Jumat, 11 Agustus 2023
Ibu dan Bu Dandi janjian untuk lihat kedua orangtua Alif dan Kia yang mau berangkat, jadinya kami semua berkumpul dihalaman rumah mereka di jam 6 pagi. Mereka sudah siap untuk berangkat, tatapanku bertemu Alif – ku rasakan dia mencoba menghindari tatapanku.
Aku dan Nia ngajak Kia ngobrol, anak kecil ini tetap ceria – dia nggak tahu permasalahan yang dihadapi Mama dan Papanya. Naik pesawat sudah bikin dia senang. Apa benar Kia bukan anak Alif? Alif dan orangtuanya tetap sayang Kia meski sudah tahu Kia bukan anak kandung Alif. Aku masih sulit percaya dengan cerita mama semalam, tentang Alif, tentang Kia dan tentang cerita masa lalu kami dari versi Alif.
"Senang nggak naik pesawat?" tanya Nia.
Kia mengangguk lalu tersenyum lebar. "Telbaang tinggii.." tangannya melebar diudara.
Kami semua tertawa.
"Terimakasih sudah menyambut kami dengan hangat." Mama Alif memeluk Bu Dandi dan Ibu bergantian. "Juga sudah bantu Alif selama tinggal disini."
"Kami bersyukur Alif tinggal dilingkungan ini." kata Pak Tony.
"Kenapa hawanya jadi sedih ya?" Bu Dandi berseloroh.
"Kita sudah seperti keluarga, jadi pasti saling tolong menolong." tangan Ibu menggenggam kedua tangan Mama Alif. "Semoga urusan disana lancar."
"Terimakasih." ucap Mama. "Yaudah kalau gitu kami pamit dulu!"
Mama memelukku dan Nia bergantian lalu kami bersalaman dengan Pak Tony. Aku langsung menggendong Kia, aku pasti kangen banget sama bocil ini. Ku peluk dia erat. "Kia disana harus banyak main ya, biar happy." Kia melepaskan pelukanku, "Main yang banyaakk."
Aku mengangguk, lalu menuntun Kia untuk masuk kedalam mobil. Kami melambai pada mereka, kehadiran mereka singkat tapi sangat berkesan bagi kami – khususnya Kia.
"Bakal sepi nggak ada Kia." kata Bu Dandi. Ibu suka bawa Kia main ke tetangga – tetangga kalau pagi, apalagi ke rumah Bu Dandi. Kia paling suka sama burung Beo dirumah Nia. Burung ajaib kalau kata Kia.
#########
Selesai Jumatan, aku bantuin Nia belanja hadiah untuk lomba 17 – an nanti. Kami belanja hampir tiga jam, Gen Z memang ku akui teliti dan kreatif perihal pemilihan hadiah. Kegunaan jangka panjangnya paling utama. Selesai belanja Nia ngajak aku ngopi di kafe tapi ku tolak – enak take away terus ngopinya depan rumah aja nanti pas udah kelar nyusun barang – barang ini ke dalam rumah.
"Mba..." kata Nia setelah kami selesai menyusun barang. Bu Dandi sudah menyambut kami dengan pisang goreng dan singkong goreng. Kami duduk di teras rumah Nia sambil menikmati es Susu Kopi.
Mataku menyidik, pesan yang disampaikan Nia ini pasti diluar prediksi BMKG.
"Kasihan deh om sebelah."
"Memang kenapa? Kayaknya kita deh yang perlu dikasihani," aku menyilangkan kaki sambil menyeruput es ku.
"Mba nggak pernah denger berita?"
"Ternyata mama Kia, isterinya om itu pernah kepergok selingkuh di kamar mereka."
Uhukkk! Aku tersedak kopi, Nia dengan sigap menepuk2 punggungku
"Gosipnya kali ini keterlaluan deh kayaknya!"
"Ini fakta mba, pak RT yg mergokin!" matanya berapi – api.
Akhirnya aku pilih menyimak cerita Nia.
"Aku tuh juga males sebenarnya tahu ginian, berasa jadi emak emak kompleks. Tapi jadi panitia 17an malah dapat banyak informasi. Tapi orang sini tuh kompak deh, pas makan malam beberapa hari dirumah Om tetangga – sama sekali nggak ada yang nyinggung cerita itu. Bener – bener tahu situasi dan kondisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Sorry
RomanceMaybe, its just the wrong time for our story! Ku kira aku sudah baik - baik saja, bertemu dengannya tak ada dalam rencana. Dia hadir tanpa ku duga. Satu - satunya yang tak ingin ku sapa. Dia hal terindah yang terjadi dalam hidupku tapi berubah menja...