Valinada Rahadis memilih mengakhiri hidup usai mahkota berharganya direbut paksa oleh mantan kekasihnya.
Namun, siapa yang menyangka ketika membuka mata, Valina malah mendapati dirinya masuk ke dalam cerita pendek berjudul Naiza.
Hal yang tidak bisa...
Sebelum lanjut baca, aku mau kenalin nih sama anggota baru keluarga kita.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinopsis:
[Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang.
Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, bukan dinding kamarnya yang menyambut melainkan ruang kelas yang membuatnya seketika berjenggit.
Dan di sanalah awal mula kehidupannya dimulai.
Kalisa memasuki tubuh seorang gadis bernama Kaleza Odira, gadis SMK yang pelulusannya tinggal menghitung minggu. Kaleza juga memiliki kembaran bernama Delaza Lantana, seorang gadis yang nantinya bakal menjadi tunangan dari seorang pria bernama Zairo Ranggala Caler.
Kalisa tentu tau siapa itu Zairo. Orang berkuasa di kotanya yang sudah terkenal dalam kepiawaiannya memainkan bisnis.
Namun, nasib sial harus menimpa Kalisa.
Dengan dalih pendidikan Delaza, Kalisa diminta menggantikan posisi Delaza selama sebulan menjadi calon tunangan Zairo yang mana Kalisa sendiri tau cowok itu terkenal dengan sikapnya yang temperamental, arogan, serta sikap kasar dan juga dinginnya.]
Gimana untuk spoilernya.
Aku liat cerita ini udah lumayan banyak sih draft-nya jadi aku putusin up.
Moga suka yaa.
Selamat membaca...
❄❄❄
Alunada mengikat rambut panjangnya sembari itu tatapannya terlempar ke depan. Yakni mengamati anak-anak yang bermain.
Bibirnya bergerak membentuk lengkungan manis lantaran ada anak yang memberikannya fingeheart padanya. Ughh, Alunada jadi baper.
Terhitung sudah 3 tahun ia berada di desa pun Alunada menikmati peran gurunya sudah setahunan lebih. Selama itu pula dia enggan pulang, entahlah, tempat ini seakan memiliki daya tarik yang terus menahan Alunada untuk tetap berada di sini.
Menjadi guru tentunya bukan keinginannya, namun entah apa yang mendorongnya hingga Alunada memberanikan diri menjadi guru honorer yang gajinya bahkan tidak menentu kapan keluar.
Yang pasti Alunada teramat menikmati perannya sebagai ibu guru penyabar dan baik hati. Setidaknya itulah yang disematkan padanya oleh orang-orang sini.
"Hah?" Alunada yang baru pulang, bahkan pantatnya baru mendarat di kursi berbahan rotan saat Gantari datang memberikan info bahwa lusa Alunada harus ke kota.
