Setelah makan siang, Gojo benar benar menyiapkan sepuluh pelayan dengan kapasitas energi kutukan yang berbeda beda. Di paling ujung, ada kepala pelayan. Itu artinya Gojo menilai kepala pelayan sebagai orang dengan kapasitas energi kutukan tertinggi di kediaman ini
"Kau siap, [Y/N]?" Tanya Gojo, yang dijawab [Y/N] dengan anggukan. Jantung nya sedikit berdebar dengan lebih cepat, rasanya seperti ikut dalam sebuah ujian penilaian
Gojo kemudian maju kedepan [Y/N] dan menjelaskan tahapannya pada para pelayan "Baiklah~ para relawan. Sebelumnya aku ucapkan terimakasih karena telah dengan senang hati membantu [Y/N] untuk mencoba tekniknya" ucap Gojo
"Kau yakin mereka dengan senang hati melakukan ini? Bukan karena kau yang memaksanya?" Tanya [Y/N] berbisik pada Gojo. Gojo hanya menjawab [Y/N] dengan senyum yang lebar, yang membuat [Y/N] tak yakin dengan apa maksudnya
Gojo kembali menjelaskan aturannya "Orang pertama, dari kiri ke kanan. Pertama, keluarkan energi yang kalian miliki secara maksimal. Setelah itu [Y/N] hanya akan menyentuh lembut daerah sekitar perut kalian. Setelah itu, kembali keluarkan energi kalian. Mataku yang akan menilai semuanya" ucapnya
Semua orang nampak mengangguk mengerti, beberapa orang bahkan mengacungkan jempolnya dan bersorak untuk [Y/N]
Setelah [Y/N] menempelkan tekniknya pada semua orang, Gojo kemudian memerintahkan semua orang untuk beraktifitas seperti biasa sambil terus menerus mengeluarkan energi kutukan milik masing masing secara maksimal.
[Y/N] tetap beridiri di tempat, berusaha memusatkan konsentrasi nya agar dapat terus mempertahankan tekniknya pada sepuluh orang yang ada.
Keringat mulai mengucur dari pelipis [Y/N] sejak menit ke tiga puluh "Satoru.. aku.. mmh lelah" ucap [Y/N]
"Jangan berhenti sebelum aku memintamu untuk berhenti, sayangku.." jawab Gojo
[Y/N] menatap nanar pada Gojo, is kemudian menutup matanya, berusaha untuk terus mengumpulkan konsentrasinya
Sampai di menit ke enam puluh, Gojo akhirnya meminta [Y/N] untuk berhenti "[Y/N] cukup. Ini batasmu" ucap Gojo
[Y/N] kemudian membatalkan tekniknya dan seketika terduduk ke atas tanah, nafas nya berat dan tersengal, ia benar benar mencurahkan setiap energi yang dimilikinya saat itu "Kerja bagus, sayangku" ucap Gojo berjongkok di sebelah [Y/N] yang terduduk lemas.
Para pelayan juga terduduk lemas. Mendengar tuannya memanggil [Y/N] dengan sebutan 'sayang', mereka berusaha menyembunyikan senyum masing masing sambil saling menatap ke arah satu sama lain
Gojo kemudian menepuk nepuk tangannya "Terimakasih para relawan.. Silakan beristirahat dan tak perlu mengerjakan pekerjaan apapun lagi" ucapnya pada para pelayan
Ia kemudian berbicara pada [Y/N] "Dua jam lagi, kau hanya perlu menahan energi satu sampai dua orang yang setara dengan kepala pelayan. Itu juga bagus untuk melatih pengelolaan energimu" ucapnya
"Baiklah.." ucap [Y/N] lesu
"Tuan.. tolong jangan terlalu keras pada nona.." ucap kepala pelayan tersenyum, sambil berlalu pergi
Setelah sesi kedua selesai, Gojo kemudian mengambil sebuah kesimpulan, kali ini ia hanya berdua dengan [Y/N]. Gojo duduk di sofa yang ada di kamar [Y/N], dan [Y/N] berbaring lesu diatas pangkuannya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wishpering Wisteria || Gojo Satoru
أدب الهواةMurasaki, seorang penyihir jujutsu wanita di era Heian yang berhasil menyegel Sukuna bersama dengan para shaman lainnya dengan cara menipu dan menghianati Sukuna. Sementara itu, [Y/N] yang merupakan reinkarnasi dari Murasaki kini berhadapan dengan b...