14. Pertimbangan

1.8K 124 13
                                    

Happy Reading

Jaemin duduk termenung di kantin kantor, tangannya bergerak memainkan sendok di gelas berisi kopi hangat di depannya.

Ia menghela nafas lelah, kepalanya terasa sangat berat, ia lantas memijatnya. Sejak tadi pagi ia sudah memikirkan ini, dan bingung harus melanjutkan rencananya dengan cara seperti apa.

Bukankah setelah mereka cerai rencananya selesai? Tapi ia juga tak tau apa yang sedang wanita itu rencanakan dalam rencananya sendiri.

Tepukan pelan ia dapat, membuat atensinya tertuju pada pria yang kini duduk di depannya.

Jisung, cih bocah itu sepertinya datang untuk mengantarkan kakak perempuan ke sayangannya lagi.

(Kalau kalian lupa Ji-Sung itu mantan si Jaemin, dan dia adiknya rose—ada di chapter sebelumnya— jadi kalian Taulah hubungan mereka itu salah, karena masih satu ayah.)

"Halo Jaemin~iii," sapanya dengan senyum merekah yang menurut Jaemin sangat aneh.

"Sepertinya sopan santun mu sudah hilang  bocah tengik," Sarkastik.

Jisung terkekeh, merasa gemas tentu saja, lihat kakaknya ah tidak mantannya itu bertindak seolah mereka tak pernah memiliki hubungan yang intim.

Ia jadi ingat Jaemin yang memohon dalam permainan ranjang mereka.

"Jadi aku harus memanggilmu apa? Sayang? Ah atau baby?"

Jaemin muak, lantas ia segera bangkit dari duduknya, meninggalkan sang adik yang tertawa terbahak-bahak setelah ia berlalu dari sana.

Ini hari yang sangat buruk untuk Jaemin, wah dia hampir saja lupa jika punya adik, karena bocah tengil itu tak muncul saat acara makan malam kemarin.

Tujuannya sekarang adalah mencari ruangan yang nyaman untuk dirinya bersantai. Karena pastinya sang kekasih tengah menghabiskan waktu bersama istrinya di dalam ruangannya.

Syukurlah karena dia tak perlu bekerja lebih keras saat ini, karena sungguh kepalanya hampir pecah sekarang.

•~•

Jaemin duduk di halte bus, menunggu bus nya yang akan datang sebentar lagi, tujuannya sekarang adalah tempat tinggal kakaknya. Ia ingin meminta pendapatnya, dan juga dia merindukan sang kakak, pria itu cukup punya dendam dengan Jaehyun ngomong ngomong.

Tapi niat hanyalah menjadi niat, karena berikutnya Jaehyun berhenti di depannya dan mengantarkannya pulang.

Kini Jaemin sedang memasak, dengan tangan Jaehyun yang melingkar di pinggangnya, ia bisa merasakan beberapa kali pria di belakangnya itu mencium bahkan menyesap permukaan kulit lehernya, membuat ruam merah yang kentara.

"Jae jika kau terus begini, aku tak akan membiarkan mu makan."

Jaehyun terkekeh lantas dengan sengaja mengeratkan pelukannya, membuat pergerakan sang sub tertahan.

Jaemin berdecak, lalu membalikkan tubuhnya berhadapan dengan sang kekasih tanpa melepaskan pelukannya.

Jaemin lantas menangkup wajah sang kekasih, menggesekkan hidung mancung itu dengan hidungnya, membuat sang dominan terkekeh.

"Kenapa kau suka sekali menggangguku hmm?," tanya nya dengan gemas.

Setelahnya ciuman lembut ia berikan pada sang kekasih, tangannya ia lingkarkan di leher kekasihnya, setelah nya Jaemin menyuruh Jaehyun melepaskan dirinya agar bisa melanjutkan acara masaknya yang tertunda.

Dan Jaehyun yang menurut, duduk tenang di mejanya menunggu sang kekasih dengan tatapan tak lepas dari kekasihnya.

Ia terkekeh sesekali saat mendengar gerutuan dari yang lebih kecil. Entah itu karena bumbu yang ia cari tak ada, ataupun karena rasa masakan nya yang terasa kurang di lidahnya.

Setelah acara masak itu selesai, ia tak berhenti ber–wah setelah mencicipi masakan Jaemin, dan dengan lahap menyantap hidangan itu hingga tandas.

Jaemin menyukai itu, karena Jaehyun selalu menghargai apapun yang ia lakukan untuk nya, dan Jaemin merasa sangat bersyukur.

Jadi setelah pria itu memutuskan untuk pulang, dia segera pergi dari sana untuk menemui kakaknya.

Dan disinilah dia, duduk di atas pangkuan kakaknya lagi, karena ini memang gaya favorit mereka berdua.

Keduanya terbuai dalam ciuman dalam, sebelum kakaknya melepas sepihak ciuman panas penuh dengan nafsu itu. Dia sudah ereksi, tapi tak bisa untuk tidak penasaran dengan apa yang akan adiknya sampaikan.

Karena dia tau, adiknya pasti tidak akan datang tanpa alasan jelas.

"Jadi adikku, apa yang membawamu datang kemari, kau tidak datang hanya karena merindukan kakak kan?,"

Setelahnya kakaknya bertanya, barulah ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Kak kemarin Ayah mengundangku makan malam, dan—,"

Sang kakak masih menunggu Kalimat selanjutnya.

"Jaehyun ada disana, Ayah hampir mengungkapkan siapa diriku hingga Rose tiba tiba saja melindungi ku," ada jeda di sana, "Aku tidak mengerti kenapa dia berambisi hingga seperti ini, padahal dia akan ikut menanggung malu."

Sang kakak tersenyum, jadi dia sudah tau arah percakapan ini.

"Jadi kau merasa bimbang sekarang?,"

"Bukan seperti itu, aku hanya–aku tak tau kenapa aku begini." Dia mengakuinya, kebimbangan yang dia rasakan.

"Sudah kakak bilang jangan pernah membawa perasaan, apa kau tak belajar dengan kejadian lalu? Lee Jeno mati di tanganku karena kau mencintai nya sampai gila."

Pria itu menangkup wajah yang lebih kecil untuk bersitatap dengannya, "Dengar, kakak tidak akan melepaskan Jaehyun jika kau goyah karena perasaan ini, kau mengerti?."

Jaemin hanya mengangguk pasrah, ia tak mengerti kenapa pria yang memutuskan menetap bersamanya selalu berakhir mati di tangan kakaknya, harusnya tidak seperti itu kan.

Dia tak tau kenapa kakaknya bersikap sekeras ini jika tentang pria yang dia inginkan, seolah dirinya milik sang kakak seutuhnya.

Jadi dia hanya bisa memandang lurus ke arah potret keduanya yang terlihat sangat bahagia dengan wajah penuh coretan cream kue yang ada di tangan sang kakak.

13-08-2017
Nam Jaemin dan Nam Yoon Soo

Tbc.
__________

Wahh wah aku update wahh.
Vote dan komen yang membuat author ini bahagia, tq.

Oh! Mr. Jung | JaeJae | 2jae [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang