Setelah Sean selesai menidurkan Gibran, ia menghampiri sang kembaran di taman belakang. Btw Mama juga udah pulang ya!
"Lo kontrol lah emosi lo Gar, kita udah di suruh nemuin mereka semua gara gara masalah kemarin." Ucap Sean dari arah belakang Gara membuat Gara menengok kebelakang
"Gue tau emosi lo susah di kontrol, tapi minimal sabar lah dia sepupu lu, kalo lo mau marah marah ke gue jangan ke Gibran." Ujar Sean yang duduk di samping kembarannya
"Hftt, gimana ga emosi sih Yan, dia ngeselin bgt." Jawab nya
"Lo udah sering ketemu dia padahal, sering ngadepin kaya gini juga. Kalo lo marah marah lebih dari kaya tadi kita bisa aja di hajar Rahsya!." Tegur nya
"Gue juga gamau sifat emosional ini ada di tubuh gue Yan!." Sentak nya
"Yaudah sabar dikit bisa kan! Kalo lo lupa Gibran gabisa di bentak anjing!." Ujar Sean tersulut emosi
"Santai dong gausah anjing anjingan!." Ucap nya kesal
Salma yang hendak menyirami tanamannya seketika terhenti dan menghampiri asal suara.
"Ada apasih kok ribut?." Tanya Salma
"Tante tanya aja nih sama ponakan tante!." Ucap Gara judes
"Lah jadi gue? Lo yang duluan anjing." Kesal Sean
"Husttt, istighfar Yan. Anjing anjingan." Tegur Salma membuat Sean langsung istighfar
"Kenapa sih, coba cerita sini kenapa bisa gini." Ujar Salma
"Dia duluan, dia duluan yang bentak Gibran!." Tunjuk Sean terhadap Gara membuat Salma kaget
"Gar? Bener?." Tanya Salma membuat nya mengangguk
"Maaf tante, Gara ga bermaksud." Sesal nya membuat Salma tersenyum
"Gapapa, sekarang Gibran mana?." Tanya nya
"Tidur tante di kamar." Jawab Sean
"Maaf ya kalo anak tante dikit dikit nangis, dikit dikit ini itu. Gibran emang dari dulu kecil gitu... Gibran begitu karena emang pas kecil kita terlalu fokus ke empat saudaranya, jadi dia sejak kecil dibilang jarang diperhatikan sama kita, bahkan pas dulu sekedar minta di temenin tidur Mas Fathir reflek bentak Gibran, makanya sekarang dia gabisa dibentak, sampe pas waktu itu Gibran ilang di mall karena kita asik sama saudara nya. Karena itu juga dia takut sendirian, kita bener bener nyesel banget ga merhatiin Gibran dulu, makanya kita mulai belajar adil buat semua nya, sampe mereka udah besar ternyata emang Gibran sikap nya masih terlihat seperti anak anak karena kelalaian kita dulu, sedangkan semua saudara nya bersikap dewasa untuk adik nya, bersyukur mereka tidak merasa di tidak adilkan sama kita sekarang, bahkan mereka bisa ngorbanin dirinya buat adik nya, syukur mereka ga membenci Gibran karena kita terfokus lebih ke Gibran, jadi maafin Gibran ya kalo ga nurut sama kalian, Gibran emang sering ketemu kalian tapi ga sedeket ini kan? Tapi tante makasih banget sama kalian mau nemenin Gibran sekarang." Jelas Salma dengan air mata mengalir membuat sikembar iba
"Tante maaf, Gara gatau kalo-
"Ngga nak, gausah minta maaf kalian kan gatau, jadi gapapa. Tante harus nya makasih kalian mau nemenin Gibran sekarang." Jawab Salma memotong ucapan Gara
Ditengah kesedihan itu mereka mendengar teriakan, siapa lagi kalo bukan Gabrin xixixi.
"MAMAA!!." Teriak nya seperti sedang mencari Salma
"Mama di taman sayang!." Jawab Salma teriak kembali
Mendengar teriakan Mama nya Gibran berlari ke arah taman belakang.
"Adek, jangan lari lari dong." Tegur Sean
"Bodoamat wle!." Ujar nya kemudian memeluk sang Mama
"Hush adek! Ga sopan jangan gitu ah Mama ga suka." Tegur Mama
"Ish, iya iya maaf!."
"Oiya! Kakak maafin Gibran tadi!." Ujar nya sambil memeluk Gara
"No! Kakak yang minta maaf okeyy?." Ucap nya mengecup kening adiknya
"Oiya adek, besok pagi kakak kakak kamu pulan loh." Kata Salma
"Wahhh! Serius ma? Asikkk!."
"Berarti besok tugas kita udah selesai, yaga Gar." Ucap Sean menyenggol Gara
"Yea, seneng deh bisa fulltime sama adek." Ujar Gara
"Kok selesai, emang kalian besok langsung pulang? Gamau nginep lagi?." Tanya nya
"Ngga dong, kann kakak kakak kamu udah pulang. Jadi kita bakal pulang juga." Jelas Sean membuat Gibran memasang muka sedih
"Jangan pulang! Pokoknya jangan!." Ucapnya dengan kaki di ayun ayunkan kencang menandakan ia merajuk
"Loh kenapa? Kan udah pada pulang." Ucap Gara menjailkan Gibran membuat nya berkaca kaca
Salma yang melihat itu menggelengkan kepalanya
"Eh iya iya ngga pulang." Panik Gara melihat Gibran yang berkaca kaca
"Janji?."
"Iya janji!." Ucap kedua nya dan semuanya langsung tertawa.
••••••••••••••••
Jangan lupa vote gais
Mohon maaf kalo ada typo
Terimakasih (≡^∇^≡)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕬𝖐𝖘𝖆𝖗𝖆 𝕱𝖆𝖒𝖎𝖑𝖞 |𝐄𝐍𝐃
Short Story𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐬𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐆𝐢𝐛𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐛𝐮𝐧𝐠𝐬𝐮 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚, 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐢𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭𝐩𝐮𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐭𝐮, 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐬𝐮�...