𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟏𝟗

1.2K 45 0
                                    

*skip malam

Malam ini keadaan lagi hujan besar ditambah petir yang terus terusan menyambar, semua nya tengah berkumpul diruang keluarga.

"Udah gih, pada tidur." Ucap Mama

"Yaudah, Adara sama Irsyad duluan ya. Good night semua." Ucap Adara

"Good night juga." Jawab mereka semua

"Ayo gib tidur." Ajak Rahsya dibalas gelengan darinya

"Loh kenapa?." Tanya Mama

"Aku duluan ya." Ucap Naura di angguki semua nya

"Kenapa gib?." Tanya Rahsya

"Mau tidur sama Mama Papa aja." Jawab nya

"Alah bilang aja lu takut petir, kan ada gue." Ejek Rahsya

"Dih apaan sih, engga ya!."

"Masa, terus kenapa mau tidur sama Mama Papa."

"Ya kan, masa gaboleh!."

"Masa siii, emmm ga percaya." Ledek Rahsya

"Maa~~." Rengek nya

"Ah ga asik, udah ah gue ke atas aja."

"Haha, aduh tiap hari ribut aja cape Mama denger nya." Ucap Mama sambil terkekeh

"Mau tidur sekarang?." Tanya Papa

"Nggak, tapi disini dingin." Jawab nya

"Yaudah, ke kamar aja yuk pake selimut." Ajak Papa menggendong Gibran

"Ohh begitu, mentang mentang sama Gibran Mama ditinggal."

"Hahah engga sayang, ayo." Ajak Papa menggandeng tangan sang Istri dengan tangan satunya

••••••••••••••••••••••

"Masih dingin?." Tanya Papa

"Enggak."

"Sini, tidur di tengah." Ucap Mama

"Engga mau! Aku mau dipinggir." Tolak nya

"Nanti jatuh sayang, di tengah ya?." Bujuk Papa

"Hmm yaudah."

"Mama ngantuk nih, Mama tidur duluan ya." Ucap Mama

"Iya maa, good night mama." Jawab Gibran

"Yuk tidur juga." Ajak Papa

"Iya pa." Jawab Gibran dan langsung menutup matanya

Fathir yang melihat kedua nya sudah tidur tersenyum dan ikut tidur juga.

Ditengah malam Gibran terbangun karena suara petir yang menurutnya kencang. Ia ingin membangunkan Papa nya tapi tidak enak, jadi ia memilih untuk diam dan berusaha tidur kembali, tetapi tetap tidak bisa.

"Papa.." Panggil nya menggoyangkan lengan sang Papa

"Papaa." Ucap nya dengan mata berkaca kaca

"Eungh, kenapa gib." Jawab Papa namun masih enggan membuka matanya

"Papa bangun." Ujar Gibran dengan suara bergetar menahan tangis

𝕬𝖐𝖘𝖆𝖗𝖆 𝕱𝖆𝖒𝖎𝖑𝖞 |𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang