11

69 8 0
                                    

"Ada yang aneh"

"Apaan?"

"Kamu!"

"Bisa lebih spesifik nggak?"

"Gak!"

"Harusnya yang ku dengar ucapan terimakasih nggak sih? Tapi malah ngatain aneh tanpa penjelasan!"

"Nih aku jelasin, simak baik – baik ya,

Melamun

Melamun

Melamun

Dan kita hampir nabrak orang gara2 km melamun!"

"Aku ga melamun ya, aku cm ga fokus"

"Dan itu ga kaya kamu biasanya Kirana. Km lg falling in love atau broken heart?"

"Apaan sih Mena‼️jgn ngasal ya!"

"Jadi penjelasan yang masuk akal apa?"

"Aku cm ga fomus krna kecapekan, jam kursusku makin padat. So, jdnya gini."

"Oke deh aku percaya."

"Eh km itu baru datang ya dari dinas luar knp jd interogasi gini?"

"Gpp, soalny ada sisi lain Kirana yang baru aku liat! Antusias waktu denger nama Pak Alif misalnya."

"MENA‼️‼️"

"Hahahaha. Kali aja km jatuh cinta sama Pak Alif."

Ku akhiri percakapan chat ini tanpa merespon lagi, Mena ada ada aja. Aku terdiam cukup lama sambil menatap layar TV yang menyala sejak dua jam lalu tapi tak sedetikpun ku simak.

Pikiranku kenapa?

Aku sendiri bingung. Aku nggak bisa mengartikan perasaanku ini. Intinya ada yang aneh dalam diriku. Beberapa hari ini bahkan aku sering melamun, lalu tiba – tiba aku suka nangis sebelum tidur. Aku memang biasa nangis karena kangen Adit, tapi intensitasnya sudah lama berkurang apalagi sejak aku menyibukkan diri dengan bekerja.

Drrtttt! Drrttt!

Ku raih lagi hp ku yang ku letakkan dimeja, tanpa melihat kayar langsung ku angkat dan menyembur semua isi pikiranku! "Mena! Apalagi? Pak Alif suami orang, nggak mungkin aku jatuh cinta!"

"Ehemm..."

Suara berat diseberang telepon bikin jantungku mau melompat dan mataku terbeliak! Ku singkirkan Hp dari telinga lalu ku tatap layarnya lekat lekat. Pak Alif!!!

"Jadi kalau saya bukan suami orang, kamu mungkin jatuh cinta?"

Ku dekatkan lagi Hp ke telinga, "Mena nggak tahu tentang masa lalu kita, dan dia suka jodoh-jodohin saya jadi kebetulan sasarannya kali ini itu Pak Alif." Kataku asal, kenapa aku ceroboh harusnya ku baca dulu layarnya. Ya Tuhan!

"Amena saudara yang baik."

"Terimakasih."

"Tapi saya nggak keberatan dijodohin sama kamu Kirana."

"Pak Alif....." tegurku, aku mulai nggak nyaman.

"Sorry, Kirana. Ohya, maaf malam malam ganggu waktu kamu. Kamu ingat kan jadwal rapat proyek jahit untuk p5?"

"Hari Senin depan."

"Sementara rapatnya ditunda sampai saya kembali kesana. Mereka minta saya hadir juga."

"Baik Pak Alif."

"Mungkin itu saja Kirana."

"Makasih Pak Alif."

"Ohya....."

Suasana hening cukup lama, sampai ku kira sambungan telepon terputus. "Pak Alif...."

"Saya senang bisa dengar suara kamu." Kata Alif merespon. "Dan saya berharap masih diberi kesempatan jadi teman kamu Kirana."

Love, SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang