𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟐𝟐

996 39 0
                                    

Sekarang tiba saatnya mereka berempat pergi untuk study tour, mereka berempat pergi untuk berkumpul jam 6 subuh. Jadi mereka berbuat untuk bangun jam 4 subuh.

Ketika semua sedang bersiap siap, dengan Mama yang menyiapkan sarapan dan Papa yang masih menonton TV. Gibran menghampiri sang Papa dan memeluk nya erat.

"Adek.. Tumben udah bangun sayang, masih jam 4 loh." Ucap Papa

"Kata siapa aku tidur Papa, aku belum tidur." Jawab Gibran teredam karena berada di pelukan sang Papa

"Loh! Kok ga tidur!." Ucap Papa sedikit menaikan nada nya membuat Gibran semakin erat memeluk Papa nya

"Maaf sayang, Papa ga bermaksud bentak kamu." Ucap Papa tersadar apa yang dilakukannya dengan membawa sang anak ke gendongan nya.

"Yuhuu! Kami siap!." Ucap Adara melengking

"Adara, masih pagi sayang.." Tegur Papa dengan Gibran yang di gendongnya

"Gibran udah bangun pa?." Tanya Irsyad

"Dia gak tidur." Jawab Papa membuat semua nya kaget

"Heh suruh siapa lu ga tidur bocah!." Omel Naura

"Tau nih, nanti sakit nangis!." Timpal Irsyad

"Suruh siapa ga tidur?." Tanya Rahsya

"Hadeh, bocil bocil." Pusing Adara

"Udah udah jangan di omelin adik nya." Tegur Mama melerai mereka

"Kak..." Cicit nya dengan mata sayu tanda mengantuk

"Gendong." Lanjutnya

"Kakak lo banyak ye, siapa yang lu maksud." Ceplos Adara, dan Gibran langsung menunjuk ke arah Rahsya.

Rahsya yang merasa di tunjuk mengambil alih tubuh adik nya dari sang Papa. Gibran yang berada di gendongan sang kakak langsung memeluk nya erat.

"Jangan pergi.." Lirih nya

"Kenapa? Bukan nya kemarin kamu ngizinin?." Tanya nya

"Hiks nanti aku sendiri gada temen." Pecah sudah tangisan si bungsu

"Ada adek, kan ada Mama." Jawab Naura

Papa dan Mama yang melihat ini beranjak pergi untuk memberi waktu kepada mereka untuk mengobrol.

"Beda! Nanti siapa yang gendong sama peluk Gibran!." Elak nya

"Papa kan bisa." Ucap Adara

"Papa kerja, pulang nya ga nentu kapan!."

"Stttt, udah ya jangan nangis. Kita ga lama kok 3 hari doang." Ucap Irsyad

"Lama pokoknya lama!."

"3 hari doang Bran! 3 ga sebulan!." Kekesalan Adara akhrinya keluar

Papa dan Mama yang mendengar keributan langsung menghampiri mereka.

"Ada apa? Kenapa teriak teriak Dar?." Tanya Mama kepada Adara

"Abis ngeselin banget sih! Masih lagi buat kesel aja!."

"Sabar dong sayang, Gibran kan emang begitu sifat nya, kamu udah biasa kan. Jangan di bentak dong Dar." Tegur Papa pelan

"Sini sama Papa aja adik nya Sya." Ucap Papa mengambil alih Gibran yang setengah tertidur

"Badan nya agak anget sayang." Ucap Papa kepada Mama

"Udah ketebak mas, dia ga tidur terus nangis aja." Jawab Salma

"Kalian sarapan dulu ya." Ucap Mama di angguki semua nya

𝕬𝖐𝖘𝖆𝖗𝖆 𝕱𝖆𝖒𝖎𝖑𝖞 |𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang