas stres yang paling mudah, apalagi jika sang lawan bicara berasal dari prodi yang sama dan punya pengalaman serupa.
“Tapi Bu Esti emang resek Yun. Dulu gue dapet dia di matkul pengantar antropologi dan beliau ini rutin banget ngasih tugas udah kaya transferan duit dari bokap aja, malah lebih sering karena ketemunya tiap minggu.”
“Untung banget kak gue pengantar antropologi gak sama dia. Bisa stres kali ya gue seminggu ketemu dia dua kali.”
“Memang beliau nih bukan sembarang beliau.”
Yunike dan Gita lanjut membicarakan dosen-dosen lainnya.
☾☽☾☽☾☽
UTS pertama Chiara sebagai mahasiswa berhasil dia lalui dengan mulus. Selama beberapa hari ini Chiara belajar dengan giat agar mendapat nilai yang memuaskan. Chiara bahkan tak pernah belajar serajin ini saat masih di SMA. Kondisi rumah membuatnya malas belajar, berbeda dengan sekarang. Walau dia berbagi kamar dengan Rindu, tetapi dia bisa belajar dengan tenang. Rindu bukan tipe teman sekamar yang berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belamour
Genel KurguLevel terendah dari rasa insecure adalah merasa tak layak untuk siapa pun, itulah Chiara. Gadis pendiam yang keberadaannya sering diabaikan orang lain. Eksistensinya tak pernah dianggap penting. Ada atau tidak ada dirinya sama saja. Namun, sifatnya...