Kemarahannya

197 30 9
                                        

Tembus 1286 Kata

°•°•°

Punggung Jimin membentur dinding dari bangunan belakang sekolah yang dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Punggung Jimin membentur dinding dari bangunan belakang sekolah yang dingin. Jimin tidak suka cari masalah, tapi orang lain senang sekali melibatkannya dalam keburukan suasana hati mereka. Kalau satu lawan satu, Jimin rela masuk ruang kedisiplinan demi membela dirinya. Tapi ini bertiga, baruelaean sedikit saja, Jimin malah kena pukul dibagian lain.

'Sial sekali hidupku, tidak ada damai-damainya.' Bingung sekali. Apa Tuhan membenci Jimin sampai menciptakan kehidupan semeyedihkan ini untuknya? Atau Tuhan marah pada tindakan Bunda hingga Jimin yang terkena imbasnya? Apa mungkin Tuhan bersikap begitu.

"Minggir!" Memberanikan diri beranjak pergi. Jimin malah mendapatkan perlakuan kasar lagi. Bahunya sengaja didorong hingga punggungnya kembali membentur dinding.

"Tidak Adiknya, tidak Kakaknya. Senang sekali mempermainkan orang lain." Salah satu dari mereka bicara. Kalimat yang terdengar seperti omong kosong buat Jimin.

Mereka, tiga murid laki-laki dihadapan Jimin adalah orang-orang yang pandai. tidak ada yang meragukan kemampuan mereka sebagai bibit unggul kebanggaan sekolah. Tapi lihat tingkah rendahan mereka sekarang. Jimin rasa keledai jauh lebih pandai.

"Aku tidak ada urusan dengan kalian. Kalau kalian marah pada Taehyung, datangi saja orangnya. Jangan menggangguku." Jimin juga bisa menggunakan kekerasan. Tangannya mampu berbuat kasar dengan melakukan dorongan yang sama. Hingga membuat orang yang membenturkannya ke dinding terhuyung, hampir jatuh.

"Sialan! Cari mati rupanya." Tidak terima, orang itu menarik kerah seragam Jimin. Memasang wajah menantang dan berusaha terlihat sangar, "Selain bodoh, ternyata kau tidak tahu diri juga. Tidak pandai tapi banyak lagak."

Sayangnya, Jimin sama sekali tidak menunjukkan ketakutan. Tidak perlu memasang wajah kurang ajar untuk terlihat menakutkan. Terlalu ber-effort. Sementara Jimin tidak mau membuang tenaganya untuk spesies manusia peruntah, "Setidaknya aku bukan pecundang yang mainnya keroyokan."

Nada bicara Jimin santai, tapi sudah mampu membuat orang dihadapannya terbakar api kesal. Terasa dari rematannya yang semakin kencang, "Lihat siapa yang bicara. Sampah sekolah."

"Aku sampah?" Jimin menarik satu sudut bibirnya, "Kriminal sepertimu lebih sampah. Sampah masyarakat."

"Tutup mulutmu sialan."

Jimin juga tidak mau kalah mengajarkan umpatan andalannya, "Singkirkan tangan kotormu pecundang."

"Persetan soal Taehyung. Menghajarmu jauh lebih menarik sekarang." Tidak peduli baju Jimin akan kusut. Rematan yang orang itu lakukan semakin kencang saja. Seolah ingin meleburkan fabric dalam genggaman tangannya.

Tanpa JedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang