Pembelaannya

139 23 9
                                        

903 Kata

°•°•°

Ayah bilang, penyakit pikiran itu menular

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayah bilang, penyakit pikiran itu menular. Lalu Jimin mengetikkan perkataan Ayah pada mesin pencarian didalam ponselnya.

Artikel-artikel itu bilang, memang benar. Bukan semudah virus flu, tapi mereka menyebar sebab paparan satu individu lewat cara mentransfer suasana hati secara sengaja atau tidak. Contohnya saja, sikap dan pemikiran negatif hanya akan membuat suasana memburuk dan itu berdampak pada sekitar secara meluas.

Pertanyaannya apa Jimin melakukannya? Sampai Ayah begitu marah padanya. Bukankah wajar jika sebuah nilai dalam belajar mengalami naik turun dibeberapa waktu. Lantas kenapa Jimin disalahkan saat Taehyung mengalami penurunan hasil belajar.

Ayah terus menuduh Jimin sebagai penyebabnya. Menyalahkan seluruh sikap yang Jimin punya, terutama Ayah sangat gencar menyenggol soal kebodohan Jimin. Hanya sebab terkadang Taehyung mengajari Jimin beberapa hal. Dan hanya beberapa hal. Terlebih bukan Jimin yang meminta tapi Taehyung yang datang sendiri padanya.

Tapi Ayah terus menyalahkannya. Ayah bilang Jimin menularkan penyakit sampai membuat Taehyung tidak fokus belajar. Padahal yang Jimin rasakan, ia tidak pernah melakukan apapun selain diam. Sedang Ayah bicara seolah Jimin banyak tingkah dan menarik Taehyung agar dekat dengannya. Kenyataannya, Satu inci pun Jimin tidak ingin dekat dengan Taehyung, apapun keadaannya.

"Kim Taehyung!"

Mata Jimin langsung terpejam kuat. Tangannya meraba-raba meja belajarnya. Mencari penyuara telinganya. Setelah dapat, ia sambungkan langsung pada ponselnya. Memutar lagu sekencang-kencangnya agar suara diluar tidak memasuki pendengarannya.

'kau harusnya ingat Jimin, Ibumu sakit jiwa! Penyakit itu pasti menurun padamu!' 

'Jangan menganggu Taehyung, Jimin. Dirasa satu-satunya harapan Ayah.'

'Ayah sudah tidak punya muka karenamu kebodohanmu. Tolong jangan banyak tingkah dan memperburuk keadaan!'

Seiring suara Ayah yang kembali terngiang, menyingkap alunan musik yang Jimin dengar. Tangannya meremat ponselnya tanpa sadar. Berkeringat dan gemetar, 'Ini salahku.' dan terus begitu yang Jimin ucapkan. Semakin intens saat suara Ayah yang berputar-putar dikepalanya semakin kencang.

'Ayah seharusnya tidak bicara seperti itu! Jimin juga anak Ayah. Dia adikku, Yah!'

'Ayah menyesal memperkenalkan anak itu sebagai Adikku Taehyung. Bersumpah Ayah menyesal.'

'Ayah!'

"Sudah, sudah!" Melempar ponselnya hingga terpelanting dilantai. Hancur didekat lemari pajang. Seperti menciut, Jimin kian menempelkan dirinya pada sudut meja. Penyuara yang menyumbat telinganya mati, sebab ponselnya yang juga rusak. Jimin melepasnya asal, lalu memukul telinga kanannya, "Taehyung, sudah! Ayah!"

Tanpa JedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang