19. Vanilla atau Matcha?

1.5K 218 24
                                    

"[Y/N].. Apa yang ingin kau ceritakan kemarin malam?" Tanya Gojo, membuka percakapan saat keduanya sedang menyantap sarapan yang telah disiapkan oleh para pelayan

"Murasaki.. dia.." [Y/N] nampak ragu ragu, memilah pemilihan kata yang sesuai untuk ia ceritakan pada Gojo "Dia bahkan memberikan tubuhnya untuk Sukuna.. Aku tak pernah membayangkan hal itu sebelumnya" ucap [Y/N] berbisik

"Mereka.. hmm?" tanya Gojo,

"Iya" [Y/N] mengangguk,

"Karena itu kau mengamuk saat ingatan itu muncul?" Ucap Gojo, tatapan matanya terasa lebih gelap dari sebelumnya

"Mungkin karena itu yang Murasaki rasakan saat itu, ia ingin mengamuk, namun ia perlu memainkan perannya dengan sebaik mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin karena itu yang Murasaki rasakan saat itu, ia ingin mengamuk, namun ia perlu memainkan perannya dengan sebaik mungkin.." [Y/N] kemudian teringat kembali dengan perasaan Murasaki saat itu, ia kembali menahan tangis dengan menggigit bibir bawahnya

"Murasaki selalu memikirkanmu.. maksudku, leluhurmu.." ucap [Y/N], saat menceritakan hal itu, hatinya masih terasa begitu nyeri seperti tersayat sayat

Rasa kesal semakin berkecambuk dalam dada Gojo "Apa leluhurku membiarkan kekasihnya dikirim ke medan pertempuran yang kotor seperti itu?"

"Hn.. Leluhurmu.. menyetujui itu semua, walaupun dia sepertinya menyesali hal itu" jawab [Y/N]

"Aku malu mengakuinya sebagai leluhurku. Maafkan aku" ucap Gojo "Aku jadi tak ingin berlama lama disini. Lagipula kita juga tak mendapat petunjuk apapun tentang teknik segel milik Murasaki di perpustakaan klan ku" tambah Gojo

"Ayo kita pergi ke tempat persembunyian Yuji" ucap Gojo sambil tersenyum lebar, mungkin Yuji yang ceria dapat menghibur [Y/N] saat ini. [Y/N] mengangguk menyetujui hal itu "aku juga ingin memastikan keadaannya secara langsung" ucap [Y/N]

[Y/N] dan Gojo kemudian berpamitan dan pergi dari kediaman utama Gojo dengan para pelayan yang mengantar kepergian keduanya

"Nona [Y/N], tolong jaga tuan kami dengan baik.. kelakuannya memang terlihat seperti anak anak, tapi tuan kami sangat bisa diandalkan" ucap kepala pelayan

"Ha? Hahaha aku? Aku tidak.." jawab [Y/N] dengan canggung dan bingung

Kemudian saat [Y/N] kebingungan, Gojo muncul dari arah belakangnya "Aku tak perlu dijaga, kakek tua" ucapnya pada kepala pelayan sebelum memasuki mobil nya

Saat mobil hendak melaju, seorang pelayan kemudian berteriak dengan lantang "Kami menunggu kabar bahagia soal pewaris klan Gojo!" ucapnya

Gojo dan [Y/N] sama sama terlihat malu dengan pipi yang memerah. Hal itu bahkan membuat keduanya canggung, sampai tak bisa memandang wajah satu sama lain dengan benar untuk beberapa saat.

"Dasar, mereka benar benar tak sopan" ucap Gojo dengan wajahnya yang memerah dan bibirnya yang mengerucut

[Y/N] tak banyak berkomentar, ia hanya berusaha menormalkan kembali suhu wajahnya yang memanas dengan mengipas ngipaskan jarinya

The Wishpering Wisteria || Gojo SatoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang