Wanita itu tersenyum dengan tenang "Kau tak perlu melakukan apapun. Aku hanya tak ingin menghembuskan nafas terakhirku di kelilingi orang orang jahat itu. Mati disini ditemani oleh mu benar benar bukan hal yang buruk" ucapnya, wanita itu kemudian terlihat mengerang menahan sakit yang bersumber dari tanda kutukan yang ada di lehernya[Y/N] terlihat panik melihat itu, ia kemudian mencoba melakukan sesuatu "Dasar sihir ku adalah pemurnian. Aku mungkin bisa melakukan sesuatu pada kutukan yang ada di leher anda saat ini.. setidaknya, kita bisa mencobanya.." ucap [Y/N], ia mulai mendekatkan kedua telapak tangannya pada tanda kutukan yang ada pada leher Ibu nya Gojo dan mulai mengalirkan energi netralisir miliknya
Seketika, rasa sakit itu hilang dari lehernya sesaat setelah [Y/N] mengalirkan energi positifnya. Raut wajah kelegaan kini terpancar dari wajahnya yang kelelahan
"Kau tak perlu melakukan hal merepotkan seperti itu untuk orang yang kau benci.." ucapnya
[Y/N] menggeleng "Kita baru bertemu satu kali, jadi aku belum benar benar membenci anda.."
"Panggil aku Sumire.. namaku Sumire, Gojo Sumire.." ucapnya sambil tersenyum lembut, [Y/N] balas tersenyum lembut ke arahnya. Sepertinya hubungan keduanya mulai membaik saat ini
Beberapa menit berlalu setelah [Y/N] pertama kali mengalirkan energi netralisirnya, namun tanda di leher Sumire masih terus bertambah panjang dan hampir membentuk lingkaran yang sempurna
[Y/N] kembali menekuk kening nya "Garisnya tetap bertambah panjang.. Aku tak tau apa aku berhasil melakukan sesuatu atau tidak" ucapnya
"Kurasa teknikmu hanyabmenetralkan rasa sakitnya. Aku tak merasakan sakit lagi sekarang" ucap Sumire
Lagi lagi, [Y/N] menatap Sumire dengan tatapan iba "Maaf, andaikan aku sekuat Satoru.. aku mungkin bisa membawa anda dengan cepat ke Ierie Shoko.."
Sumire kemudian mengusap lembut surai [Y/N] yang tergerai "Tak apa.. sudah kubilang, mati disini ditemani olehmu tak begitu buruk.." ucapnya
Saat itu, Nanami kembali dari perjalanannya mencari makan malam. Ia menatap bergiliran pada kedua wanita yang sebelumnya seperti canggung, kini terasa lebih akrab
"Aku dapat beberapa sosis, bola daging dan susu yang masih segar di dalam lemari pendingin.. ayo kita makan" ucap Nanami membagikan susu, sosis, dan bola daging pada [Y/N] dan Sumire yang terbaring lemah
"Aku tak perlu. Lagipula sebentar lagi aku mati" ucapnya
[Y/N] menghela nafas panjang "Anggap ini sosis terakhir anda sebelum mati. Di alam baka anda mungkin tak akan menemukan makanan seperti ini, Sumire-san.." ucap [Y/N] yang mengundang gelak tawa dari Sumire
Sumire kemudian menurut dan memakan bagiannya, [Y/N] terlihat tersenyum lega sambil masih mengalirkan energi penetralannya pada leher Sumire
"[Y/N].. Kau juga harus makan" ucap Nanami
[Y/N] menggelengkan kepalanya "Nanti saja, aku masih harus mengalirkan energiku" ucapnya
"Justru itu kau perlu makan" ucap Nanami lagi, ia kemudian membuka bungkusan sosis dan menyodorkannya pada [Y/N] "ini.." ucapnya, menawarkan dirinya untuk menyuapi [Y/N]
Sumire menatap Nanami dengan satu alisnya yang terangkat, ia kemudian mengambil sosis di tangan Nanami dan memukul lengan Nanami dengan sedikit kencang
"Waw. Kenapa anda?" Ucap Nanami, ia tak mengira dirinya akan dipukul oleh Sumire
"[Y/N] itu pacarnya Satoru anakku. Kenapa kau yang harus menyuapinya? Biar aku saja!" Ucapnya, yang membuat Nanami dan [Y/N] saling bertukar tatapan bingung nan canggung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wishpering Wisteria || Gojo Satoru
FanfictionMurasaki, seorang penyihir jujutsu wanita di era Heian yang berhasil menyegel Sukuna bersama dengan para shaman lainnya dengan cara menipu dan menghianati Sukuna. Sementara itu, [Y/N] yang merupakan reinkarnasi dari Murasaki kini berhadapan dengan b...