10. Memikat atau terpikat

2.7K 154 9
                                    

Usahain vote ya hehe

Happy Reading








Jaemin merasa hubungan antara dirinya dan Jaehyun sangatlah biasa, hanya sentuhan sentuhan kecil saat ada waktu senggang di kantor, pria itu bahkan tak pernah mengunjungi nya lagi, dirinya tau jika Jaehyun belum jatuh padanya.

Maka dari itu ia akan membuat nya jatuh lebih dalam, hingga tak mampu berpaling.

Dia akan berusaha dengan baik dan berusaha tak ikut jatuh pula, karena dia hanya jatuh pada kakaknya.

Jika bertanya soal Mark, dia hanyalah seorang yang ia gunakan untuk mengisi kekosongan hidupnya, karena tinggal bersama sang kakak tak membuat hidupnya penuh.

Yang sering mereka lakukan adalah bercinta, selebihnya itu hanyalah dia yang menonton kakaknya membantai seseorang.

"Kau ingin tahu siapa aku?——pergilah ke neraka dan tanyalah pada mereka yang lebih dulu tinggal disana."

Dirinya bisa melihat senyum yang terukir di wajah kakaknya sedetik sebelum orang asing itu meregang nyawa, Senyuman kakaknya itu memabukkan namun juga mematikan.


"Adikku, bersikaplah lebih baik setelah ini, kau tak ingin kakakmu mengotori tangan ini dengan darah lagi kan? Buat mereka mati dengan tangan mereka sendiri kau mengerti maksud kakakkan?,"


Senyum itu tak pernah luntur saat melihat nya, dan itu membuat ketakutannya datang, ketakutan akan senyum itu yang di berikan lagi untuknya.

Dan siapa Na Jaemin itu? Dia anak yang dibesarkan hanya untuk menjadi alat balas dendam. Dia tidak apa, asalkan kakaknya tetap berdiri di belakangnya, melindunginya, menyayanginya dan juga mencintainya.

Jujur dia haus akan validasi.

Jika kakaknya berpaling, maka sudah tidak akan ada lagi Na Jaemin, karena sang ayah pasti tak akan membiarkan manusia seperti nya hidup lebih lama.

Ia pernah berpikir untuk kabur, namun apa yang akan dia dapatkan dari pelarian itu? Tidak ada.

Jika dilihat hidupnya memang seperti orang normal lainnya, menjadi sekertaris di perusahaan besar itu sudah cukup membuat yang lainnya iri, namun orang tidak akan iri lagi jika mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di balik itu semua.

Kembali pada poin pertama Jaemin akan memulai misinya, menarik Jaehyun jatuh, bahkan bertekuk lutut di bawah kakinya.

Jujur saja dia adalah orang yang mudah berpaling, Jaehyun itu tampan tentu saja, lebih tampan dari Mark, dan dia sedikit menikmati apa yang ia lakukan bersama Jaehyun selama ini.

Tapi ia tidak ingin jatuh pada pria itu, selebih dia sudah mengalami patah hati sebelumnya, karena dirinya jatuh terlalu dalam pada Mark, dan pria itu malah menikah dengan wanita lain.

"Memang benar semua pria itu brengsek."




•~•




Jaemin menikmati hari libur nya dengan nyaman di rumah, menonton film favorit nya dengan berbagai macam cemilan yang sudah di tata rapi di atas meja.

Mark tak datang setelah malam itu, seperti nya dia tengah di sibukkan dengan persalinan Istrinya. Dan Jaehyun— pria itu sepertinya menikmati hari libur dengan sang istri, disini hanya dia yang tak beristri, dan kakaknya tentu saja pria itu sudah menikah.

Cih membosankan sekali, ia merasakan bosan yang tiba tiba, ia akan menimbang nimbang untuk mencari pelampiasan.

"Jeno?"

Pria itu terlalu irit ngomong untuk dirinya yang haus akan pujian.

"Lucas?"

CK tidak, gombalannya terlalu murahan.

"Hyunjin?"

Dia terlalu brengsek, dan juga pawangnya terlalu garang.

Jaemin hanya menghela nafas lelah, memikirkan orang yang bisa ia manfaatkan malah membuat kepala nya jadi pusing, jemarinya ia gunakan untuk memijat dahinya.

Tiba tiba dirinya jadi memikirkan hidupnya, membuatnya hanya bisa tersenyum miris.

Suara bel mengalihkan atensi Jaemin, lantas ia segera beranjak untuk membukakan pintu, dan sedetik kemudian batinnya bersorak kegirangan karena Jaehyun merengkuhnya dengan wajah kusut dan juga mata yang sembab.

Sepertinya Dewi keberuntungan berpihak padanya.

"Hey kau kenapa?," tanya Jaemin, tangannya menepuk punggung Jaehyun pelan.

Jawaban tak di dapat, hanya tubuh yang semakin di dekap erat.

Jaemin menyuguhkan segelas kopi pada kekasihnya, dia sama sekali belum bicara perihal apa yang membuat nya seperti ini.

"Aku dan istriku bertengkar hebat," Ucap Jaehyun tiba tiba membuat mata Jaemin bergetar.

Itu hal yang bagus.

"Ibuku datang dan memakinya, ini karena aku yang sudah cukup lama menikah dengannya namun tak kunjung dapat momongan, ibuku berteriak meminta kami untuk bercerai, dan dia terbawa emosi pada akhirnya ikut memaki ibuku." Ada jeda di sana, "Dan pada akhirnya ibu menyuruhku untuk memilih, tetap mempertahankan rumah tangga tapi melepas ikatan antara kami, atau bercerai dan kembali ke rumah ibuku."

"Dan setelah ibu pulang pertengkaran itu tak terhindari."

Jaemin bangkit, menempatkan diri di samping Jaehyun, membawa pria itu dalam dekapannya, mengelus punggung lebar itu dengan sayang.

Dia cukup senang hingga ingin melompat saat mendengar pernyataan itu, namun ia harus berakting sebaik mungkin dan memanfaatkan situasi ini kan?.

"Aku tidak tau harus menanggapi ini bagaimana, karena aku pun tak pernah menjalin rumah tangga sepertimu. Yang ingin ku sampaikan padamu adalah jangan sampai kau salah dalam mengambil keputusan, aku tau itu adalah pilihan sulit namun yang harus kau cari ialah solusi dari masalah itu."

Jaehyun menarik nafas dalam-dalam, dia sedikit tenang atas perlakuan yang Jaemin berikan padanya, ia menyukai saat seseorang mengusap kepalanya. Wajahnya ia benamkan di perpotongan leher sang kekasih menghirup aroma yang membuat dirinya tenang, mengeratkan rangkulannya pada pinggang ramping itu.

"Jangan gegabah, dan pikirkan dengan baik, kau paham kan?,"

"Iya sayangku." Lirihnya.

Wajah Jaemin bersemu, panggilan itu cukup asing untuknya, dan ia sebenarnya sedikit menyukai panggilan itu.

"Aku mau menginap disini bolehkan?,"

"Tentu saja! Kau tak sadar selama ini tak pernah mengunjungi ku?,"

"Ah benarkah? Maafkan aku, setelah ini aku akan berusaha meluangkan waktu lebih banyak bersamamu."

Jaemin tersenyum kemenangan, ini lebih mudah dari perkiraannya, tapi syukurlah dia jadi tak perlu berusaha lebih keras.

Jaemin terbelalak tak kala tubuhnya di gendong, ia menatap penuh tanda tanya.

"Aku sudah tidak tahan Na," akunya.

"Cih apa bertengkar membuat seorang ereksi." Jawabku.

Namun ia senang karena sudah satu langkah di depan sekarang.






Tbc.
________

Vote komen ya tolong bngt hehe

Kalian pasti penasaran gunanya kakaknya Jaemin disini apa kan? Akupun begitu masih memikirkannya heheh.

Oh! Mr. Jung | JaeJae | 2jae [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang