Kekhawatirannya

139 25 16
                                    

Tembus 1005 Kata

°•°•°

Target Jimin hari ini, lima belas soal matematika dan lima belas lagi soal fisika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Target Jimin hari ini, lima belas soal matematika dan lima belas lagi soal fisika. Mungkin ditambah beberapa soal bahasa dan sejarah. Waktunya tidak banyak, sebentar lagi ujian kenaikan kelas akan diselenggarakan. Banyak hal yang harus Jimin siapkan supaya tidak lagi dan lagi mengecewakan Ayahnya, apalagi sampai dipermalukan ditengah khalayak banyak. Meski tidak mampu setara dengan Taehyung, setidaknya Jimin harus meningkat dari sebelumnya.

Untuk itu, ia harus rela memangkas jam tidurnya. Selama dua bulan, Jimin terus melakukan hal yang sama. Begadang ditengah malam dan baru tidur saat waktu mendekati fajar. Mungkin cuma dua atau satu setengah jam yang Jimin pergunakan untuk mengistirahatkan mata dan otaknya yang tegang, setelah dipakai berpikir keras.

Orang bilang, tidak ada yang namanya bodoh permanen. Kalau mau berusaha secara tekun dan konsisten. Pasti ada hasil bagus yang bisa diambil diujung perjuangan nanti. Jimin percaya, ia pasti bisa. Suatu saat nanti, ketertinggalannya dengan yang lain akan terkejar dan akhirnya seimbang. Saat itu tiba, Jimin baru bisa menyebut hidupnya normal seperti kebanyakan orang.

Jimin memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Mengusir rasa pegal. Lalu mengucek matanya yang terasa perih. Mungkin sebab terlalu lama terpapar cahaya lampu belajar. Tapi Jimin tidak boleh gentar, ia terus mengerjakan sisa soal yang ada. Sekitar dua puluh soal lagi.

Dengan teliti dan gigih, Jimin berusaha mengerjakan setiap soal serapih mungkin. Membiarkan jarum jam terus berputar dan menunjukan jam dua dini hari. Sesekali menepuk pipinya saat kantuk datang. Namun ditengah fokusnya, atensi Jimin justru terintrupsi pada sesuatu yang jatuh diatas bukunya.

Dengan rasa terkejut Jimin menyentuh tetesan diatas bukunya menggunakan ujung jarinya. Amis darah, Jimin langsung diserang pening seketika saat ia menyadari cairan itu keluar dari hidungnya. Lantas Jimin bercermin pada cermin meja. Darahnya turun banyak, sampai  mengenai bibirnya.

'Baru dua bulan Jimin. Payah sekali dirimu. Dasar bodoh.' Jimin menundukkan kepalanya. Membiarkan darah yang keluar dari hidungnya turun sesuka hati. Sementara tangannya menarik laci meja, mengambil sekotak tisu dari sana.

Tidak mau berhenti, panik-lah Jimin jadinya. Sudah dijejalkan tisu kedalam lubang hidungnya. Saat dilepas, malah keluar lagi,

'Sialan sekali..."Agh! Bunda bagaimana ini." Lemas lama-lama, gara-gara bukan sekedar mimisan, kepala Jimin juga terasa seperti berputar-putar.

"Jimin-ah, kenapa lampu kamarmu ma— Yya! Jimin-ah!" Seperti biasa, Taehyung mirip cenayang yang bisa membaca keadaan. Selalu datang diwaktu dan tempat yang tepat, "Kau kenapa? Ya Tuhan, Jimin-ah darahnya banyak sekali."

Tanpa JedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang